New Chapter Begins : Perjalanan menjadi Ibu
Keraguan.
"Apakah saya layak menjadi seorang Ibu?", Itu adalah pertanyaan yang diam-diam sering saya bisikkan pada diri sendiri—dan mungkin juga, menjadi gumaman hati dari orang-orang terdekat.
Jika melihat ke belakang, rasanya seseorang seperti saya tak pernah benar-benar tampak siap menjadi seorang ibu. Seorang Jacklyn yang semberono, tidak terlalu tertarik dengan anak kecil, tidak telaten dalam mengurus sesuatu, selalu menginginkan segalanya berjalan cepat dan mudah,
Terlebihnya, saya tumbuh dengan pandangan skeptis terhadap peran orang tua yang terasa seperti ‘terpaksa’, bukan panggilan hati. Saya menyaksikan banyak orang tua yang selalu ala kadarnya dalam membersarkan anaknya.
Namun rupanya, ketidaksiapan pun bisa menjadi awal dari sebuah perjalanan yang tak pernah ku sangka-sangka di masa remajaku lalu.
Dan perjalanan itu, dimulai dari satu kehilangan yang mengubah cara saya melihat banyak hal.
*****
Pada awal April 2022, anak pertama saya lahir terlalu cepat—di usia kehamilan 13 minggu.
Kehadirannya yang singkat meninggalkan jejak dalam yang tak kasatmata, tapi sangat terasa.
Setelah hampir tiga tahun, kami berproses, melewati musim-musim diam, menutup telinga dari pertanyaan sekitar: kapan? kenapa?.
Saat hati mulai tenang dan beberapa pencapaian hidup sudah kami raih, kami akhirnya tiba di babak kesiapan—membentuk versi baru dari kami.
Dari dua, menjadi tiga, yang terlahir dari cinta, waktu, dan banyak pembelajaran hidup.
Awal Kehadiran
Setelah menunda cukup lama, kami sampai juga di tiitk ini,
Puji Tuhan, di awal Oktober 2024, saya dinyatakan hamil. Jujur, saya sempat tidak yakin bisa hamil secepat itu, karena saat itu jadwal kerja saya sangat padat, mobilitas tinggi, bolak-balik luar kota, tubuh terasa begitu lelah dan pikiran yang stress karena kerjaan.
Tapi di tengah kesibukan dan kelelahan itu, dua garis merah hadir, membawa kabar paling sunyi namun paling menggugah hati.
Lalu ada yang sempat bertanya, "Apakah saya Promil?", Jawabannya "Hanya promil Alami".
Diawal tahun 2024, saya hanya menyesuaikan masa subur dan sejak akhir 2023 rutin mengonsumsi Vitamin I-Folic dari Blackmores. Itu saja.
Perasaannya? Tentu saja bahagia.
Namun sering kali, di balik bahagia ada takut yang tak bisa disangkal.
Takut hal-hal di luar kendali kembali terjadi, seperti pada kehamilan pertama saya.
Tapi rupanya, si kecil ini tetap memilih kami sebagai orang tuanya.
Ia hadir, bertumbuh, dan mengakar bersama doa-doa kami.
Proses Kehamilan: Hadiah dari Langit
Kehamilan kali ini terasa seperti hadiah yang sangat personal dari Tuhan.
Si kecil yang bersemayam di rahim saya begitu pengertian, seolah ingin membuat segalanya terasa ringan.
Saya memutuskan untuk tidak membagikan apa pun tentang kehamilan ini di media sosial.
Entah mengapa, rasa ingin menyimpannya untuk kami sendiri dan orang terdekat terasa lebih besar daripada keinginan untuk mengabarkannya pada dunia.
Hanya mereka yang benar-benar bertemu langsung dengan saya yang tahu bahwa saya sedang mengandung.
Padahal, kehamilan saya bisa dibilang cukup mudah.
Di trimester pertama, saya tidak merasakan mual, muntah, atau pusing. Saya bisa makan apa pun yang saya inginkan. Satu-satunya gejala hanyalah kantuk yang juga masih saya tahan.
Trimester kedua dan ketiga pun berjalan sangat lancar. Tidak ada nyeri pinggang, kaki tidak bengkak, berat badan stabil, bahkan saya masih bisa melakukan perjalanan keluar kota berkali-kali. Dan katanya, wajah saya justru terlihat lebih cerah dari biasanya :)
Tuhan sungguh memudahkan. Dan saya pun terus berdoa agar proses melahirkan juga dimudahkan.
Dan sekali Doa saya dikabulkan.
Dia Datang
Tepat pada 25 Mei 2025 pukul 14.35 WITA, bayi kami lahir.
Tangis pertamanya memecah hening ruang operasi yang dingin. Ia menangis kencang dan lantang.
Ia lahir membawa harapan. Ia adalah “Amin” yang dikabulkan oleh Tuhan.
"Binar Mentari Kasih"- Bab baru dimulai.
Nama itu yang kami berikan untuknya.
Nama indah yang kami pilih dan amini sepenuh hati.
Sebuah nama berbahasa Indonesia, yang lembut dan penuh makna.
Belum banyak yang bisa saya tulis untuknya, karena hanya doa-doa yang bisa kami ucapkan, yang pasti semoga Saya dan Zem bisa membersamaimu sejauh kamu melangkah dalam keadaan sehat dan penuh rasa bahagia. Amin.
Untuk Suamiku, Zem Dani
Terima kasih telah bersabar membersamai saya.
Dari keputusan untuk menunda, sampai saya merasa siap—kamu tetap mendukung semuanyaa.
Selama hamil, Kamu memastikan saya makan bergizi, cukup istirahat, dan cukup bahagia.
Kamu adalah alasan utama mengapa proses ini terasa begitu mudah. Semua moment itu terekam di memori Saya.
Untuk Anakku, Binar
Terima kasih telah memilih kami.
Terutama saya—ibumu—yang jauh dari kata sempurna.
Tapi yakinlah, saya selalu berusaha mencintaimu dengan cara terbaik yang saya bisa.
Semoga langkah-langkah kecilmu selalu diberkahi Tuhan.
Untuk Jacklyn Fiorentina,
Bab baru dalam hidupmu sudah dimulai,
musim kehidupan berganti,
meskipun hidupmu berubah drastis tetaplah mencintai dirimu sendiri terlebih dahulu,
karena untuk mengisi tangki cinta ke hidup Binar, tangki cintamu juga harus penuh terlebih dahulu.
Binar sudah 2 bulan 14 hari |
Dan Semoga sampai tujuan dalam membersemai Binar ; selamat, sehat dan bahagia.