Jatah Bahagia

tak ada senja di jalan pulang kali ini

ia tertutup oleh langit hitam, ditemani guyuran hujan gerimis,

tidak deras tapi membuat pandangan menjadi tidak jelas.

bunyi klakson bersaut-saut,
kendaran berbaris-baris,
pak polisi berdiri mengatur,
seolah sedang mengantri dibagikannya jatah kebahagian.

oh atau memang bentuk kebahagian itu adalah tujuan mereka mengantri di jalan yang sesak ini karena di-akhir perjalananya ada yang menunggu kehadiran mereka?--tempat yang mereka sebut rumah.

rumah yang tidak hanya berbentuk bangunan,
lebih dari pada itu,
ada yang berbentuk pelukan,
ada yang berbentuk telinga yang siap mendengar semua keluh kesah hari ini,
ada teriakan nyaring riang gembira,
atau sekedar menanti makanan yang sudah disiapkan oleh dia yang menjadi tujuan selalu ingin cepat-cepat pulang.

hujan masih turun,
kali ini menjadi deras,

sambil meminum es kopi tadi sore yang sudah berubah rasa menjadi air tawar,
ku amati lamat-lamat sekeliling dan menyadarinya bahwa ;
tak ada jatah bahagia kali ini untukku,
sudah habis ku berikan pada kamu yang dulu sebut rumah. habis tak bersisa, bahkan ampasnya pun tak tersisa.


jakarta, november 2020.

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment