kisah bulan July 2012

Mungkin untuk mengatakan Welcome July itu sudah telat, hari ini sudah masuk tanggal ke 7  di Bulan July. Tapi tetap lah, selamat datang July, semoga July tahun ini tidak seperti tahun lalu..

July tahun lalu, aku membuat sepanggal kisah yang sedikit dramatis dan luar biasa, setidaknya menurutku..
Aku datang ke kotamu. Setelah beberapa kali kau menyuruhku datang mengunjungimu. Aku baru bisa memenuhinya di July tahun 2012. Aku datang dengan setumpuk harapan, sejuta rindu yang menggebu, setekad keyankinan untuk bisa  bertemu dengan dirimu.

Dan ternyata itu kali pertama aku mengunjungi kotamu sekaligus itu yang terakhir, terakhir untuk berkunjungan ke kota itu untuk bertemu dirimu.

Kamu tahu, aku membawa itu di doaku setiap malam agar aku bisa mengunjungimu, dan ternyata Tuhan membukakan Jalan. aku melintasi beberapa kota hanya untuk sampai di Kotamu. Aku menempuh perjalanan yang sangat jauh dengan halangan-halangan yang begitu banyak untuk menyurutkan niatku tapi aku tetap yakin aku akan sampai dengan selamat di kotamu. 

Ditengah keinginanku yang menggebu, kau justru melarangku mengunjungimu, dengan alasan ini bulan puasa tingkat kriminal meingkat drastis terlebih kriminal di tempat-tempat umum. Perdebatan-perdebatan mulai terjadi, aku tetap kekeh akan berangkat seorang diri, dan kau juga tetap kekeh tidak memberi  izin. 

Bayangkan saja, perjalanan yang sangat panjang sudah ku tempuh, tinggal selangkah lagi dan kau mau membatalkan begitu saja? Bukankah kau yang selalu menyuruhku mengunjungimu? Lalu kenapa kau membatalkan begitu saja, kau tahu kan aku selalu bisa menjaga diriku sendiri, kenapa kau tiba-tiba takut? ; Kekecewaan-kekecewaan mulai terjadi yang berujung perdebatan bahkan pertengkaranpun mulai timbul. Aku tidak menyerah, kalau memang Tuhan mengizinkan pasti akan dipermudah.

Bermodal nekad dan doa, pagi-pagi sekitar pukul 9 pagi, aku dan sahabatku pergi ke stasiun kereta api Tugu, Jogjakarta. Aku merencanakan perjalanan malam hari agar bisa membunuh waktu dengan cara tidur, tapi itu justru semakin membuatmu  tidak setuju. 

Setelah nego yang cukup  panjang, aku naik kereta jurusan Jogja - Bandung, sekitar pukul 12 siang, kali ini bukan ekonomi tapi Eksekutif, ini untuk mengurangi kekwatiranku terhadap diriku sendiripun.

Aku dan sahabatku  tergesa-gesa balik ke kosnya untuk mengambil barang dengan waktu yang snagat minim. Dengan tergopo-gopo, aku berlari ke pintu stasiun, ternyata keretanya belum datang. Puji Tuhan, perjalananku ke sana dipermudah olehNya. 

Itu pertama kalinya aku naik kereta Eksekutif, sangat jauh berbeda dengan dengan kereta ekonomi. Pengalaman pertama, seorang diri, dan  perjalanan jauh . Setelah mondar-mondir di kereta, aku akhirnya menemukan kursi yang tertera di tiketku, setelah itu aku foto tiket keretanya, kemudian mengirimkan kepadamu. Kamu hanya membalas “dasar keras kepala, hati-hati, jangan  sampai hpmu low, nanti aku susah ngehubungin kamu kalau hpmu sampai low” ahhh akhirnya dia mau juga mengalah dan menerima kedatanganku.

Sesampai di kotanya, kau menjemputku di stasiun, kami akhirnya bertemu. Kau sempat panik karena kedatanganku jauh lebih lambat dari yang aku informasikan kepadanya.

Hey aku di kotamu :)

..... ternyata itu menjadi pertemuan terakhir kita. Setelah kau mengajakku keliling kota sampai larut, ke Tangkuban Perahu, ke Kebun Teh, Puncak,  ke Mall-Mall, kau bahkan mengajakku ikut kuliah di kampusmu, kau mengajakku ke rumah temanmu, kau mengajakku nongkrong di tempat tidak jelas dan banyak lagi yang tidak mau ku ingat.

 Kau mengajakku membuat kisah di kotamu,
 kau membawaku ke dunia lain yang tidak ada di kotaku. 
seandainya aku tahu itu yang terakhir,
 aku mungkin akan sangat menikmati setiap detiknya.

Malam itu, sehari sebelum kepulanganku, aku tahu kamu tiba-tiba berubah, kita tidak mengakhirnya tapi entah kenapa hatiku mengatakan ini akan segera berakhir. Dan terbukti, di hari kepulanganku, kamu mengantarku 2 jam lebih cepat karena kamu ada ujian pagi itu. sepanjang perjalanan kita hanya diam membisu, kamu hanya mengatakan 2 kalimat, yang pertama sewaktu aku berjalan menuju pintu keberangkatan “kamu baik-baik yah disana” dan yang terakhir setelah kamu memberikan Tasku “kabarin kalau udah sampai, maaf gak bisa nemenin nunggu aku ada ujian”. 2 kaliamat terakhir itulah yang ku dengar dari mulutmu.

Aku sampai kembali di kotaku, aku hanya mengirimimu sms “aku sudah sampai di Bali” kamu hanya membalasnya “baguslah, hati2 ke rumah” itu smsmu yang terakhir.

Kita berakhir setelah aku mengunjungimu, mungkin Tuhan sengaja mempertemukan kita setelah sekian lama kita tidak bertemu. Aku bukan menyerah dengan hubungan jarak jauh itu, tapi aku tidak akan memaksamu untuk terus bertahan dengan sesuatu yang kau sendiripun tidak yakin.

Aku ingat, kau menghubungiku kembali dan mengajakku memulai dari awal ketika kau ingin berkunjung ke kotaku, beberapa bulan lalu. Tapi maaf hatiku sudah ku berikan kepada orang lain, kisah kita sudah berakhir, permintaan maafmu pun sudah kadaluarsa, bagiku yang berlalu akan tetap menjadi  angin lalu. ketika Kau berkujung ke sinipun, kita tidak sempat bertemu padahal aku sudah berjanji akan menemumui tapi ditengah kesibukanku yang padat kesempatan itupun sudah tidak ada. Kau hanya mengirimkan aku pesan ketika kau sudah mau pulang dan mau bertemu diriku untuk teralhir kalinya dan lagi waktu untuk menemuimu itu sudah tidak ada sama sekali. kesibukanku bahkan sudah menjadi lebih penting darimu.

Bulan july tahun kemarin, aku mengunjungi kotamu untuk pertama sekaligus terkahir kalinya, kita membuat kisah yang sangat indah, dan kita membuat kesepakatan memyedihkan untuk mengakhiri semuanya, sebenarnya bukan kita tapi kamu. aku terima dan akupun melanjutkan hidupku menghadapi bulan-bulan sejanjutnya tanpa rindu-merindukan-dirindukan lagi. dan ternyata aku bisa bukan? bahkan setelah dari itu, hidupku lebih baik lagi.

-Bandung, July 2012-

Hey July tahun 2013, kita mau membuat kisah apa lagi? Ku harap kisah bahagia yah, kisah sedih sudah cukup untuk bulan-bulan sebelum bulanmu ini :)

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment