Suara air mengalir, tempat makan malam romatis, kemerlap-kemerlip lampu, kue ulang tahun, tawa dan canda dari mereka menghias malam ulang tahunku beberapa bulan lalu. .
“sekarang acara buka kado, ayok bukalah
kadonya” ucap salah satu sahabatku menambah
keriuhan malam itu...
Mataku tertuju
pada sebuah kado berukuran lumayan besar yang dibungkus dari kertas putih polos
“ini lukisan? Kok gede banget” tanyaku dalam hati..
Aku memulai
membuka kado satu persatu dan yang paling
berkesan adalah Spanduk dan sebuah Foto berukuran 24R. Spanduk yang dibuat oleh
sahabat-sahabatku dan Foto pemberian dari dia.
“kok ngasih foto segede gambreng gini? “ tanyaku serius
“yah biar kalau kamu udah benci sama aku, kamu
susah bakar fotonya” dia berkata dengan penuh keyakinan dan
sedikit tawa sambil melihat kearahku..
Aku hanya terdiam
dengan senyuman yang masih bertanya-tanya, tapi seketika seperti ada yang
meletup-letup didadaku, perasaan haru karena dia benar mengejutkanku dengan
pemberiannya ini.
Foto yang berukuran
24R dengan modelnya aku sendiri, latar pantai yang begitu biru, sepi, sunyi dan
yang menjadi fotographernya adalah
dia pula, dari beberapa bulan lalu terpampang jelas di kamarku. Karena kamarku
tidak terlalu besar, jadi hal pertama yang akan menarik perhatian orang-orang
ketika masuk ke kamarku adalah foto
berlatar pantai itu.
Sebulan lalu,
sewaktu aku masuk ke kamar, posisi foto itu miring dan hampir terjatuh. Aku
tertegun melihatnya, “ah sudah berdebu,
maaf yah jarang memperhatikanmu”
keluhku, setelah itu aku melap debu yang menempel dengan tebal sudah hampir 2
cm kemudian menaruhnya lagi didinding kamarku.
Dan benar kata
dia sewaktu memberikan foto itu, aku tidak bisa membakar, membuang,
menyingkirkannya, karena terlalu mengambil tempat jika dibuang, mengundang
perhatian jika harus dibakar, sayang jika harus disingkirkan begitu saja, jadi
lebih baik memenuhi kamarku, setidaknya begitulah caraku membangkitkan ingatan
agar tetap mengingatnya terlebih menjadi pengobat rindu sewaktu merindukannya.
Lagian, bukankah “pemberian dari
seseorang harus dijaga sebaik mungkin?”
Ketika sedang berbaring dengan penuh kelelahan di
kasur aku berfikir “nanti jika aku sudah
tidak dikamar ini, apakah foto ini akan tetap ku bawah kemanapun aku akan berpindah?
Tapi ukurannya hampir sama dengan lukisan....” pertanyaan itu sering menghinggapiku
ketika aku melihat foto itu lagi, lalu
tiba-tiba aku mengingat ucapannya “foto
itu bisa dilepas kok, digulung jangan dilipat” lantas apakah ini salah satu
isyarat untuk selalu membawanya kemana-kemana? Entalah..
#CeritaDariKamar--
Denpasar, 2013
0 comments:
Post a Comment