Kasih sepanjang jalan bernama Nenek Mama

"dede, mau moko pulang? sehat-sehat, panjang umur, salama' le" adalah ucapan-ucapan baik yang sering diucapkan oleh nenek ketika saya ingin kembali pulang. 

hal-hal seperti itu tidak akan pernah saya dengar lagi karena Nenek saya telah berpulang pada tanggal 15 January 2023. 



kali ini saya akan menulis dengan sangat jujur tentang keberadaan nenek saya. tulisan ini adalah tulisan paling jujur yang pernah saya buat. 


----

saya dibesarkan oleh orang tua tunggal, diantara banyak keputusan besar yang diambil mama saya, 1 hal yang perlu kami syukuri adalah kembalinya mama saya pada Ibunya. Ibu inilah yang kemudian saya panggil nenek. 


nenek yang kemudian menjadi bagian dari proses kanak-kanak hingga saya remaja, menjadi bagian dari setiap proses kehidupan saya menjadi seperti sekarang ini. 


saya akan menggambarkan bagaimana sosok nenek dalam kacamata saya ; 


nenek mama, begitu kami memanggilnya, adalah pekerja keras. jika jaman sekarang kita menyebutnya independent women, maka dulu nenek saya masuk dalam category itu. Ia menghabiskan waktu untuk mencari uang dari pagi sekali hingga menjelang sore dengan berjualan bumbu-bumbu dapur di Pasar Pagi Rantepao, dari pekerjaan inilah nenek mama bisa selalu memastikan saya hidup yang layak dan tanpa pernah membuat saya kelaparan. 


selain pekerja keras dia juga punya watak yang keras. dia jarang tersenyum. mungkin kala itu karena Ia lelah bekerja jadi energynya sudah terkuras habis ketika sampai di rumah. sehingga bawaanya selalu terlihat marah atau "ma'tepe-tepe". 


walaupun nenek mama hanya lulusan SD tapi dia lancar membaca, dia sering menonton TV dan membaca berita kala itu. hiburan satu-satunya yanng ia miliki hanyalah Televisi. 3 tahun terakhir ini saya ingin memberinya HP android, mau mengajarinya berselancar di dunia maya, mengenalkan kepadanya bahwa di luar sana dunia sudah berubah banyak, hanya saja kondisi nenek saya tidak memungkinkan lagi untuk bermain gadget, karena fungsi tubuhnya sudah banyak menurun. 


semasa hidupnya, nenek saya selalu menjaga makananya, ia tidak makan sembarang, dan makan dengan porsi yang lebih sedikit. hal itulah yang membuat usia senjanya tidak begitu disiksa pelbagai penyakit mematikan. Ia pergi karena semua fungsi organ tubuhnya memang sudah menurun, hingga menemui batas bawah, lalu kembali ke kodrat manusia, kembali pulang pada sang pemberi hidup. 


nenek saya seorang muslim, walaupun begitu, dia ikut merayakan natal bersama saya, pun saya akan ikut merayakan idul fitri bersamanya. dulu waktu kecil, nenek berapa kali membawa saya ke masjid ketika shalat Ied karena pasti dapat kue yang banyak sepulang dari sana. dibesarkan di keluarga yang cukup beragam juga sangat berpengaruh pada kehidupan saya hingga dewasa. nenek, lebaran tahun ini pasti akan berbeda. rumah tidak akan ramai lagi, tidak akan ada kue yang berjejer lagi di meja rumahmu. 


---

Banyak sekali moment dalam kepala saya yang membekas dalam ingatan tentang sosok nenek mama yang telah membesarkan saya.


