Perjalanan hidup tahun 2022

Tahun 2022 adalah perjalanan untuk memahami diri saya sendiri. Dan tentu saja, tidak pernah terlambat untuk mencoba mengerti diri sendiri. Tahun ini saya belajar untuk masuk ke dalam diri saya lebih dalam, menanyakan hal-hal yang cenderung saya tidak pernah mengerti ; tentang trauma, tentang inner child, tentang mengapa saya bisa menjadi sosok yang sekarang, tentang keluarga yang tidak sempurna, tentang penerimaan, tentang penolakan sampai tentang betapa berharganya diri saya ini.



Saya benar-benar belajar bahwa segala yang ada di diri kita mempunyai sebabnya. Tapi setelah menyusuri diri saya semakin dalam,  Saya ingin memeluk diri saya semakin erat bahwa ; saya memang pantas mendapatkan apa yang telah saya dapatkan hari ini. Saya memang layak mendapatkannya meski ada beberapa luka yang masih ada di sana. 

Ternyata, setelah masuk semakin dalam, saya seperti manusia lainnya, tumbuh dengan luka yang tidak pernah berusaha disembuhkan. Bahkan dijenguk saja tidak pernah. Dan karena sudah terlalu lama didiamkan, luka itu kini tidak bisa disembuhkan tapi hanya bisa dipahami mengapa luka itu masih ada di sana, tempat terdalam yang tidak pernah ku sentuh. Saya belajar pelan-pelan mengerti dan mencari tau atas semua pertanyaan “mengapa?”-lalu setelah tau alasannya, saya melepaskannya pelan-pelan dengan cara berdamai dengan semua luka itu.

Pada akhirnya, berdamai dengan diri sendiri adalah hal pilihan paling rasional untuk tetap bisa bertahan pada hidup yang fana ini.

Setelah menelusuri diri saya sendiri masuk hingga ke dasar, saya lantas mendapati diri saya di usia menginjak kepala 3 yang sangat berani untuk mengambil sebuah langkah-langkah besar yang mengubah Haluan hidup seluruhnya. Dan karena itu saya harus mengapresiasi diri setinggi-tingginya, bahwa saya mau dan mampu. 

Berkat lebih awal- setelah Menikah-

Awal tahun 2022 dibuka dengan memutuskan untuk Menikah, tapi part menikah tidak akan saya ceritakan lebih detail karena ya perjalanan untuk sampai dikeputusan itu juga rasanya bisa jadi satu tulisan yang sangat panjang dan berliku. 

Oke setelah menikah---saya dan zem langsung diberi berkat ; saya dinyatakan hamil. Tapi ternyata calon adik itu belum berjodoh dengan kami. Dengan caranya ia kemudian pergi dari hidup ini. Saya dan zem tak memberinya nama, kami hanya memanggilnya "adik". selama proses itu saya hanya menangis 3x : pertama ketika saya tau kondisinya dari dokter, ke dua saat saya berdoa kepada Tuhan untuk diberi keiklasan pada semua yang terjadi. dan ke-3 ketika zem akan kembali dan saya masih tinggal di kota sesak itu sendirian. 

Setalah semua proses itu, hidup saya-dan zem langsung kembali normal. Tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Saya kembali tertawa ceria, kembali aktif menghidupi hidup. Lagipula, tidak banyak yang tau kisah ini, karena ya saya dan zem tidak ahli membagi kisah sedih secara langsung. Bagi kami sebuah kisah sedih kami proses dengan tidak membicarakannya secara terus menerus. Karena itu hanya kerabat dekat, keluarga dan orang-orang yang bertanya yang tau kisah ini.

Apa yang saya pelajari dari kisah ini?

Tentu belajar melepaskan. Saya dengan sangat besar hati menerima semua takdir dan jalan hidup yanh dipilihkan Tuhan untuk saya. Tanpa menyalahkan diri sendiri ataupun orang lain. Let it go.

Setelah proses itu saya dan zem bersepakat untuk focus kepada pekerjaan dan bagaimana kami bisa bersama saja. Iya kami masih terpisah jarak yang sangat jauh. Karena itu focus kami hanya 2 hal itu saja. 

Karena focus saya di pekerjaan dan cara untuk bisa bersama, Tuhan secara ajaib pula memberikan suatu one way ticket pulang ke rumah. Rumah yang kami beli di tahun 2020 kini bisa kami hidupi. 

One way ticket dengan paket lengkap dengan pekerjaaan saya di sanapun tidak langsung saya terima begitu saja. Bahkan awalnya saya menolak, karena saya begitu mencintai Kota gemerlap ini, dan karir saya sedang menanjak-nanjaknnya. 

tapi disuatu malam yang sunyi, sehabis berdoa, tiba-tiba saya diberi keberanian, saya mengambil kesempatan itu. Pindah meninggalkan kota jakarta dengan segala ceritanya adalah sebuah keputusan terbesar yang terjadi tahun ini.

Pilihan saya untuk pindah banyak dipertanyakan beberapa orang karena karir yang (cukup) gemilang harus ku tinggalkan. Tapi lagi-lagi saya mengapresiasi diri saya yang sangat berani dan percaya diri dengan segala resiko dari keputusan itu.

Good bye JKT!

Meninggalkan kota yang sangat sesak itu membuat saya cukup bergejolak. bagaimana 6 tahun saya banyak belajar dan bertemu orang-orang hebat-yang membentuk saya menjadi yang sekarang ini tentu tidaklah mudah! Tapi berani melangkah tentu harus siap dengan segalanya.

Bulan Agustus menjadi bulan dengan transisi paling emosional di tahun ini. Diawali dengan pertemuan dengan mereka-mereka yang benar peduli, semacam pamitan singkat tapi tidak ada sedih-sedihnya karena semua diakhir dengan “nanti kalau ke jkt, harus ngabarin ya, nanti kita ngopi bareng” yang tentu saja ku sambut dengan perasaan haru karena ternyata pergi ku kali ini memang pasti akan kembali lagi. Entah kapan itu, Jakarta akan menarik ku kembali dengan caranya yang ajaib.

Memulai lagi.



Setelah meninggalkan Jakarta, 2 bulan awal hidup saya banyak habis di atas aspal. Nyetir berjam-jam sudah menjadi bagian sehari-hari. Melintasi  banyak tempat sudah mulai terbiasa karena masuk dalam rutinitas. 

Hal ini terjadi karena pekerjaan dengan role baru  yang mengharuskan mobilitas saya cukup tinggi. Sebagai anak yang kakinya panjang saya sih oke-oke saja yang justru kwatir ya mama saya, katanya saya terlalu berani menjadi seorang perempuan haha oh ya rekor saya menyetir adalah 8 jam  seorang diri. Membuat orang pada geleng-geleng “kok berani banget kamu?” hahhaa 2 bulan pertama yang cukup membuat saya ngos-ngosan. Karena pindah-pindah kota via darat itu benar-benar melelahkan. Tapi terlalui dan bisa juga kan.

Lalu 2 bulan terakhir saya justru melangkah lebih jauh lagi. Naik lebih tinggi lagi. Menceburkan diri pada hal-hal yang benar-benar baru. Tapi tak apa, sebagai orang yang gampang move on dan beradaptasi, saya sering kali tidak pernah kesulitan untuk menyesuaikan ritme yang ada yang di dunia baru itu.

Part paling pentingnya karena pekerjaan ini yang secara spesifik pernah saya doakan, dan dikabulkan Tuhan, lagi-lagi dengan cara ajaibnya pekerjaan baru itu datang yang kemudian membuat saya harus membuat keputusan besar lagi yaitu ;  resign!

Berpindah lagi.

Proses resign selalu menjadi hal yang cukup emosional buat saya karena walaupun anaknya gampang move on tapi saya selalu menaruh hati pada pekerjaan dan orang-orang yang terlibat berkerja bersama saya. Jadinya saat resign lalu, saya menulis panjang sekali untuk “Farewell notesnya” walaupun memang secara garis beras ditujukan untuk team Saya di JKT karena ya dalam hal durasi lebih lama bersama mereka.

Perjalanan baru dengan tujuan yang baru.

Menuju penghujung tahun saya memulai pekerjaan baru, dengan role yang dari dulu saya inginkan. Bersyukur karena  bagaimana Tuhan mengaminkan harapan saya tentang pekerjaan ini.

Tentu saja membutuhkan penyesuaian dengan ritme yang baru. Ya butuh waktu memang, tapi saya rasa selalu berusaha keras untuk bisa berjalan seirama agar tidak terlalu ketinggalan jauh.

Dan setelah 2 bulan dengan lingkungan kerja yang baru, saya akhirnya mengapresiasi diri sendiri bahwa saya lagi-lagi bisa dan mampu. Yeah!

Bertemu banyak orang baru.

Jika tahun 2021 saya banyak kehilangan orang-orang, maka tahun ini saya mengapresiasi diri karena berhasil bertemu banyak sekali orang baru. Karena bertemu orang baru seperti dengan membaca buku baru, terkadang kita hanya menebak-nebak orang ini seperti apa, atau malah merasa tidak cocok dengan orang ini karena gayanya tidak cocok dengan konsep diri kita sendiri. Bertemu Orang baru seperti tantangan tersendiri bagi saya, lebih menantang dari bertandang ke tempat baru. :D

Adakalanya saya menjadi pendengar yang baik jika bertemu dengan orang-orang yang suka sekali bercerita banyak hal. Atau saya menjadi pembicara yang aktif ketika betemu mereka yang jarang membicarakan dirinya atau butuh ditanya untuk membuat mereka mau berbicara lebih banyak ya karena saya butuh informasi orang ini demi kepentingan kelancaran pekerjaan saya.

Saya benar-benar bertemu banyak orang baru dengan karakter yang beragam tahun ini. Sebenarnya saya senang, sebagai orang yang suka sekali berkawan dan mengenal orang baru, Tapi disuatu sisi, energi saya banyak sekali terkuras saat bertemu orang baru. Menyesuaikan lalu menerka-nerka orang ini seperti apa, Itu benar-benar menarik energi saya.

Setelah bertemu orang baru, mari kita bertemu tempat baru.



Biasanya setiap tahun saya selalu mengingat tempat – tempat yang sudah berhasil ku kunjungin. Dan tahun ini banyak tempat baru yang berhasil ku sambangi dengan cara tak terduga.  Walaupun karena kerjaan tapi saya sangat exceted untuk mengunjunginya. 

Mengelilingi Provinsi Sulawesi Selatan-Barat-Tengah menggunakan darat. Dan semoga tahun 2023 banyak bertemu tempat baru lagi, supaya saya semakin semangat bekerja hahhaa

Yang terpenting dari tahun ini, saya banyak sekali belajar. belajar untuk melepaskan, belajar untuk menahan ego, berani mengambil keputusan yang sangat besar, belajar untuk tetap yakin bahwa mengikuti kata hati adalah yang paling utama.

Dan special thanks to Zem. Pria yang selalu mau menerima semua keputusan yang saya ambil, selalu percaya bahwa saya pasti mampu. Terima kasih karena bisa mengimbangi dengan cara sangat sederhana yaitu  cara menerima dan mendukung.

Dan Semoga tahun 2023 ini lebih berwarna, banyak perjalanan yang berarti dan banyak bertemu orang-orang yang menakjubkan. Karena di akhir tahun nanti, saya ingin lebih banyak mengenang yang senang-senang saja. Amin.

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment