6/12


Sudah masuk pertengahan tahun. Enam purnama telah bersinar. seratus delapan puluh hari lebih berganti. kejutan demi kejutan datang mengetarkan seolah ingin memberi pertanda bahwa hidup ini lebih keras dari pada yang saya bayangkan


Enam bulan bukan berarti tak ada tujuan yang terselesaikan. Ada. Jelas sangat ada. Banyak perjalanan terlalui, senyum manis tercipta, dan tentu aku membuka hati lagi, membuka peluang untuk tersakiti lagi, tapi point itu kuindahkan, karena bagiku, mencintai sama dengan memberi diri untuk tersakiti atau menyakiti, cepat atau lambat, hanya menungggu waktu saja. 

Enam bulan bermetamorfosa menjadi lebih baik, tanpa ada menuntut untuk merubah diri sendiri. Tapi nyatanya aku seolah berjalan di tempat, tanpa ada yang  bergeser dalam diriku, entah maju atau mundur.  sama saja.

Pertengahan tahun telah ku lalap habis tanpa tersisa. Tidak mengeyangkan sedikitpun, justru malah semakin membuatku lapar. Apa yang telah terjadi enam bulan terakhir ini membuatku kembali berfikir bahwa apa yang telah ku lakukan selama ini, mengapa ujung dari pencapain terbesarku masih belum tergapai, padahal garis finish itu sudah di depan mata. Aku sungguh lelah, bahkan terkadang lutut lemas membuatku ingin berhenti saja.

Hingga suatu malam aku tumbang, aku jatuh terhuyung-huyung, menangis sejadi-jadinya. Seperti anak kecil yang mencari ibunya di pagi buta. Setelah menangis, aku duduk, mengambil posisi bersila dan yah menyerahkan semua kekwatiranku kepada Sang Maha Penguasa akan segala hal di Bumi ini termasuk hidupku. 

 hany ada suara dentingan jam, dan suara tangis yang tertahan oleh lebamnya malam. sunyi. 
“ajar aku menjadi pribadi yang lebih tabah menghadapi semua ini, menjadi pribadi yang tidak mengeluh tapi menyelesaikan semuannya dengan baik” itulah kalimat akhir dari untaian doa yang cukup membuatku hanyut di dalamnya. 

amin. 
awal july yang di awali dengan kejutan. 


CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment