berawal saat aku memutuskan menerjang
hujan hanya untuk bertemu dirimu.
Kamu sosok yang tidak ku kenal, kamu yang
bahkan entah datang dari mana.
Hujan membawaku padamu, saat malam sudah
pekat memasuki gelapnya.
Aku melihat wajah lelah tepat dihadapanku. Tatapan
itu, apa kita pernah bertemu sebelumnya?
Rasanya lekat dalam ingatan, sehingga aku tak
sanggup menatapmu lebih lama. Siapa kamu? pertanyaan itu terus berputar di
kepalaku. Apa lagi tujuan Tuhan mempertemukan kita di saat seperti ini? saat
semesta meluluh lantahkan air matanya. dan disitu kau hadir.
Kata demi kata tercipta, sehingga aku tak
mampu lagi mengeja tiap kata itu. teralu banyak, kepalaku penuh. Seperti buku
terjemahan yang sulit aku mengerti. kau menembus segalanya. pertahananku goyah.
Apa yang harus ku lakukan? Menggapaimu ?
tapi
aku takut kau akan seperti senja. Sementara. Kemudian berubah menjadi langit
hitam dan lebam. Ah iya aku lupa kamu memang menyukai senja.
0 comments:
Post a Comment