Nusa Penida : Pulau kecil yang menakjubkan

“Jadi KKN di Nusa Penida itu seru banget, nyesel deh kamu gak milih disana” begitulah ungkapan salah seorang teman sewaktu masa-masa KKN berakhir dan  masih hangat diperbincangkan.
“yah someday pasti kesana” ucappenuh keyakinan bahwa aku akan kesana, entah kapan itu.

......
Mungkin karena aku orangnya dadakan, bisa diajak kapan saja, jadi beberapa dari teman senang mengajakku untuk melakukan perjalanan ke berbagai tempat. Dan siang itu, sebuah chat masuk...
“je, ikut yok ke nusa penida”
“kapan? Sekarang banget?”
“enggak, besok pagi berangkat, kita ber4 cowok semua”

Ajakan ini benar-benar dadakan (tapi lebih dadakan sewaktu ke Ijen), setelah berfikir sesaat, dan sudah dijamin, trip ini akan full bahasa bali yah skalian belajar bahasa bali lagi, maklum kosa kata bahasa baliku masih kurang, aku memutuskan untuk ikut tapi tetap mencari teman wanita, namun karena teman-teman wanitaku jarang mau berpegian tanpa persiapan jadi tak ada yang bisa. Oke baiklah, aku selalu percaya Tuhan selalu bersamaku dengan menempatkan aku dengan orang-orang baik disetiap perjalanan. Maka perjalanan itu dimulai.

Dengan menggunakan kapal mola-mola seharga Rp.85.000 kita sudah bisa menyebrang ke Pulau Nusa Penida dengan jarak tempuh 45 menit. 
halo adek lagi selfe di kapal bang

Pukul 10.00 Wita kami tiba di Nusa Penida. Siang itu matahari sedang terik-teriknya, jadi aku menyempatkan mengambil foto untuk Mira yang sedang berulang tahun. Dan ternyata hasilnya bagus (kata mira yah). setelah menunggu sekitar 20 menit, jemputan kami tiba. Oh iya, Di perjalanan kali ini, kami di Service habis sama Jik Dewa, dia pemuda lokal Nusa Penida, jadi untuk penginapan dan transportasi kami tak usah kwatir. 
selamat ulang tahun mira, kapan kita ngetrip barengnya? :')

Jarak pelabuhan dan rumah jik Dewa cukup jauh, desa Pet-Batu Nanggul  sekitar 20 menit. Perjalanan kali ini kami cukup beruntung, karena penginap di Nus-Pen itu sangat langkah, transportasi yang berupa motor pun terkesan mahal. Dan untuk kami, semuanya gratis. Puji Tuhan, kami diberkati.

Sesampai di rumah Jik Dewa, kami kelaparan. Rumahnya nuansa bali dengan penghuni yang ramah sekali. Sesaat setelah kami tiba, kami dihidangkan makanan yang menurutku cukup mewah. Makanan-makanan khas Nus-Pen, dilengkapi dengan Buah Mangga yang katanya juga kha desa itu.

Setelah makan, kami menunggu teman kami yang telat bangun, jadi harus mengejar kapal di sore hari. Namun karena aku dan didit sudah gelisah ingin berkelana, maka Jik Dewa dengan passrah mengikuti keinginan kami. 

Kami di temani Bli Gede, orangnya sangat baik. Mengantar kami ke tempat-tempat menakjubkan.  Tujuan pertama di antar ke Savana Hijau atau nama Kerennya Bukit teletubis,Savana lini terletak di Desa Tanglad. perjalanan kesana cukup jauh dan mendaki namun setelah sampai, indah sekali, tidak kalah indahnya dengan bukit Savna di Sumba yang lagi Hits itu. 
karena Bali itu terlalu indah
adek silau bang
spotnya beda, ini pantainya udah keliatan

setelah asik berfoto-foto kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Atuh, setelah sempat mampir ke Pantai yang aku lupa namanya, yang jelas itu deket pura di pinggir tebing.
 
udah keringatan, kucel, tapi masih mau di foto kok, (mampir doang)

Jangan ditanya, perjalanan ke sini cukup menguji mental, diperparah ditengah perjalanan ban motor Bli Gede bocor, untunglah kami bertemu warga yang katanya di desa tersebut ada tukang tambal ban keliling. Wah kami beruntung bayangkan saja jika ban motor pecah di tengah desa terpencil di lembah bukit seperti itu. kemudian, karena kami tak ingin membuang waktu, Bli Gede malah meminjam motor warga sekitar dan meninggalkan motornya sambil menunggu tukang tambal bannya datang. Entahlah, mungkin karena dia adalah orang asli sana jadi dengan mudah dipercaya dan mempercayai orang lain.

Perjalanan berlanjut, menuruni bukit. Pikirku “pantai sekeren apa sih ini? sampai jalannya kaya gini banget” dan ternyata sesampai disana. Aku hanya bisa terdiam memandang laut lepas yang biru sekali. Pemadangan yang luar biasa nan indah.
 
pantai Atuh sebelah sini,

 Pantai yang sebenarnya bukan yang terlihat dari ketinggian saat itu. kami harus menuruni anak tangga yang cukup menguras tenaga. Dan akhirnya pantai Atuh terpampang jelas di depan mata. Bukan warna biru yang ku lihat,tapi hijau dan pasirnya putih sekali. Ada sebuah ketenangan yang ku rasakan ketika di Pantai itu, tidak seperti jika di pantai sebenarnya, aku selalu gelisah. Namun karena waktu yang hendak selalu menyuruh kami untuk meninggalkan pantai itu dan teman kami si Moris juga sudah tiba di Nus-Pen jadilah kami bergegas untuk kembali.

 
jadi kita kemana?

pelang-pelan aja, langkahku tak sanggup berlari mengejarmu
pantainya sudah  terlihat


menuruni banyak anak tangga



dan menyentuh pasir putih

memikirkan tentang dalamnya laut seperti apa,(gak ada kerjaan  kali yah?)

masih disini,
haruskah aku menjadi ombak? yang selalu berisik agar mendapat perhatianmu?


Kami kembali ke rumah Jik Dewa dan ternyata Moris benar sudah tiba beberapa jam lalu. Dengan tampang kucel kami merebahkan tubuh, tapi apa yang kami dapatkan, hidangan makanan yang sudah tersedia, sungguh keluarga Jik Dewa sangat baik. Kami memakan dengan lahap, mandi kemudian bergegas mencari wifi, maklum saja di sana sinyal Telkomsel saja EDGE, apalagi yang lain, dan untunglah ada sebuah cafe yang menyediakan Free Wifi, jadilah malam itu kami merasa tergolong anak gaul nusa penida. waktu terus beranjak, dengan sibuk Gedget masing-masing waktu mengantar kami pada dini hari, yah karena aku sudah mengantuk, jadi aku balik deluan, mereka masih betah berlama-lama disana. 
aku tidur di kamar yang cukup besar dan bersih, tapi karena memang aku orangnya gampang sekali di gigit nyamuk dan cepat kepanasan, jadi malam itu antara tidur dan tidak, karena banyak nyamuk ditambah make jaket dan celana panjang jadi aku benar-benar kepanasan, cuman yah tidak boleh mengeluh karena diberi tumpangan gratis yang sangat layak saja sudah bersyukur. aku harus menyesuaikan walaupun bangun di pagi hari, bajuku basah karena keringat dan anehnya cuman aku yang di habisi nyamuk yang lain tidak sama sekali, ini pertanda nyamuknya itu pasti jantan karena doyan banget sama aku :(

perjalanan hari kedua berlanjut. hari itu kami bergegas menyelurusi jalan menuju permandian mata air Tembling, yah di perjalanan ini, jumlah kami bertambah, menjadi 6 orang. yeah rame. 
anak gaul nusa penidaaa coyyy

 air terjun tembling juga cukup jauh, memasuki hutan dan menuruni bukit. dari tempat parkir motorpun masih lumayan jauh. di Pantai Tembling ini, terdapat permandian air tawar padahal dekat sekali dengan pantai. dengan membayar Rp. 2.000 kita sudah menikamti alam Tembling sepuasnya.


jalannya agak terjal, makanya hati2


permandian air tawar khusus pria
lelaki-lelaki kece nusa penida lagi berenang
yeah, i'm freeee without you

pantai Tembling,

langit gelap menyelimuti, saatnya untuk beranjak pergi. dengan keringat bercucuran dan nafas yang terengah-engah karena berasa menaiki gunung, kamipun melanjutkan perjalanan ke Pantai Andus, namun di tengah perjalanan kami terkena Hujan, walaupun hanya gerimis cukup membuat pakaian basah. Pantai Andus terkenal karena semburan airnya, seperti asap. 




mirip asap bukan??

ini ceritanya mau lompat, tapi malah encok :')

sisi lain dari pantai andus
ini beraniin diri untuk duduk disini, padahal dibawah itu laut lepas

aku tetap berdiri tegak, meski sendiri, (jomblo bgt dah)hahhaa


waktunya pulanggggg

setelah dari Pantai Andus, kami ke pantai Uwug atau pantai Broken heart. bentuknya semacam bolongan, ada ceritanya kenapa pantai ini bolong, yah lain kali aku ceritakan, biasalah cerita rakyat percaya atau tidak percaya. pantai ini dekat dengan pantai andus. sekitar 5 menitan.  sewaktu sampai disini, hujan gerimis menemani  tapi langit tidak semendung tadi.

terimakasih bli gede, untuk niatnya yang luar biasa sampai bisa mengambil foto ini
dan ini foto di tempat permandian bidadari, tidak jauh dari broken heart
foto ini berhasil membuat banyak orang iri, wkwk :p
hari itu berakhir di pantai Pet, moris, jik Dewa, didit malah menyeburkan diri ke pantai karena awalnya moris kebelet pipis dan rencana mau pipis di pantai karena bingung mau pipis dimana eg malah berlanjut mandi. sayangnya aku gak ikutan karena gak bawa baju ganti. 


nyeburrrrr

dan inilah kelakuan mereka, mungkin mereka mabuk air laut :") #korlapnuspen
hari kedua berlalu, ditutup dengan pengusiran pelan-pelan dari cafe yang berwifi karena mereka mau tutup.  anak kekinian banget gak bisa hidup tanpa internet hahahhaa

hari ketiga kami tak kemana-mana, hanya menemani mereka sembayang, yah aku tidak ikut sembayang, hanya duduk nongkrong di warung tepi pantai deket pura, sambil liat-liat sapa tahu ada cowok nus-pen yang kece hahhaaa

setelah sembayang dan makan es buah, kami beranjak ke palabuhan. rumah jik dewa deket dengan pelabuhan Kutampi, jadi kami hanya berjalan kaki ke sana. Kami berangkat meninggalkan Nusa Penida tepat pukul 15.30 Wita dengan harga Karcis yang masih sama sewaktu berangkat.
masih sempat fotoan, di tempat jualan beli kacang haha, btw itu pake kamen loh


terimakasih Nusa Penida, 
pulaumu luar biasa, 
ternyata benar, kita harus menyentuh dan menyelusurimu terlebih dahulu agar tahu betapa indahnya alam yang kau miliki,
aku pasti kembali lagi, 
karena masih banyak tempat yang belum sempat ku kunjungi. 
semoga diberi kesempatan lagi....
dan semoga suatu saat,
banyak orang yang datang melihatmu tapi tak merusakmu.......................


terkadang kita harus melangkah jauh, hanya untuk tahu betapa berharganya "pulang"itu






 
Nusa Penida, 17-19 Januari 2015.

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment