“kiriman abis, awal bulan masih
jauh, besok aku makan apa?” inilah ciri-ciri mahasiswa yang tidak berhemat.
Hemat
adalah memakai uang yang seperlunya dan tidak menghambur-hamburkan untuk hal
yang tidak perlu. Hemat sangat identik dengan anak perantau, anak Kos, atau
anak-anak lainya yang senansip sepenanggungan.
Untuk
kalian yang menuntut ilmu hingga ke negeri yang jauh dari rumah dan keluarga,
pasti tidak akan asing ditelinga kalian
denga kata “hemat”. Hemat itu sebuah hal
yang harus dilakukan tapi sangat susah untuk dipraktekan. Jika sudah menerima uang bulanan dari orang
tua, pasti ada saja pesan-pesan yang mereka sampaikan “hemat yahh nak, jangan boros” ., itulah petuah yang sering kita
dengar ketika menerima kiriman bulanan.
Aku
adalah orang yang sangat susah menerapkan sistem hemat dalam kehidupanku. Entah
sudah berkali-kali aku coba tapi selalu gagal. Dan aku hanya bisa pasrah kepada
Tuhan dan menerapkan sistem lain yaitu “besok
mau makan apa, biarkanlah menjadi misteri”
Dampak
dari tidak hemat ini adalah habisnya uang bulanan sebelum bulan berakhir, bahkan
pernah duit di dompetku tersisa hanya Rp. 1000, dan itu sangat mengenaskan. Mau
makan apa dengan duit segitu? Es teh aja gak akan cukup, cukupnya untuk bayar
parkir doang. Jadi jika duit di dompet
yang tersisa hanya duit bergambar pahlawan Pattimura, berdoalah semoga ada
mujizat menghampirimu.
uang
bulanan yang sebenarnya sudah lebih dari cukup menafkaiku lahir dan batin itu
selalu saja habis di waktu yang tidak seharusnya. Penyebabnya karena Aku lebih
rela membeli secangkir kopi yang harga Rp.40.000 padahal uang segitu bisa makan
2 kali. Atau aku lebih ikhlas membeli sepatu-sepatu lucu padahal sepatuku yang
lama masih layak pakai. Aku tak pernah mengerti kenapa aku boros untuk hal-hal
yang seperti ini. untunglah aku bukan wanita yang lemah di baju atau tas lucu,
hanya sepatu yang bisa membuatku begitu lemah.
Setelah
membelanjakan uang yang seharusnya bisa ku pakai untuk sesuatu yang ku perlukan
malah terpakai untuk sesuatu yang ku inginkan, barulah penyesalan
menyelimutiku. Duit habis, yah minta ke orang tua lagi? Ohhh noo aku bukan
berasal dari keluarga yang berkelimpahan yang hari ini minta hari ini pula
langsung dikirimin. Justru terkadang aku merasa malu kepada diriku sendiri,
belum bisa memberi apa-apa tapi terlalu menuntut diberikan banyak. Dan sekali
lagi, jika hal seperti ini menghampiriku aku hanya bisa berdoa kepadaNya,
supaya besok masih bisa makan.
Menjadi
hemat itu perkara kebiasaan, jika kamu sudah terbiasa hemat atau menabung, kamu
pasti sudah bisa mengatur keuanganmu sendiri, tapi jika tidak terbiasa
sangat susah untuk merubah kebiasaan itu terlebih untuk diumur yang sudah seperti ni.
Aku
selalu berusaha untuk membagi kebutuhan yang memang diperlukan dan diinginkan
karena jika selalu menuruti kemauan sendiri tanpa memikirkan susahnya orang tua
mencari uang, betapa egosinya kita ini. yah semoga dari ini, aku bisa belajar
untuk memakai uang seperlunya, tidak boros melainkan memilih dan memilah yang
mana harus dibeli.
Untuk
siapapun yang mempunyai masalah sama sepertiku, mereka yang bekerja keras
mencarikan kita uang untuk membiayai pendidikan kita, hargailah dengan sebuah
kesuksesan di masa depan karena sebenarnya mereka hanya ingin melihat kita menjadi
seperti itu.
Dan
untuk yang masih boros (termasuk aku), berusahalah untuk hemat karena hemat itu
pangkal kaya, katanya sih gitu.
0 comments:
Post a Comment