Hari
ini hari minggu. Hari yang ku mulai dengan bangun sangat pagi dan menyusuri
perjalanan yang cukup dingin. Yah, pagi ini aku bergegas dan tentu saja dengan
sedikit paksaan bangun dari teman-teman untuk segera berangkat kembali ke Denpasar.
pukul 7 pagi kami berenam berangkat dengan mata yang masih mengantuk dan kepala
yang sakit karena tidur hanya 2 jam, motor melaju dengan kecepatan diatas
rata-rata menembus dingin yang tak bisa dibendung.
Aku
berencana setiba di rumah akan siap-siap untuk melanjutkan ke gereja namun apa
daya ketika mata dan otak tidak bisa diajak berkompromi, jadi setiba di rumah,
tidur adalah pilihan yang paling tepat. Kasurpun seperti memanggil-manggil
dengan lembutnya. aku tertidur sampai pukul 2 siang. Sudah sangat lama aku
tidak berhibernasi seharian seperti ini.
Aku
menghabiskan setengah hari lebih hanya untuk tertidur. Setelah aku tertidur. Aku memulai siangku dengan meminum air 3
gelas, aku terbangun dengan haus bandel yang begitu menyiksa. Kemudian aku melanjutkan
hari dengan ke gereja. Di gerejapun sakit kepala yang tadi pagi ku rasakan, belum juga enyah
dari kepalaku. Sampai aku mengetik inipun, sakit kepala itu masih saja
menyinggapiku.
Aku
tak bisa langsung pulang Karena hujan yang tak kunjung reda, yah untunglah aku
terjebak bukan di tempat yang tidak tepat. Akhirnya aku menghabiskan malam
dengan menemaninya belajarnya. Dengan sesekali menertawakan sesuatu yang tidak
penting. Hari ini berlalu begitu saja.
Hari
ini adalah hari ibu. Yah semua orang dengan beramai-ramai menyampaikan ucapan,
kado, kue, pelukan dan ciuman kepada ibunya. Sepertinya Ibu kita mempunyai 2
kali diperlakukan sangat spesial yang pertama saat dia berulang tahun dan
yang kedua saat Hari Ibu tiba.
Sore tadi disaat hujan masih membasi bumi, ibu menelvonku, seperti biasa
dia hanya menayakan keadaanku. Percakapan jarak jauh yang terjadi selama 1 jam
23 menit itu di tutup dengan ucapan singkat dariku “selamat hari ibu”. Dan Dia
hanya menjawab “iya makasi”..
Aku
berasal dari keluarga yang kaku, ketika ada perayaan spesial kami tidak
merayakannya sebagaimana yang dirayakan orang-orang pada umumnya. Kalau bisa
aku mengatakan “Ibuku bukan ibu yang
romantis” . walaupun ibuku bukan orang yang romantis, aku tahu bahkan
sangat tahu, kami saling mendoakan dalam diam, bukankah itu jauh lebih dari
kata romantis?
Dari
sini, tempat yang jauh dari pijakanmu, aku mengucapkan sekali lagi, selamat hari ibu untukmu sesorang yang
mengizinkan aku menempati rahimnya, melahirkanku dengan kesakitan dan merawatku
dengan penuh kasih sayang yang melimpah. walaupun tidak ada kue ulang
tahun, bunga, kado, pelukan, ciuman, editan foto, atau apapun seperti yang
mereka lakukan kepada ibunya. Namun aku selalu mendoakanmu dalam diam, semoga
kamu selalu bahagia dan panjang umur.
Pun aku tahu kamu juga selalu mendoakanku meskipun kau tidak pernah
mengatakannya.
Semua
yang ku ucapakan dalam doaku kepadNya, semata adalah bentuk Terima kasih karena
aku mempunyai ibu sepertimu, dan permohonan-permohonan agar Kamu selalu dalam
perlindunganNya.
Ibu, maaf aku bukan anak yang
romantis seperti mereka, ku harap kamu mengerti. Aku hanya anak yang bisa
mendoakanmu dalam semua rindu kepadamu secara diam.a
Hari ini adalah tiga hari menuju natal. ibu, maaf sepertinya untuk pertama kali, kita tidak akan merayakan Natal secara bersama-sama. seseorang pernah berkata kepadaku, semakin kita dewasa semakin kita akan hidup dalam kesendirian karena menjadi dewasa adalah memilih untuk menjadi mandiri.
Natal tahun ini adalah natal pertamaku jauh dari rumah dan tentu saja keluarga, semoga saja aku maupun kita tidak kehilangan makna dari Natal itu sendiri, bukankah itulah yang terpenting dari sebuah perayaan Natal. pun aku percaya, walaupun kita terpisah beribu-ribu kilometer, hati kita tetap saling berdekatan.
Hari ini adalah tiga hari menuju natal. ibu, maaf sepertinya untuk pertama kali, kita tidak akan merayakan Natal secara bersama-sama. seseorang pernah berkata kepadaku, semakin kita dewasa semakin kita akan hidup dalam kesendirian karena menjadi dewasa adalah memilih untuk menjadi mandiri.
Natal tahun ini adalah natal pertamaku jauh dari rumah dan tentu saja keluarga, semoga saja aku maupun kita tidak kehilangan makna dari Natal itu sendiri, bukankah itulah yang terpenting dari sebuah perayaan Natal. pun aku percaya, walaupun kita terpisah beribu-ribu kilometer, hati kita tetap saling berdekatan.
--Hari
ini aku menghabiskan separuh waktu dengan tertidur, ke gereja, menunggu hujan
reda sambil menemaninya belajar, dan bertukar cerita denganmu, Ibu. Itu saja
sudah cukup bisa membuatku memaknai hari ini, yah Hari minggu, Hari Ibu, dan
tiga hari munuju Natal.
Terima Kasih Tuhan.
Terima Kasih Tuhan.
0 comments:
Post a Comment