2021

saat saya remaja nenek saya itu adalah emergency call ketika kesulitan menghampiri hidup, walaupun dia dulu suka marah-marah  tapi dialah yang akan selalu siap siaga membantu saya.


nenek selalu menjadi ibu peri saat mama saya marah-marah, atau ketika saya mau jajan tapi mama tidak memberikan uang, dan tentu saja nenek selalu punya uang yang bisa diberikan kepada saya kapanpun itu. bagi ku dia seperti punya kantong doraemon. 


setiap dia pulang dari pasar pasti saya akan datang kepadanya dan bertanya "nenek bawa kue apa?" yang kemudian menjadi rutinitas setiap sore saya bertanya seperti itu. 


1995- Nenek dan Cucu2nya.

waktu SMA lekat dalam ingatan, saya ingin membeli sepatu drum band karena saya jadi mayoret kala itu, tapi karena harganya mahal mama saya belum mampu membelikannya, eh ternyata nenek saya menyuruh mama untuk membelikan secara diam-diam. 


atau dulu saat saya SMP saya ingin membeli HP, lagi-lagi dia membelikan saya HP yang katanya dia baru habis naik arisan jadi punya uang untuk membelikan saya HP dan disuru milih pula keluaran Hp terbaru saat itu. 


tahun 2009 saya dan nenek sempat berlibur ke Bali menghampiri om saya, yang kemudian 2 tahun kemudian membuka pintu saya kuliah di Bali. 

Tanah Lot,2009


Dari kecil saya itu suka sekali jatuh sampai saya dipanggil "galempo", dan nenek mama punya keahlian khusus untuk mengurut, jadinya saya adalah pelanggan tetapnya. Sewaktu saya mau merantau ke Bali, nenek berkata sambil mengurut kaki saya :

 "kalau kau jodoh dengan Bali, kakimu ini gak bakal kambuh lagi, sebaliknya kalau tambah sakit, kau pulang saja, kuliah di Makassar" dan ternyata setelah itu kaki saya benar-benar tidak pernah sakit lagi. Justru malah membawa saya ke tempat-tempat luar biasa yang tidak pernah dilihat nenek mama. 


---

5 tahun atau lebih, kondisi nenek saya menurun, dia sudah tidak selincah seperti dulu, aktivitasnya banyak dihabiskan dengan tidur. saat saya menikah 2 tahun lalu, kondisinya mendadak sehat, sayangnya dia hanya bisa di rumah saja dengan memakai baju yang saya belikan walaupun kebesaran, menunggu saya pulang dan memeluk saya erat dengan untaian doa semoga perjalanan baru saya ini dipenenuhi dengan berkah. dan lagi-lagi dia berpesan agar memaafkan Papa saya, orang yang sudah menyakiti anaknya dengan sangat. 


seingatan saya, setelah nenek berhenti berjualan di Pasar karena faktor kesehatan, nenek mama menjadi orang yang sangat hangat. dia sering memeluk dan mencium saya, padahal saya sudah sedewasa ini, apalagi kalau saya sudah mau pulang, dia akan merangkul saya begitu erat, mencium tangan saya dan selalu melontarkan hal-hal baik kepada saya, dia juga sudah jarang marah, dia sering sekali tersenyum.  Di penghujung usianya dia dipenuhi banyak cinta.


Selasa, 16 Jan 2024 ; 

Ia dimakamkan di hari selasa yang sangat cerah, padahal sudah berapa hari tempat kami dilanda hujan deras, ditutup dengan tanah kubur yang berkelimpahan dan proses pemakaman yang lancar. 


Istirahatlah dengan tenang nenekku sayang.

saya yakin perjalananmu ke surga pasti dimudahkan. Terima kasih karena sudah merawat, menjaga, dan menyanyangi saya hingga kini, hingga akhir usiamu--sampai tak mengenal batas waktu. 


selain doa mama saya, doa-doa nenek jugalah yang mengitari kehidupan ini, karena itu di dunia ini saya selalu beruntung di dalam banyak hal. 


jika bagi orang kasih sayang seorang Ayah sepanjang jalan, maka bagi saya kasih neneklah sepanjang jalan itu. 



Bandara Hassanuddin, 18 January 2024


CONVERSATION

0 comments: