senja di malam yang pekat



kamu tahu aku selalu menantimu dengan bersemangat, walaupun terkadang aku telat melihat rupamu yang begitu memukau, menyaksikan sisa biasmu saja aku bahagia,

aku ingat sore itu, saat aku duduk di tepi pantai menantimu sambari sesekali tertampar angin, hingga langit berubah menjadi hitam pekat kau tak muncul,
aku tak jera apalagi kecewa karena aku tahu kau muncul hanya pada waktu- waktu yang baik..

hingga pada suatu sore dilain hari, aku datang bukan untuk menunggumu tapi segerombalan anak datang menyeretku, untuk melihatmu.

kau datang sedikit demi sedikit hingga membuat aku sakit, pelan-pelan aku mundur menepikan diri dari bayangmu yang terlalu menyilaukan.

saat kau sudah berganti dengan gelap bercampur garam, aku semakin sakit bahkan sekarat bahkan mencoba menari dalam kegelapan,

namun aku tahu kita sama-sama sakit, kau mengajakku untuk sembuh tapi aku menolak. biarkanlah sakit ini mendanging sehingga bercampur dengan tubuhku. agar kau tak lagi tau mana sakit yang kau buat dan diriku yang kau kenal. semua akan menjadi satu.

harimu berganti, kau sembuh dan aku masih disini, mengais luka, mengenyam kenangan. aku kalah dari hal yang kau sebut kebaikan.

sore ini aku bertemu dirimu tanpa sengaja di jalan yang cukup ramai dengan kesibukan, aku menantapmu lekat dan pekat seperti kopi pahit kesukaanmu setiap pagi.
kehadiranmu hanya sesaat kemudian berlalu seolah tak mengenalku lagi.

kau berlalu, dan aku masih tetap di sini. inilah pilihanmu untuk kebaikan dari segala yang ada terkecuali aku.
dan ini juga pilihanku minikmati luka dibungkus kebahagian oleh segala yang ada terkecuali kamu.

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment