Pernahkah langkahmu
serasa dipersulit, saat mereka dimudahkan untuk tujuan yang sama? Aku pernah, bahkan beberapa
kali, aku harus menempuh usaha yang sedikit lebih keras dan panjang dari mereka.
Cerita KKN tidak pernah habis. Salah satunya berawal dari sini,
Kuta, Sunny
16, akhir bulan July, 02:30 WITA
Saat semua orang sibuk bersorak-sorai dan
mengeluh karena mereka semua sudah mendapatkan lokasi KKN, dipojok teras cafe
itu, aku masih duduk lemas sambil menutup laptopku, kemudian menelvon beberapa
temanku, bahwa ada kesalah dari pihak LPPM jadi aku tak bisa memilih lokasi KKN
saat itu juga. Melihat kelegaan mereka membuatku semakin gelisah, karena aku
harus menunggu beberapa jam lagi untuk tahu aku KKN dimana. Aku memutuskan
untuk segera pulang karena kondisiku yang sebenarnya sangat sedih karena belum
tahu akan melewatkan 30 hari dimana, diperparah hari itu aku masih ada ujian.
Pukul 03.15 aku merabahakan tubuhku diatas kasur,
rasanya malam itu begitu panjang , menunggu pagipun seperti menunggu malam
lagi, lama sekali. Aku berusaha membuat pikiranku tenang, bahwa semua akan
baik-baik saja, dan menfokuskan diri pada ujian hari itu juga.
Pukul 09.00 aku berangkat ke bukit seorang
diri dengan perasaan yang tak karuan. Sesaampai di LPPM aku bertemu dengan
salah seorang pegawai yang mengurus bagian KKN, setelah mencari letak
kesalahannya dimana, akhirnya terbukti bahwa pihak LPMM yang salah karena aku
jelas sudah memenuhi administrasi yang diajukan. Ternyata salah satu pegawai
yang meratifikasi data-dataku, salah membuka akun, dia membuka akunku yang satu
lagi. Dan aku harus mengakui, disini juga aku salah, karena mempunyai dua akun.
Kenapa aku punya dua akun karena aku yang pertama dibuatkan oleh teman yang aku
lupa paswordnya apa, kemudian akun kedualah yang sebenarnya aktif tapi pihak
LPMM malah meratifikasi akun pertama, jadi ketika aku logn in di akun yang ke dua jelas saja tidak bisa. Akhirnya setelah diperbaiki, ibu
pegawai TU itu menyuruhku mengubungi ketua bagian yang mengurus bagian KKN
utnuk meminta quota tempat lagi karena semua quota untuk fakultas hukum sudah
penuh. Hari yang ku kira akan terselesaikan saat itu juga ternyata harus tertunda
lagi.
Setelah menghubungi pak Putu (ketua bagian
yang mengurusi KKN), aku harus menunggu sampai pendaftaran KKN ditutup yaitu 2
hari kemudian. Dengan keadaan pasrah aku kembali ke Denpasar, menfokuskan
pikiran untuk mngikuti ujian. Diperjalanan sudah terbayang wajah-wajah mereka
yang bahagia dan kecewa karena penempatan lokasi KKN dan tentu saja pertanyaan “kamu
kkn dimana je?” yang akan selalu ku dengar hari itu. Karena aku orangnya malas
menjelaskan panjang lebar secara berulang-ulang jadi setiap ada yang bertanya,
aku pun selalu berbohong dengan jawaban yang berbeda-berbeda. misalahnya “aku
kkn di nusa penida wir”, atau “eh kita sama aku juga kkn di negara”...
Selama 2 hari, hidupku menjadi tidak tenang, menunggu
ketidakpastian dari pihak LPMM, menanti jawaban yang akan menentukan hidupku
selama 30 hari.
Hari itu tiba, sekitar pukul 11.00 aku
bergegas ke Bukit, kali ini tidak sendiri, aku bersama 2 teman yang juga punya
kepentingan berbeda, menyetor berkas KKN yang disertai dengan lokasi Desa KKN.
Sesampai di gedung LPMM aku langsung mencari
pak Putu. Cukup memperkenalkan diri, dia sudah tahu maksud tujuanku datang kepadanya.
“maaf dek, karena kesalahan pegawai saya, jadi kamu boleh milih lokasi KKN yang
kamu mau?” seketika aku merasa inilah berkat dibalik cobaan, aku langsung
memilih desa yang terdekat dengan Denpasar yaitu Tabanan, tapi apa daya, desa
disekitar Tabanan sudah sangat melebihi batas quota untuk fakultas hukum jadi
aku hanya bisa memilih Nusa Penida dan Negara. Aku sempat sedih karena pada
akhirnya akan KKN disana juga. Setelah aku sedikit usaha untuk membujuk
bapaknya, dia menawarkan Kabupaten Bangli, bahkan dia membukakan setiap Desa di
Bangli, untuk aku bisa melihat apakah mahasiswa hukum yang sudah terdaftar
disana, aku akrab atau tidak. kemudian setelah beberapa kali menolak, akhirnya
pilihanku jatuh pada Desa Mengani, karena di desa itu ada teman hukum yang
memang sudah akrab denganku. Kemudian bapaknya menyutui dan membukakan satu quota
lagi untukku. Karena itulah mengapa quota untuk desa mengani 25 orang. Ada penyusup
1 orang, yaitu jacklyn fiorentina.
Dan aku tidak menyesal telah memilih Desa
Mengani, atau mungkin Mengani yang memilihku (?), orang-orangnya yang asik,
menyenangkan, penuh tawa dan berkarakter unik terangkum disini, yah walaupun
desanya jauh dipelosok sana, hubungan kami masih berjalan sampai sekarang dan
tidak putus begitu saja. berakhir tanpa ada konflik dan hanya menyisakan
hubungan yang begitu hangat.
Setelah berakhir, jalankupun tidak mudah
seperti yang lain, seperti awal memulai semua ini, selalu ada usaha lebih yang akan ku lakukan
untuk mendapatkan yang seharusnya kudapatkan.
Sore hari, sekitar
pukul 15.00 disebuah salon kecantikan.
Notif LINE masih saja berbunyi, tidak lain
dan tidak bukan berasal dari Group KKN desa Mengani yang seperti biasa membicarakan
sesuatu yang penting –tidak penting. Satu chat kemudian menjadi pusat perhatian
kami semua, “eh udah ada pengunguman nilai KKN, ini linknya....” aku belum
membukanya karena masih membalas beberapa chat lainya. “ya Tuhan sesastra cuman
aku dapat B” isi chat ini sontak membuatku kaget, dan aku terdiam beberapa saat
setelah melihat nilai KKN. Yah akupun mendapat nilai B, dan mirisnya sefakultas
hukum cuman 3 orang yang medapatkan nilai B, semuanya A. Antara tidak percaya,
kecewa, dan perasaan gelisah bercampur jadi satu. Moodku benar-benar jatuh,
rasanya ingin berlari ke kosan dan menangis sepuasnya, “ada apa ini? kenapa aku
lagi?” ucapku dalam hati.
Beberapa chat masuk memberikan semangat
kepadaku dan temanku yang juga mendapat nilai B, aku tidak menghiraukannya. Sesampai
di kos, rasaya ingin menangis tapi aku lebih memilih mandi dan keramas, rasanya
kepala terasa berat sekali. Aku hanya mengirim chat ke group kkn “seperti
apapun prosesnya pada akhirnya hasil akhirlah yang menentukan” itulah chat terakhirku.
Setelah itu, aku benar-benar enggan membuka group lagi terlebih group kampus.
Malamnya, aku memutuskan mengerjakan tugas di
tempat yang cukup ramai, jadi dengan 2 orang teman kami mengerjakan tugas. Tapi
saat itu, perasaanku benar-benar tidak tenang, perasaan kecewa kepada diri
sendiri bahkan aku sempat berfikir “sebodoh
itukah diriku?”.
Setelah kejadian itu, pertanyaan yang akan
muncul setiap bertemu teman “kok bisa kamu dapat B?” aku hanya menjawab dengan
tersenyum dan menjelaskan seperlunya. Seolah
imageku ini ada kasus di desa KKNku makanya bisa dapat B. Hahaha
4 hari berlalu begitu saja, tanpa ada sesuatu yang berarti..
Seperti ada harapan baru setelah membaca chat
dari teman, bahwa dia mengurus nilainya ke LPPM, dan nilanya bisa berubah, aku
sontak kaget dan berusaha pula untuk memperbaikinya. Setelah bertanya cara
mengurusnya, “aku hubungi DPL dulu, tapi DPL loh jarang banget angkat telvon,
aku aja 4 hari nelvon dia baru diangkat”. Keesokan harinya aku bangun sangat pagi, dan
menunggu pukul 08.00 untuk menelvonya. Dan
Puji Tuhan dengan 2 kali dering, telvonku langsung diangkat. DPLku menyuruh
untuk ke LPPM, katanya dia yakin bahwa aku tidak dapat B, dan beranggapan bahwa
mungkin kesalahannya ada di LPPM. Seketika aku berangkat ke LPPM dengan
perasaan “begini lagi? Dipersulit lagi”.
Matahari siang menyambut kedatanganku di
gedung LPPM. Dengan tergesa-gesa , aku langsung bertemu dengan bagian yang
mengurus bagian KKN. Ingatanku muncul kembali, seorang ibu paru baya yang juga
aku temui sewaktu mengurus masalah yang sama, 2 bulan lalu.
“siapa namamu dek? Desa mana? Mungkin memang nilaimu kurang, makanya kamu
dapat B” sambil mengutak-atik tumpakan kertas yang ada di mejanya. Setelah mengecek
nilaiku dengan teliti “loh ini nilaimu gede kok, ah mungkin nilai tesmu yang
pertama itu yang rendah, coba sama bapak itu, supaya total keseluruhan nilaimu
dicek” pintah ibunya sambil menunjuk seorang bapak yang sibuk dengan
ketikannya. Setelah menunggu setengah jam, akhirnya bapaknya itu membuka tabel
nilai KKN,. Kemduian mengecek nilai-nilai KKNku, dan ternyata dugaanku benar,
Ibu yang menginput nilalku salah, nilai di kertas yang dia pegang keliptan
puluhan sedangkan yang diinput keliptan satuan. Kesalahannya terdapat pada
nilai KKNku 85,05 diinput menjadi 8,05 dan ada 3 nilai yang seperti itu.
setelah dikumulasi ulang nilaiku sudah berubah menjadi A. Dan ibu paru baya itu
tidak ada rasa bersalahnya sedikitpun, bahkan meminta maafpun tidak. mungkin
bagi dia itu tidak penting, tapi bagiku nilai ini sangat penting karena sangat
berpengaruh pada IPK. Dan berkat nilai B inipun, aku (mungkin) menjadi buah
bibir sesaat sefakultas hukum. Tapi sudahlah, untuk apa memusingkan ucapan
orang lain, toh yang ku inginkan sudah ku dapatkan.
Pelajaran berharga dari ini yang bisa ku
petik , setidaknya jika memang aku mendapatkan nilai B, aku bisa tahu dimana
nilaiku yang jatuh jadi aku bisa paham kurangku dalam hal apa. Dan bodohnya aku harus menunggu 4 hari untuk
berusaha mengetahuinya bahkan kenyataannya aku bisa memperbaikinya.
Aku percaya ketika jalanku dipersulit, bukan
berarti Tuhan tidak berpihak padaku, Dia ingin melihatku berjuang lebih keras untuk
mendapatkan itu. mungkin ini juga salah satu teguran dariNya karena aku orang
yang selalu mengampangkan sesuatu. Dan aku baru sadar, tidak pernah ada jalan
yang gampang untuk mendapatkan sesuatu yang baik.
Terima kasih Tuhan, sudah menyadarkanku dan
jika diperjalanan selanjutnya, jalanku masih dipersulit, tolong tetap bentuk
aku menjadi manusia yang pantang menyerah untuk memperjuangkan sesuatu.
0 comments:
Post a Comment