Hanphone ku bergetar subuh dini hari, aku melihat dengan
setengah sadar ke layar handphone itu, nama yang sangat ku kenal, tapi karena
rasa kantuk yang begitu menyerangku maklum saja aku baru bisa terlelap pukul 4
subuh sehabis orang rumah sahur karena itu aku mengabaikannya.
Pagi sekitaran pukul 8 aku bangun dan melihat handphoneku,
benar itu darinya. Ada beberapa miscall dan sebuah sms. “kalau masih boleh. Aku mau telfon. Penting. Maaf ganggu”. Aku
sontak kanget, ku fikir tadi subuh aku bermimpi mendapat telvon darinya
ternyata itu bukan mimpi. Firasatku sangat tidak enak, semacam ada rasa resah
dan gelisah yang aku rasakan. Aku langsung meng-sms dia “ada apa? Kamu
baik-baik saja kan?”. Dia baru menelvonku sekitar pukul 10 pagi saat aku di
Gereja.
Setelah pulang gereja, aku baru mendengar bahwa dia kena musibah,
semua barang-barang berharganya hilang kecuali TV, itupun karena Tvnya sedang
di service. Ah ketika aku mendengar itu
aku jadi lemes membayangkan kondisimu, antara ibah, kasihan, kwatir.
Baru sebulan lalu kamu tertimpa musibah dan sekarang terjadi lagi? What’s wrong
with you? Yah kita tak akan pernah tau musibah apa yang akan menimpa kita esok
hari, karena itu kamu harus bersabar. Seperti biasa jika kamu ditanya
keadaanmu, kamu selalu menjawab “baik-baik saja” meskipun kamu sedang tidak
baik-baik saja.
Setelah aku pulang gereja, kita sempat bertemu. Akhirnya
setelah sekian lama kita tak pernah lagi berbicara dari mata ke mata. Siang itu
terjadi lagi. Dengan wajah yang seolah kamu baik-baik saja kamu menghampiriku, bahkan
wajahku saat itu lebih kwatir dari pada wajahmu. Kamu menceritakan kronologis
kenapa kosanmu bisa kecurian, tanpa sengaja aku menyntuh tanganmu, dan kamu
kesakitan setelah ku lihat ternyata tanganmu terluka. Kau bilang itu terkena
kawat saat mencontohkan pencurinya masuk kedalam kosanmu.
Aku jadi semakin kwatir, tapi kamu selalu bilang jangan
kwatir, kamu baik-baik saja. Setelah obrolan yang cukup panjang, kita mulai
lagi membahas sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dibahas lagi.
“kau semakin jelek,item lagi, ah
baru berapa minggu aku gak urus udah gini” ucapmu..
“ih ini karena abis ngebolang
anterin temenku jalan-jalan jadi item deh” belaku ..
“udah makan?” tanyamu lagi
“belummm” jawabku singkat
“kan kalau gak ada aku, mana bisa
makanmu teratur” ucapnya dengan sedikit meledekku
“ihh rese’ nanti juga makan kok,
yeee” balasku
Obrolan-obrolan yang seolah mengatakan aku tak bisa apa-apa
tanpa dirinya ini membuatku sedikit geram. Pada saat aku berdiri dia menarikku.
haappp maka jatuhlah aku dalam pelukannya. Pelukannya masih hangat, masih
seperti dulu, yang berubah dia sekarang makin kurus.
“kamu kurusan yah?” tanyaku ..
“iyaaa
kan puasaa jadi kurus lagi deh” sambil menepuk-nepuk perutnya
“puasa
aja tiap hari supaya kamu kuruss lagi” ucapku setengah tertawa
“maunya
sih gitu, eh kamu ganti shampo kan?” tanyanya lagi
“nah lohh
kok tau?” aku kaget kemudian mencium rambutku
“iyaa
taulah jek, kamu juga ganti bedak sekarang, tapi aku lebih suka wangi bedakmu yang
sekarang ketimbang dulu” jawabnya penuh keyankin an
“haa? Kok
kamu tau juga? Astagaaaaaaaaaaa” aku berdiri
“apa sih
yang gak aku tau tentang kamu jek” dia berjalan mendekatiku
“ada,
ini, hatiku” sambil memegang dadaku..
Kami tertawa bersama. Menertawai sesuatu yang sudah lama kami
rindukan. Entahlah aku masih selalu saja bingung, dunia dan semesta senantiasa
berkonspirasi mempertemukan kami dalam kondisi yang tidak pernah terencana.
Setelah itu, kami akhirnya pulang, tapi sesampai di parkiran, dia bertanya “kamu tidak lapar? Aku temenin yok” . lantas aku kanget, bukannya dia sedang sibuk mengurus urusannya itu.
Setelah itu, kami akhirnya pulang, tapi sesampai di parkiran, dia bertanya “kamu tidak lapar? Aku temenin yok” . lantas aku kanget, bukannya dia sedang sibuk mengurus urusannya itu.
“boleh, tapi kan kamu puasa? Gak papa?”
“yaelah
santai aja, yukkk”
Aku berencana makan ditempat yang
tidak terlalu jauh, tapi dia malah mengajakku bermain Bowling di salah satu
Mall.
“maen bowling yuk, aku ajarin,
nanti makannya di foodcort di mall itu
aja”
“haa? Bowling? Baiklahhh pakk”
aku mengikutinya dari belakang
Kami akhirnya ke salah satu mall yang ada tempat bermain Bowlingnyan sekaligus foodcortnya. Mall itu sungguh sangat
ramai, aku sampai bingung mau kemana saking manusianya terlalu banyak. Kami
mencari eskalator karena foodcourtnya
terletak di lantai paling atas, dan yang paling dekat adalah tangga, akhirnya
kami memutuskan naik tangga. Dia menarikku naik, aku sudah sangat lelah dan
dia masih saja terus menarikku. sampai
di lantai teratas kami mencari makanan, dengan nafas yang masih terengah-engah,
akupun memakan makananku di depan dia yang sedang berpuasa. Aku sebenarnya ragu
tapi kata dia tak apa, ya sudah.
Setelah makan, kami menuju tempat bermain Bowling yang tidak
jauh dari situ. Tempatnya sepi mungkin karena hari itu siang hari dan bulan
puasa. Aku yang tidak tahu menau bermain Bowling ikut saja apa katanya. Disuru
pakai sepatu yang mirip dengannya dan ternyata itu berguna karena lantainya
begitu licin.
Akhirnya setelah aku yang banyak tanya, kami memulai
permainan, awalnya aku hanya diam saja melihat dia bermain tapi karena dia
selalu menyuruhku untuk mencoba, baiklah aku mencobanya. Lempar bola pertama meleset,
tidak ada yang jatuh satupun, begitupula lemparan kedua. Setelah berkali-kali
mencoba akhirnya ada perubahan, aku bahkan 2 kali strike. Walaupun 1 game berakhir dengan pemenangnya tetap dia
setidaknya scoreku beda tipis lah
untuk pemula. Aku ingat yang main Bowling saat itu cuman kami berdua, pegawainya
sibuk melihati kami, mungkin dia pikir kami ini sedang pdkt maklum siang-siang
main Bowling. Hahhaa
Sepulang dari situ, dia mengantarku ke tempat kami tadi
bertemu. Aku pamit dan menyamlim tanganya. dia tersenyum dan berkata “kamu
baik-baik yah, sampai bertemu lagi” aku hanya membalas senyum kepadanya.
Itu
pertemuan teakhir kita bukan?
Yah setidaknya untuk bulan July.
aku tahu musibah yang kamu hadapin di Bulan ini begitu berat,
ku harap kamu tetap baik, bukan hanya sekedar ucapan dibibirmu yang selalu
mengatakan kamu tetap baik..
Percayalah apa yang telah hilang, seseorang atau sesuatu
sekalipun Tuhan akan menggantinya dengan lebih dari yang telah hilang itu. dan
jika sudah diganti, jagalah dengan baik, seperti kamu menjaga dirimu sendiri.
God Bless You..
Sampai bertemu di Bulan Agustus dengan cerita dan kondisi yang
sudah berbeda ..........
0 comments:
Post a Comment