Masa SMA itu memang indah, tapi
masa Kuliah adalah masa-masa yang tak akan terlupakan. Tempatmu belajar akan
banyak hal, mengenal orang-orang hebat, jahat dan baik semuanya terkumpul
menjadi satu. 4 tahun saya berproses di masa kuliah dengan
sangat baik, setidaknya menurut saya pribadi.
Dimulai dari tahun pertama dan
kedua terlewatkan dengan sibuk berorganisasi, mengurus masalah kampus, acara
kampus sampai waktuku lebih banyak tersita di Student Center dari pada di Kos.
Tahun ke tiga dan ke empat ku
habiskan berkelana ke sana ke mari walaupun 2 tahun berdinamika di BEM Univ dan
LPM Akademika juga telah banyak membawaku ke tempat-tempat luar biasa.
Diantara
semua tahun di bangku kuliah, tahun ke empat adalah hal yang cukup berat ku
hadapi. Persoalan tugas akhir yang tak
kunjung berakhir membuatku stress. Terlebih aku lebih banyak mendapatkan waktu
luang selama hampir setahun karena menunggu kabar dari dosen yang membuat saya
semakin stress. Bukan karena apa, tapi karena saya adalah tipekel anak yang
tidak betah berdiam diri tanpa melakukan hal produktif, tubuh ini terbiasa
bergerak hingga lelah.
Perjalanan untuk mencapai puncak
dari semua perjalanan ini ternyata sangat melalahkan karena waktuku habis
dengan menunggu dalam ketidakpastian, ditambah tekanan batin ketika melihat
waktu berputar secara mengada-ada sehingga kadang saya merasa dunia tidak adil.
Perjuangan itu di mulai, akhir
bulan maret saya memulai semua perjuangan ini. Mendapatkan 2 dosen pembimbing
yang sangat jauh berbeda. Satu sangat detail, satunya lagi tidak, dan ini
menjadi kendala besar bagi skripsi saya.
Sebenarnya peraturan umum di
Fakultas Hukum itu, tidak ada seminar proposal, ketika judul dan bab I sudah
disetujui oleh bagian konsentrasimu, maka kamu akan mendatkan 2 pembimbing.
Pembimbing 1 bertugas untuk menyetujui judul dan merevisi bab I apakah skripsi
saya sudah layak untuk dilanjutkan, kemudian Bab II-V itu dibimbing oleh
Pembimbing II. Tapi itu hanya peraturan yang ada karena kebiasaan saja, lantas
pembimbing 1 ku pun dengan gagahnya menyuruhku melanjutkan sampai bab V tanpa
memeriksa secara detail, Beliau hanya memeriksa Outline dan menanyai kita pada saat bimbingan.
Puncak masalahnya ketika saya
dioper ke pembimbing II. Di Bapak ini, skripsi saya dirombak habis-habisan
bahkanitik ini dit saya menjadi tahu bahwa saya sangat bodoh perihal menulis
karya Ilmiah. Kemudian masalah lain muncul, dospem II saya adalah orang yang
sangat sibuk, jadi waktunya tidak cukup banyak hanya untuk memeriksa skripsi
mahasiswanya.
Bulan ke 5 saya menyerahkan
skripsi saya, sampai awal bulan 6 tak ada kabar sehingga saya memutuskan untuk
meninggalkannya sebentar ke Gunung Semeru, barulah setelah pulang Beliau bisa
ditemui, dan benar saja saya banyak sekali revisi, bahkan skripsi saya bisa
dibilang tidak layak untuk disebut karya ilmiah, yah begitulah kata beliau.
Setelah itu, saya memperbaikinya sedikit demi sedikit tapi bisa selesai kurang
lebih dari seminggu, setelah itu saya bertemu beliau lagi.
Pertengahan Juni, Outline saya
harus direvisi, ada yang ditambai dan dikurangi, otomatis isinya juga berubah,
padahal saya sudah sangat berharap akhir Juni atau awal Juli bisa maju siding
akhir, ternyata nihil. Setelah Outline saya berubah, saya kembali berusaha
menemui beliau. Di titik inilah saya merasa sangat bodoh dalam hal penulisan ilmiah.
Awal Juli saya menyerahkan
skripsi dalam bentuk hardcopy, berharap setelah hari raya Idul Fitri dan
Galungan saya sudah bisa mendapatkan kepastian, setelah menunggu cukup lama
saya memutuskan untuk pulang kampung dengan harapan setelah kembalinya saya
sudah mendapatkan kabar baik. Namun setelah Galungan, saya mendapat sms bahwa
beliau meminta saya mengirimkan skripsi dalam bentuk softcopy dengan kata lain bimbingan secara online via email.
Besoknya saya mendapat telvon bahwa ditemukan beberapa unsur plagiatisme di skripsi saya, saya sampai shock dan down, dan berkata dalam hati “cobaan apa lagi ini” setelah saya
lihat balasan emailnya, yah beberapa paragraf memang saya tidak mencantumkan footnote dan tidak melakukan paraphrase disetiap kalimatnya. Dan
sekali lagi skripsi saya direvisi sampai tanda bacanya, (dosen saya memang top
masalah revisian) setelah Idul Fitri, saya bergegas kembali ke Bali (perjuangan saya kembalipun tidak mudah) dengan
harapan bisa segera bimbingan secara langsung dengan beliau, tapi apa daya saya
bisa bertemu dengan beliau pada tanggal 31 Agustus 2015 untuk menyerahkan skripsi
saya yang telah diedit hingga 73 hal dari 103 hal. Beliau tidak bisa meloloskan
saya untuk sidang periode itu yang jatuh tempo pada tanggal 7 Agustus karena
beliau akan segera keluar kota. Perasaan saya kecewa tapi sekaligus legah
karena selama kurang lebih beberapa bulan saya mengejar untuk bisa mengejar
wisuda September tapi mungkin saya belum diijinkan untuk segera wisuda. saya pasrah.
Agustus-September
Pendaftaran sidang akan dibuka
lagi setelah Yudisium periode septermber. Selama sebulan lebih saya harus menunggu
dalam ketidakpastian, menerka-nerka apa yang akan terjadi setelah ini. Akhirnya
pendaftaran sidang di buka. Saya bergegas mencari beliau, tapi setiap saya
bertemu, beliau hanya menyuruh saya menunggu karena banyak sekali acara kampus
yang beliau hadiri. 2 minggu berlalu, akhirnya beliau menyuruh saya untuk
bimbingan online lagi, dengan syarat bimbingan setiap bab. Tapi balasan
emailnya itu masuk seminggu sekali per bab. Jadilah kurang lebih 3 minggu
barulah skripsi saya bisa rampung di revisi.
h-1 minggu penutupan sidang
saya dengan berbagai cara
berusaha menemui beliau untuk mendapatkan ACC langsung, berhubung karena saya
harus kembali ke pembimbing I untuk mendapatkan ACC dan dospem I saya hanya
bisa ditemui hari senin saja. akhirnya saya ditelvon oleh dospem II, beliau
mengatakan saya bisa langsung ke dospem I, jika beliau mau memberikan Acc
berarti saya bisa lolos.
Saya ingat hari itu hari senin matahari sedang
panas-panasnya, saya menunggu dospem II saya di depan TU, tiba-tiba smsnya
masuk mengatakan bahwa beliau ada di kantor Bapeda. Saya langsung melucur ke
sana. Setelah nyasar 2 kali, saya tiba di kantor Bapeda Prov Bali, dan setelah
menelvon beliau ternyata berada di Bapeda Kota Denpasar. Salah alamat lagi.
Akhirnya saya dengan terburu-buru ke sana karena beliau sudah mau pergi. Sampai
di sana, ketika beliau tau bahwa skripsi saya belum mendapatkan ACC langsung
dari dospem II, beliaupun tidak mau memberikan ACCnya. Rasanya dunia
benar-benar tidak adil kala itu. Akhirnya saya kembali ke kampus, mencari
dospem II saya, memohon-mohon untuk diberi kemudahan. Dan dia hanya bisa
menjawab “bapak gak bisa janji, karena bapak perlu periksa skripsimu sekali lagi, baru bisa ngasih ACC, kalau minggu ini rasanya sulit sekali yah, trus
kamis bapak mau ke Thailand” kalimat itu seperti petir di telingaku, setelah
memasang muka memelas, beliau mengatakan “saya gak janji, tapi kamu siap-siap
aja, besok ke kampus, kita bimbingan di kampus” sepertinya ada sedikit cahaya
tapi tentu saya tidak bisa berharap banyak.
Besoknya sama mengsms beliau
dengan harapan, ada mujizat yang akan terjadi. Dan iya, beliau menyuruh saya ke
kampus untuk melakukan revisi. Saya ingat saya di kampus itu dari jam 2-9 malam
hanya untuk revisian, sampai akhirnya tanda tangan ACCpun keluar. Mungkin
karena dospem II saya ini tau saya belum makan dari siang, jadi dia malah
mentraktir saya makan nasi padang dekat kampus. Sebeanrnya beliau sangat baik
kepada mahasiswanya, ramah, murah senyum, dan humornya receh sekali tapi yah
itu kalau sudah masalah akademik dia tidak pernah main-main.
Ada perasaan yang sangat legah
hari itu, seperti melepaskan beban yang sangat berat. Planing selanjutnya
adalah ACC dospem I. saya disuruh membawa skripsi saya ke rumahnya, dan
mengambil besok pagi.
15 Oktober 2015
Pagi itu saya ke rumah Prof alias
pembimbing I untuk mengambil skripsi saya, sesampainya di sana, kata
pembantunya beliau lupa menandatangi skripsi saya karena beliau terburu-buru ke
kampus. Saya sempat sedih sekali, tapi setelah mendapat balasan sms dari beliau,
saya bergegas ke kampus dengan hati riang karena berharap hari itu saya sudah
bisa daftar sidang. Sesampainya di kampus sambil menunggu beliau, saya ke papan
pengunguman berharap ada pengunguman dan ternyata benar ada. Pendafatran sidang
sudah ditutup hari Selasa, tanggal 13 Oktober 2015, saya ulang baca
pengungumannya masih sama, perasaan saya jangan ditanyakan lagi, saya masuk ke
TU memastikannya karena hari senin saya masih ke TU menanyakan kapan
pendaftaran sidang dan mereka menjawab “belum ada pengunguman resmi dek”, dan
sekarang hanya selang 2 hari pendaftarannya di tutup. Hari itu rasanya saya mau sudah pulang tapi karena masih janjian sama dospem, jadi saya masih bertahan di
kampus, usai bertemu dospem saya keluar dari ruangan beliau dengan mata berkaca-kaca,
dan ketemu Febry, tangis saya pecah haha iya feb kamu berhasil melihat saya
menangis karena jarang-jarang loh bisa liat saya nangis :"
Setelah menceritakan kembali
kenapa saya menangis, saya bergegas pulang ke kos untuk menangisi keadaan yang
terjadi sampe puas, setelah itu saya berlapang dada
menerima semua yang telah terjadi, berusaha ikhlas, menjalani hari dengan sabar
untuk menuggu hari itu tiba. Dan sekali lagi, kesabaran saya benar-benar diuji. dan keberuntungan tidak berpihak pada saya.
-----
Jumat,
04 Desember 2015
Hari yang paling ku tunggu satu
tahun terakhir ini, hari di mana
pembuktian bahwa saya bisa menyelesaikan kuliah saya, walaupun tidak sesuai
target tapi setidaknya saya sudah berproses dengan baik, bukankah selalu
proseslah yang paling penting walaupun mereka tetap melihat sebuah akhir.
Saya ingat, sesaat sebelum masuk
ke dalam ruang sidang, pikiran saya menerawang kembali setahun ini bagaimana
saya berjuang melewati hari, menerobos hari-hari membosankan, melewati
hari-hari yang menakjubkan, menghadapi hari yang menyakitkan dan melalui hari
yang menggalaukan. Penantian saya selama berbulan-bulan akhirnya terjawab. Dan akhirnya hari
itu tiba. Seketika dengan spontan saya berucap dalam hati "Terima kasih Tuhan, satu tahap hidup terlewati".
hasil perjuangan tanpa lelah |
untuk orang- orang yang ada di dalam foto ini, Terima Kasih karena tanpa kalian saya tidak akan sekuat ini. terima kasih karena telah hadir di moment berharga ini. |
Jacklyn Fiorentina, SH |
kemudian setelah ini, pertanyaan kembali muncul, ke mana lagi kaki akan melangkah, melabuhkan tubuh dan mengikat raga untuk sesuatu yang disebut "kerja"?
Dan tentu saja, selama datang di dunia orang dewasa Jacklyn,
dunia di mana orang-orang menjadi lebih serius dan tak terduga,
semoga saya selalu bisa bertahan, menghadapi tahap demi tahap kehidupan yang selalu penuh tanda tanya ini.
#PuncakAkademik
#GunungKehidupan#PuncakAkademik
Kami meberikan Bocoran Kepada Anda Bagi Pecinta Togel Mania
ReplyDeletePengkeluaran Bocoran Togel Di Tahun 2019.
Prediksi Sgp Harian
Prediksi Hk Hari Ini
Prediksi Bocoran Togel Sgp
Angka Ekor Hari Ini
Angka Sgp Paling Jitu
Prediksi Bocoran Paling Jitu
Angka Colok Bebas
Prediksi Togel Hongkong
Syair Togel Angka Sgp
Angka Kontrol Jitu