Tulisan (bukan untuk siapa-siapa)


Untuk kamu,                                                                                        

yang mungkin merasa surat ini ditujukan untukmu,
Di-
manapun kamu berada,

...Semoga sampai dengan selamat.

Hay, Apa kabar?...  Ah pertanyaan itu terlalu basi untuk sekedar basa basi untukmu.  Tidak kah semua telah berubah saat aku menulis ini? Yah setelah aku berjanji untuk menulis terakhir tentangmu di blog ini, pun sekarang aku masih menulis untukmu. Bukan, karena aku tak bisa menepati janji, tapi aku ingin kau mengerti tentang satu hal, aku tidak membencimu walaupun akutahu sekarang kau sedang memupuk benci untukku,
 
...

Manusia itu makhluk yang rumit bukan? Selalu merayakan pertemuan dan menghujat perpisahan, mendamakan ikatan kemudian mengutuk lepasan, padahal bukankah kita tahu semua yang telah diciptakan Tuhan selalu mempunyai pasangan, bukan hanya manusia, awal juga mempunyai pasangan yaitu akhir. Tapi rumitnya, kita terus menyumpahi keadaan, waktu bahkan terkadang menyalahkan Tuhan untuk setiap perpisahan yang terjadi.


Begitupun kita, iya kita (baca : masalalu) yang pernah bersentuhan kulit secara langsung, sekarang mendekat dekatpun sudah tak sudi, yang selalu menghabiskan waktu dengan bertukar kata, sekarang  betegur sapapun sudah tak ada. Yang saling menanyakan kabar, sekarang menjadi tak berkabar sama sekali.  Dahulu, kita pernah memutuskan untuk berjalan searah menembus  badai yang ada di depan kita, kemudian seketika semesta melakukan modifikasi alur : kita berjalan berlawanan arah, ah tidak ; aku yang berjalan mencari arah lain. 

Bukan waktu sebentar juga bukan waktu yang lama, saat kita bersama. dan sekarang Aku sudah punya kehidupan yang aku yakini dan ingini, lalu bagaimana dengan kamu? aku dengar, semua yang dulu mempertahankanmu perlahan meninggalkanmu?  Semoga yang ku dengar salah.  Karena jika benar, aku hanya bisa mengatakan, semua yang kau rasakan adalah hasil benih yang pernah kau tabur. Bukan, aku tidak menyumpahimu, atau senang melihatmu seperti itu.  aku hanya mengatakan apa yang aku percaya dari dulu. Bahkan dulu, aku berulang kali mengatakannya kepadamu.

Seperti apapun keadaanmu sekarang, aku percaya kamu pasti mampu melewati itu. aku tahu, masalalumu yang kemarin pun begitu kelam, lebam, gelap dan kau mampu menghadapinya, jadi kau pasti bisa. Bersemangatlah karena suatu saat kau akan menemukan lagi seseorang yang akan menerimamu secara utuh tanpa melihat kesalahan yang telah kau perbuat dimasa sekarang. 

Berjanjilah kepada dirimu sendiri, ini terakhir kali kau melakukannya. kita pernah muda dan naif tapi bukan berati kau akan terus muda lantas menganggap semuanya bisa kau lakukan dengan naifmu itu. bukan umurnya lagi bermain-bermain dengan egoisme yang kita miliki.
Lalu jika kau tanya keadaanku seperti apa? Aku baik-baik saja. Tidak usah kwatir. Sekarang aku sudah punya seseorang yang selalu mengingatkanku makan, aku punya teman berdebat, aku miliki seseorang yang menyanyangiku apa adanya. Yah,aku sudah menemukan seseorang yang sederhana dan aku sudah memulai suatu hubungan dengan  sederhana pula. Orangnya baik bahkan aku berani mengatakan dia lebih baik dari padamu.

Tapi aku tidak berani menjamin dia akan selamanya menemaniku atau hanya sementara bahkan mungkin dia juga akan menoreh luka yang lebih dalam dari yang pernah kau lakukan, karena kita tak akan pernah tahu hari esok itu seperti apa. Yang pasti aku bahagia dan bersyukur karena dilengkapi seseorang seperti dia.   

Sekarang, kita sudah mempunyai kehidupan yang berbeda, ku fikir kau akan semakin bahagia setelah aku memutuskan memutar arah dan meninggalkanmu, ternyata dugaanku salah. Selebihnya kau masih saja merasakan hal yang sama bedanya sekarang kamu sendirian berbelunggu dengan penyesalanmu. 

Untuk semua yang pernah tercipta, termasuk aku yang kau ciptakan sebagai suatu masalah untuk orang lain.  Percayalah, kamu bukan masalah dalam kehidupanku, sekalipun kamu membawaku pada sebuah masalah yang begitu pelik dan piluh. Kamu adalah pembelajaran  luar biasa di berikan Tuhan kepadaku. Kamu mengajarkan aku banyak hal, yang paling ku ingat dan ku pelajari adalah untuk tidak akan menjadi sepertimu. terima kasih untuk pelajaran berharaga itu. 

Tugasku sudah selesai, sekarang aku punya tugas lain yaitu menjaga hatiku untuk orang yang memberikan hatinya kepadaku agar tidak berakhir seperti akhir kisah ini.


..
Menemukan yang tepat tidak harus membenci yang telah pergi, karena yang telah pergi pernah kita anggap sebagai orang tepat.




*bukan, ini bukan curhatan hati, atau permintaan hati, apalagi surat cinta dari hati.
ini hanya sebuah ajakan meminum kopi di malam yang begitu syaduh,
dengan biji kopi yang tak akan pernah terseduh...

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment