kepada kesukaanku


Kepadamu yang selalu membuat hatiku  pilu dan kelu ketika tak tahu kabarmu.
Hatiku selalu pilu tak beralasan ketika aku tak tahu kau sedang apa dan dimana, sepotong tekspun tak ada bahkan sedetik suaramupun tak terdengar. Betapa hatiku kelu ketika aku membayangkan apakah dirimu juga sedang –tidak- memikirkanku yang tak memberi kabar terlebih dahulu? Kerap akan ada suara-suara yang tak asing bernyanyi dengan sadis seolah memberi kabar keberadaanmu. Suara-suara yang  berasal dari pikiran salahku tentangmu yang cepat-cepat ku matikan.

Maafkan aku,  karena telah menyukaimu. Kamu sudah masuk dalam daftar kesukaanku, menjadi candu dari segala rasa yang tercap diperasaanku. Tapi apakah itu salah jika aku menjadikanmu kesukaanku? Seperti anak kecil yang menyukai permen dimana ketika itu habis ia akan menangis. Tidak, aku tidak akan menyamakanmu dengan permen, kau lebih manis dari permen manapun, terbukti kopi pahitpun sanggup ku teguk sampai yang tersisa hanya ampas asalkan kau ada di depanku.

Namun, terlalu menyukai juga tak baik, karena jika yang kau sukai tidak lagi bersamamu, betapa pedihnya kehilangan itu. karena seperti yang kita tahu, ada kalanya yang kau sukai itu juga akan disukai orang lain, kemudian dia akan pergi mencari yang mana paling menyukainya. 

Jika itu terjadi, adakah yang bisa membuatku lebih tabah dari sebuah pertemuan penuh tawa denganmu? Ku rasa tak ada. Karena tak tahu kabarmu dalam beberap saat saja sudah membuatku gelisah terlebih tak tahu kabarmu dalam waktu yang lama. 

Kelak, jika hari itu tiba, izinkanlah aku  membaca kata-kata yang pernah ku rangkai  dengan rasa suka yang ku mainkan dengan sesukaku, dan nanti jika hari itu datang, apakah kau akan tetap  membaca beberapa luka yang akan ku sulam menjadi kata penuh duka? -


starbucks, maret 2014
dari yang masih sama, 
tetap menyukaimu..

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment