semestamu datang saat ketakutan ini memporak-porandakan pikiranku,
tenang, saat sekitarku tenang,
tenang, saat sekitarku tenang,
tapi tidak denganku, aku benar-benar resah..
ketakutan mengejarku saat
kau menjatuhkan semestaku kedalam ketenanganmu,
ketakutan mengejarku saat
kau menjatuhkan semestaku kedalam ketenanganmu,
ah ada apa ini? mengapa rasanya
hangat. sehangat selimut di kamarku...
tak ada daya untuk tak memperdulikannya,
kau trus mengganggu dengan ketenanganmu,
tak ada daya untuk tak memperdulikannya,
kau trus mengganggu dengan ketenanganmu,
di saat ketakutanku semakin menjadi,
bahkan hampir membawaku jatuh ke dalam rasa takut itu.
kau masih disitu.
jangan berlalu dari lamunanku.
kau masih disitu.
jangan berlalu dari lamunanku.
aku tak akan takut lagi. bahkan saat rasa takut
itu hidup dalam diriku, persis saat semesta mempertemukan mata ini dengan
duniamu.
pun aku akan siap, menerima semestaku yg akan berlalu seperti dulu ,
pun aku akan siap, menerima semestaku yg akan berlalu seperti dulu ,
saat semua
ku anggap telah mendekati kata sempurna.
untuk tenangku yang mengelisahkan,
untuk tenangku yang mengelisahkan,
berlalulah sekarang karena kau masih kuberi
kesempatan.
puisi pertama yang tercipta saat semestamu datang kepadaku.
ribuan meter di atas permukaan laut.
0 comments:
Post a Comment