new year eve ;)


Pukul 23 : 00 WITA ; hujan masih saja turun membasahi dunia, ditemani bunyi petasan di luar sana menambah kebisingan malam tahun baru kali ini..

“kamu masih berniat ke sana?” tanya dia sambari melihat jam di tanganya,

“tentu saja, tapi apa kita masih sempat, sekarang sudah pukul 23 : 10, dan kita masih diam disini, belum macetnya, dan tentu saja jalan kakinya” jawabku penuh keinginan dicampur keraguaan

“kalau begitu ayo pergi” kemudian dia menarik tanganku..

Hujan gerimis mengawali perjalanan itu. dengan laju motor diatas rata-rata menembus bulir hujan yang membasahi bumi. Beberapa saat kemudian, kami tiba tepat pukul 23.33. central parkir masih jauh dari pantai Kuta, kita harus menembuh  sekitar 45 menit untuk berjalan kaki dan kami hanya punya waktu tidak kurang dari 25 menit dan malam itu hujan pun tak juga menampakan pengertiannya.

kami tidak menyerah, perjalanan itu dimulai dengan menyelusuri jalan yang ramai dengan manusia dan basah karena hujan. Kami berlari kecil agar tidak melewati pergantian tahun baru di jalan. 

“aku capek, jalannya pelan-pelan aja” ucapku dengan nafas yang terengah-engah,

“ayok semangat, anggap di depan itu ada sesuatu yang paling kamu inginkan” balasnya sambil menarik tanganku


Kami masih saja berlari, mengejar ujung dari jalan itu.  berkali-kali aku melihat jam yang melingkar di tangan kiriku, seolah waktu mengejarku sebegitu cepatnya. Namun, Itu memberiku semangat untuk melanjutkan perjalanan lagi. Nafas sudah tidak teratur, seolah oksigen yang ku hirup sudah habis, kakiku sudah mulai kelelahan berlari mengejar langkahnya, tetapi dia tetap saja tidak meninggalkanku. Ku lihat dengan mata yang samar-samar karena dipenuhi dengan air hujan dia berbalik dan tetap menunggu langkahku yang tertatih-tatih.

“sedikit lagi, sini tasmu aku yang bawah, ayok semangat” dia masih saja memberiku semangat padahal aku tahu dia juga kelelalahan bahkan dia mengambil sedikit bebanku, tas cokelatku.

Langkah yang mulai tertaih itu akhirnya membawaku pada tujuan akhir. Ku lihat dari kejauhan, gedung hotel yang cukup tinggi sudah mulai terlihat, artinya pantainya sudah dekat. Dan akhirnya penantian yang cukup panjang sudah ada di depan mata.

Kami akhirnya tiba di pantai yang penuh dengan segala jenis manusia. Kami berjalan menyelusuri pantai itu, dalam keadaan basah kuyup dengan nafas yang belum normal, kami tetap melanjutkan langkah kaki yang kelelahan ini. menapaki pasir pantai yang mulai memenuhi kaki. sesaat setelah sampai suara orang berteriak “3...2...1... happy new year” terdengar. Petasan menari-menari di atas kepala, semua orang bersorak seperti merayakan awal yang baru penuh harapan, kami tetap saja berjalan, langkah demi langkah kami tapaki di pantai yang menjadi tujuan utama orang merayakan tahun baru di pulau ini. 

Kami  berhenti sejenak  yah sekedar beristirahat dan menikmati pemandangan yang ada disekeliling. orang tertawa, bahagia, bersendagurau, berpelukan menyambut awal tahun baru ini. sedangkan kami masih diam di tepi pantai, melihat ke atas menyaksikan petasan warna-warni memenuhi langit dan  tanpa lupa mengucapkan doa di hati masing-masing.

Setelah itu Kami melanjutkan pejalanan lagi. di tengah kerumanan orang, langit seolah marah karena petasan berkumadang dimana-mana, dia marah dan menurunkan bulir airnya semakin banyak. 

Kami berusaha untuk mencari celah untuk berteduh, dan berhasil menghabiskan waktu sekitar 40 menit untuk menunggunya reda sambari memperhatikan orang-orang yang lewat di depan kami.

Malam itu, berbagai jenis manusia yang kami temui, dari yang rela membawa anaknya hujan-hujan hanya untuk melihat petasan di pantai, pasangan muda-mudi yang berbagai cara melindungi wanitanya dari hujan ada yang membuka bajunya untuk menjadikannya payung, ada yang memakai telapak tanganya, pun ada yang memakai payung unik berdua. Ada lagi yang merasa jalan itu sudah seperti Club, dia bergoyang dibawah derasnya hujan sambli memegang botol beer, bahkan ada yang jalannya sudah sempoyogan karena sudah mabuk. Dan kami, sepasang anak muda yang berdiri diantara beberapa orang yang juga berteduh sambari menyimak mereka.

Sesaat setelah sudah bosan menunggu, hujanpun takk kunjung reda, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan memakai katong plastik yang aku dapatkan secara gratis dari warung tempat berteduh tadi, guna untuk menutupi kepala. Malam itu sepertinya orang-orang sudahtidak  memiliki rasa malu begitupun dengan kami.

Perjalanan kamipun berlanjut menghabisi jalan di pantai kuta itu kemudian singgah di salah satu foodcourt  yang ada di persimpangan jalan untuk mencari segelas minum dan sepiring makanan untuk mengisi perut yang sudah lapar dan haus.

Hujan masih setia mengeluarkan amukannya. Orang-orang masih ramai berlalulalang dengan baju yang sudah basah. Kamipun masih setia duduk disudut kanan lantai dua foodcourt itu dengan menghabiskan waktu bercerita, bertukar kata, tertawa, menguap karena mengantuk, saling meledek, pun saling memperhatikan karena kedinginan.

Waktupun tidak berhenti berjalan,detik demi detikpun berganti, sampai kami tiba di pukul 03.24 WITA. Akhirnya, akmi memutuskan untuk pulang. 

“perjalanan pulang kita masih jauh” ucapku dengan muka lesuh

“ayok semangat” balasnya penuh keyakinan..

Perjalanan berlanjut..

Jaket almamater yang dia pakai malam itu menjadi penolong ampuh untuk kami gunakan sebagai peneduh dari hujan.  Yah, kami menaruhnya di kepala, satu jaket untuk dua kepala. Agar kepala kami tidak terkena hujan lagi. Menyelusuri jalan yang sudah tidak terlalu ramai seperti pergantian tahun tadi. Yang terlihat hanya orang-orang tertidur di emperan toko,  bule-bule yang mulai bertingkah aneh, berteriak tidak jelas, mabuk, berkelahi sesama mereka dan muntah sani sini, itulah pemadangan dini hari  yang begitu langkah. 

Langkah demi langkah mulai mengantar kami ke tempat awal memulai perjalanan itu. deretan panjang mobil-mobil yang  terkena macet juga tak luput menjadi suguhan mata. Orang –orang yang ada di mobil mulai mengalihkan perhatiannya kepada kami. ternyata bukan hanya aku yang tersadar jikalau hampir semua penghuni mobil yang terkena macet melihat kearah kami, diapun juga menyadarinya. Aku menyimpulkan ada dua alasan kami menjadi pusat perhatian karena, 1. Kasihan melihat kami 2. Kami terlalu romantis. Entahlah mana alasan yang tepat. Hahaha

Lagi-lagi kami ingin mencapai ujung dari jalan itu, tapi kali ini berbeda karena kami tidak berlari, yah tidak ada yang perlu dikejar. Berjalan pelan, mengikuti ritme bunyi hujan pun bisa menyampaikan kami pada tujuan akhir dimana semua berakhir di awal tahun lalu yang menjadi langkah awal di tahun ini.

selamat tahun baru untuk kamu, selamat menempuh tahun ini bersamaku, semoga segala mimpi, harapan, cita, yang kita inginkan bisa tercapai. Terimakasih Tuhan untuk segalanya, aku mencintaiMu.
 

*kejadian tidak terencana diawal tahun untuk menyambut tahun yang sudah penuh rencana, semoga Tuhan memudahkan.
*untuk pertama kalinya aku jalan kaki sebegitu jauhnya selama di Bali (kurang lebih 5 km)
*untuk pertama kalinya tahun baruan di Bali
*kehujanan semaleman dan besoknya diantara kami tidak ada yang sakit
*malam tahun baru paling berkesan selama 20 tahun ini..
*maap gak ada poto, maklum waktu itu lagi ujan jadi kagak sempat selfie, potonya langsung pake mata soalnya ;)



 010114---

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment