menyembunyikan rasa
Belakangan ini beberapa dari
orang terdekatku sedang dilanda putus cinta. Walaupun alasan mereka putus
berbeda tapi alasan mereka bersedih tetaplah sama. Tidak bisa dipungkiri
beberapa bulan terakhirpun kesedihan menghampiri hidupku alasannya sama dengan
mereka. Namun bedanya, saya memilih untuk merasakannya sendiri.
Sering sekali sahabat-sahabat
saja mengatakan bahwa saya adalah orang yang paling sok kuat di dunia ini
padahal hatinya hancur sejadi-jadinya. Saya hanya bisa tertawa mendengar itu
semua. Memang benar saya adalah wanita yang paling sok kuat dari semua yang mereka kenal. Tapi itu adalah pilihan yang
sudah menjadi kebiasaan dalam hidupku. Memakai topeng berlapis-lapis sehingga
tak ada yang tahu apa yang sedang saya rasakan.
Bukan hanya tentang patah hati,
melainkan jatuh cintapun sedemikian rapat saya simpan sampai kalian sendiri
yang tahu dengan cara lain. Bagi yang mengenal saya, kalian pasti tahu bahwa
saya jarang sekali mengupload foto
bersama pacar di sosial media manapun atau sekedar memberi tahu dunia bahwa
saya benar-benar bahagia karena telah menemukan cinta lagi pun jarang. Saya
memilih bermain di dalam kata, menyembunyikan perasaan dalam sebuah kalimat
yang tersusun sedemikian rupa, kata-kata manis dan pahit yang mengandung arti
tersirat. Sesekali saya juga menulis beberapa bait puisi ketika sayapatah hati namun
3 tahun belakang ini, saya sudah jarang sekali menulis tentang betapa saya
mengais kenangan dan bersimbah pilu dari sebuah perpisahan.
Semua orang memang punya pilihan
untuk permasalahan hidupnya, ada yang membagikan ketika mereka jatuh cinta
sehingga mereka yang melihatnya menjadi iri, ada juga yang menyembunyikannya
sehingga mereka menjadi bertanya-tanya dan saya ada di pilihan ke dua.
Jatuh cinta dan patah hati bagi
saya biasa saja ketika di depan kalian, namun segala manis dan pahitnya ku
rasakan sendiri tanpa perlu membaginya bahkan di blog ini (setidaknya tidak semuanya).
Yaa, semenyenangkan dan semenyedihkan
itulah hidupku.