Tentang jarak yang memisahkan terlalu jauh,


Tentang jarak yang memisahkan terlalu jauh,
Aku lelah, ruangan ini penuh dengan asap mengumpal karena pikiranku menerawang terlalu jauh, ingin rasanya aku memuluk tubuhmu, mencium wangi tubuh itu, meresapinya hingga ke ubun-ubun, tapi apa daya aku tak mampu, karena terlalu jauh kau disana, bahkan hal yang ku namakan sekarang adalah sebuah ilusi, mirisnya aku bahkan tak tau apakah warna matamu sudah berubah atau mungkin wangimu sudah tak seperti dulu.


Aku masih menunggu disini, sejak kepergian itu.
Tapi aku tak tahu apakah aku masih sanggup berdiri tegak menunggu kepulanganmu di tempat aku mengantarmu sore itu, saat dirimu pulang membawa semua perubahan yang telah diresapi waktu. 

Aku tak bisa berjanji akan tetap masih sama seperti yang kau inginkan hingga waktu tiba mempertemukan kita nanti..
mungkin, karena....
Kini kau terlalu jauh,
sering, aku ingin menyerah tapi aku menyakini diriku 
bahwa waktu akan cepat berlalu dan membawa kita pada hari itu.

Tapi kapan? 
Akankah keadaan masih berpihak pada kita,
saat semesta memporak-porandakan segala keadaan yang tak semestinya terjadi.

pagi ini, saat aku sesak napas karena kamar yang penuh dengan asap rokok, 
aku hanya berdoa dalam hati,
Semoga Tuhan masih berpihak pada kita
saat melihat perjuangan kita mempertahankan ini.


CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment