perjalanan hidup di tahun 2016


Ternyata kita sudah sampai di penghujung tahun ini, perasaan baru kemarin saya menyambut tahun  baru dengan amarah karena seseorang berhasil mengabaikan telvon dan pesan saya, (iya tahun baruan mah orang pesta dan senang, gue malah marah-marah kek emak-emak  hahaha bangke gue jadi buka aib :p)-dan dengan segala modifikasi alur hidup yang naik turun,  tiga ratus enam puluh lima hari pun terlewati.

Saya tiba pada suatu waktu di mana saya menulis ini, ingatan saya berpacu pada hal-hal yang telah terlalui di tahun 2016 yang membuat saya selalu mengucap syukur tentang apapun yang telah terjadi di hidup. Banyak sekali hal yang membuat saya terus merasa betapa terberkatinya diri ini, pun tak sedikit hal membuat saya tertegun tentang hal-hal yang pernah membuat diri putus asa, marah, kecewa dan menangis, tapi saya kembali mengucap syukur bahwa saya mampu melewati semua tahapan hidup itu.

Dimulai dari wisuda saya di awal tahun, akhir dari perjuangan saya kurang lebih 4 tahun menambah Ilmu di Fakultas Hukum Universitas Udayana akhirnya mencapai  garis finish. Mengingat bagaimana proses pasang surut semangat dalam pengerjaan skripsi membuat momen wisuda itu semakin berkesan.

Untuk perjalanan-perjalanan tercipta di tahun ini  yang membuat hidup semakin hidup. Bagaimana saya pertama kalinya melakukan pendakian ke Gunung Merbabu bersama mereka yang bukan bro dan sis saya selama ini (akhirnya lepas kandang hahaha), tersesat di Bandung bersama sahabat yang doyan ketawa, kemudian berlanjut ke Gunung Kerinci yang membuat saya harus berjuang sendirian tanpa embel-embel manja ke rekan selama pendakian (kerinci membuat saya menjadi strong women banget hahha), Bagaimana saya menginap di Padang bersama orang asing, mengunjungi Gunung Rinjani 2 kali dengan range waktu yang sangat berdekatan, ke Gunung Latimojong tanah tertinggi di Kota kelahiran bersama the best patner untuk terakhir kalinya, bertarung nyawa di Gunung Raung karena kehausan dan kelaparan sampai 12 jam lebih, menjelajahi alam Sulawesi khususnya beberapa Gunung dan Pulau di Sulawesi Selatan yang berhasil tertapaki, nekad ke Sulawesi Tengah sendirian,  dan banyak tempat lainnya yang membuat saya semakin memahami bagaimana sebuah perjalanan bisa merubah pandangan dan makna hidup seseorang.

Di tahun 2016 ini pula saya meninggalkan Bali dan pulang ke rumah untuk waktu yang sangat lama. (walaupun pada akhirnya meninggalkan rumah lagi). Meninggalkan banyak kenangan di tempat ini adalah salah satu perubahan besar di dalam hidup karena Balilah yang berhasil menempa saya menjadi yang seperti sekarang, mempertemukan saya dengan orang-orang luar biasa dan pengalaman hidup yang tak akan terlupakan, dan Bali pulalah yang menjadi saksi dari semua proses pendewasaan hidup.

Di tahun 2016 ini saya juga mengalami suatu proses pendewasaan dalam suatu hubungan dengan seseorang, di mana suatu hubungan yang sudah terjalin (cukup) lama (bagi saya pribadi) dengan kualitas hubungan yang cukup baik (dan juga bagi saya pribadi)  harus berakhir dengan cara yang tidak begitu baik, tanpa kata pamit semua berakhir begitu saja, ajaibnya tanpa ada drama yang begitu panjang semua kembali terbiasa dengan perpisahan itu. mungkin sudah waktunya memang kami harus berpisah. Tapi seperti kebanyakan wanita pada umumnya, ada malam di mana kesedihan seolah menyerang semua sisi hati, ada pagi di mana kesunyian menyerang semua lini hari dan  itu sangat menyakitkan, tapi saya sanggup bertahan, bahkan tidak sampai berapa lama semua proses itu bisa terlewati dengan sangat baik (alias saya udah move on bang :), begitupun dengan dirimukan?)

Di tahun ini juga saya berhasil melakukan solo traveling ke sebuah kota yang tidak hits di kalangan pelancong, Palu-Sulawesi Tengah. Perjalanan ini banyak sekali mengajarkan saya tentang arti menjadi pejalan yang sebenarnya seperti apa, bagaimana mencairkan suasana saat bertemu orang-orang baru, bagaimana menjadi asik tanpa melupakan bahwa kita tetap menjadi orang asing saat bersama mereka, di Palu pula saya benar-benar merasa sangat beruntung karena dipertemukan dengan orang-orang baik dengan segala jenis karakteristik.

Di  tahun Shio Monyet ini saya akhirnya bekerja, dan merantau lagi. Memutuskan untuk bekerja, terikat pada rutinitas monoton sebenarnya bukan gambaran hidup yang ada dalam bayangan saya selama ini,  tapi saya harus menjadi realistis terlebih di dunia orang dewasa mencari uang sendiri itu adalah sesuatu yang harus dilaksanakan dan mutlak hukumnya. Dan keinginan dari jaman kuliah untuk mencari nafkah di Jakarta tercapai, Walaupun bukan untuk waktu yang lama setidaknya pernah merasakan berdinamika di Ibu Kota itu seperti apa sudah saya rasakan.

Di tahun ini pula saya kehilangan Handphone yang sudah bersama saya kurang lebih 2,5 tahun. Barang yang selalu bersama saya ke manapun dan kapanpun lenyap tak meninggalkan jejak sedikit pun, membawa semua memory yang ada di dalamnya, di mulai dari galeri foto, kontak, note-note dari semua tulisan pendek saya, atau sekedar ringkasan percakapan bersama mereka yang berhasil saya abadikan, ikut hilang bersama handphone berwarna hitam itu.

Kehilangan inipun sekaligus menjadi pengingat bahwa sudah saatnya saya memulai hidup yang baru, mengisi kenangan dengan hal-hal yang baru, sekaligus sebagai pertanda bahwa Tuhan tau saya adalah orang yang tidak tegaan menghapus kenangan yang terekam secara nyata atau dalam pikiran begitu saja, karena itu Ia menghilangkan barang yang menyimpan banyak sekali saksi hidup selama ini, dan pelan-pelan mengisi kenangan baru di dalam pikiran saya demi untuk menggeser kenangan yang lalu itu dengan cara memulai hidup baru di tempat yang baru dengan handphone yang baru dan tentu dengan pemain yang baru,  yah Tuhan sering kali tau bagaimana cara Ia harus bekerja atas hidup saya.

Dan di penghujung tahun dua ribu enam belas,  setelah saya mencoba menutup rapat semua armada pertahanan hati saya, seseorang berhasil mengalihkan perhatian saya lagi, lucunya tanpa cara yang menakjubkan dia berhasil mencuri sisa-sisa pengharapan itu. seseorang yang sudah lama ada di hidup ini tapi karena  dunia kami yang tak pernah bersinggungan kami hanya saling melirik kisah hidup di kehidupan semu saja, akhirnya tanpa ada aba-aba pertemuan acak terjadi tanpa rencana. Semua  mengalir  begitu saja, seseorang yang dengan tatapan matanya selalu membuat saya salah tingkah, seseorang yang jemari tanganya sehalus tangan wanita,  seseorang yang sebenarnya sudah lama masuk dalam pengamatan saya, seseorang yang jauh dari pijakan saya, pelan-pelan mulai memenuhi hari, sedikit demi sedikit mulai mengisi hati.

Itu adalah beberapa hal-hal besar yang terjadi di tahun 2016 di kehidupan wanita biasa bernama jacklyn fiorentina. Dan tulisan ini hanya sebagai pengingat jika dikemudian hari, ada suatu waktu saya merasa Tuhan tidak adil kepada hidup saya, dengan melirik tulisan ini saya akan selalu paham bahwa tak perlu cara yang rumit untuk selalu mengucap syukur, cukup mengingat apa saja yang Tuhan telah kerjakan dalam hidupmu, maka ucapan syukur itu akan terucap.

Untuk tahun 2017 yang masih menjadi misteri, Selamat Datang. Walaupun sudah ada sedikit gambaran hidup bahwa tahun 2017 perjalanan akan lebih sedikit dari tahun 2016, hari-hari akan lebih banyak dihabiskan untuk urusan pekerjaan, tapi saya sudah siap, karena hidup selalu akan berubah dan yang bisa menerima perubahan itulah yang akan mampu bertahan. Mungkin  2017 dirancang untuk hidup yang lebih serius.

Dan terima kasih sekali lagi 2016 untuk semua pencapaian dan pelepasan yang terjadi di hari-harimu. Dan mungkin lirik dari lagu Banda Neira ini menjadi penutup di tahun ini “ yang patah tumbuh, yang hilang berganti. Yang hancur lebur akan terobati. Yang sia-sia akan jadi makna, yang terus berulang suatu saat akan terhenti, yang pernah jatuh akan berdiri lagi, yang patah tumbuh dan yang hilang berganti”. mari mengganti semua yang telah hilang dan jika 2016 pernah terjatuh dan berdiri lagi, di tahun yang baru  ini saatnya kita berlari. welcome 2017! 
 

Thank you God, I’m totally blassed in 2016!



-Jakarta, di penghujung tahun 2016
-di tengah hingar bingar keluhan orang yang ingin menyambut malam tahun baru tetapi masih terjebak di kantor dengan tumpukkan kerjaan.


CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment