dan puisi menetas di dada seperti airmata-embun menetes di rumputan.
malam runtuh dan dia tak bersama aku.
menangkap dia. hatiku mencari, tetapi tetap dia tiada di sini.
kami, yang dulu satu, kini jatuh jadi sendiri-sendiri.
cinta sungguh ringkas, melupakannya aduh butuh waktu lama.
dan ini puisi terakhir yang kutulis untuknya. mungkin
0 comments:
Post a Comment