hari yang penuh dengan kegelisahan

Aku terbangun dari tidur soreku. Keringat bercucuran seperti habis berlari, ah kota ini masih saja panas setelah bulan november yang merindukan hujanpun mendakati tengah bulan. Aku bangun dengan pikiran yang sangat gelisah. Seketika aku mencari ponselku, menghubungimu adalah hal pertama yang akan ku lakukan ketika aku sedang banyak pikiran. 

Tak banyak yang ku ucapkan, yah dengan hanya mendengar suaramu saja aku sudah sedikit tenang. Aku mendengar bahwa kau sangat lelah karena telah melakukan perjalanan jauh, aku hanya bisa mengatakan, istirahat saja. Jangan melakukan hal yang sering kau lakukan itu, nanti kamu sakit. Kemudian kamu mengatakan, aku kenapa? Tumben sekali menelvon sore seperti ini, aku terddiam beberapa saat, air mata diujung mataku jatuh, tangis yang tertahankan seakan melawan untuk menumpahkan segalanya. “ah, mumpung aku lagi di kos, jadi aku sempatkan menelvonmu” kamu malah menjawab aku sibuk sekali.

Aku berusaha mengontrol batinku yang sebentar lagi pecah karena tak tahan mendengarmu bercerita banyak. Entah kenapa semakin aku mengenal banyak hal, semakin pula aku enggan untuk menceritakanmu, padahal aku tahu bahwa kau ingin mendengar ceritaku.

Ibu, banyak hal yang terjadi disini, aku lelah bu, aku ingin pulang ke rumah, aku rindu tidur di kamarku, aku ingin melihatmu dan mendengar ceritamu tentang apapun.

Tapi aku tahu aku bukan lagi anak kecil, yang harus merengek meminta pulang ketika jauh dari rumah, atau menangis karena diusilin teman, aku sudah cukup besar untuk dikatakan remaja, tapi tidak cukup untuk dikatakan dewasa. banyak hal yang harus ku selesaikan disini, tanggung jawabku masih banyak. Sedikit lagi bu, maka semua yang kau kwatirkan akan berlalu.

Ibu, hal yang palingku takutkan di dunia ini bukan ditinggalkan pacar, atau tidak bisa membeli handphone bagus, aku hanya takut tidak bisa membahagiakanmu karena aku bukanlah anak yang punya sesuatu yang bisa kau banggakan, dan aku tahu kamu tahu itu. aku janji aku akan membuatmu bahagia dengan caraku sendiri, karena itulah tujuan hidupku. bersabarlah.

Semoga kamu selalu sehat dan berbahagia selalu, jangan kwatirkan aku lagi, aku pasti akan baik-baik saja.

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment