seorang pria dan sekelumit kata

dhia….n ;

awal tahun saat tetesan hujan memeluk bumi yang sudah hampir tenggelam dalam basahnya peluh,
kau hadir, 

kau datang tiba-tiba, kemudian begitu saja hidupku selalu penuh dengan namamu,
malamku penuh dengan kerinduanku,
siang paling cerahku ada pada hadir-hadirmu

waktu terus berputar mengada-ada seolah mengejek kita dalam ketiadaan,
kita pernah terjebak pada hari yang begitu membosankan, sehingga diam menjadi teman setia yang menggerogoti,
atau melewati hari yang menakjubkan, menghabiskan detik dengan langkah ke kepingan surga yang dititipkan di bumi, 
pun pernah punggung memunggui demi ego setinggi gunung, 

kau yang namanya ku sebut dalam doa yang penuh dengan kegelisahan, karena selalu menebak-nebak apakah hari esok masih seperti ini atau malah sebaliknya,

kau yang sedekat dengan detak jantungku, bahkan kau bisa mendengar itu dengan jelas, 
dan, kau yang berjarak sangat jauh, sejauh-jauhnya laut dan langit, bahkan sekedar melihatmu saja sudah tak bisa,

kau, adalah sama. 
hanya terkadang aku melihatmu dengan kacamata yang berbeda.. 

semoga saja kau tak pernah lupa dan berhenti pada apa yang kita katakan pada beribu-ribu malam lalu. 
kala, kau dan aku berjarak sejauh-jauhnya daun yang jatuh dari rantingnya.

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment