Aku selalu tidak mengerti dengan
apa yang terjadi dalam hidupku, akalku tidak mampu menembus maksud Tuhan
mengizinkan semua ini terjadi. Tapi aku berusaha untuk mengerti dan
menerimanya. Tuhan selalu memberikan yang terbaik meskipun jalan untuk
mendapatkan itu sulit.
Saat aku ke Bogor, aku bertemu dengan
orang-orang hebat dan luar biasa. Aku banyak banyak berdiskusi dengan mereka,
entah itu mengenai Hukum, politik, kampus, Bali, sampai ke pasangan hidup.
Ketika banyak yang menceritakan
tentang pasangan hidup mereka. Aku hanya diam. Aku hanya terdiam mendengar semuanya.
Perjalan hidup menentukan pasangan hidup memang tidak semulus yang ada di FTV-FTV romance termasuk perjalan kisah pencarian tulang rusakku. Selalu rumit.
Tapi dengan kisah yang rumit itu aku mampu membetuk hati dan mentalku
menjadi kuat untuk menghadapi kerumitannya.
Kisah Sahabat se-perjalanan
“Nanti jika aku yang seperti ini, kembalikan
semua omonganku ini kepadaku” ucapan yang masih ku ingat yang ku lontar kan
kepada sahabatku.
Aku pernah
sangat marah mungkin lebih ke perasaan kecewa ketika aku tahu salah seorang sahabatku tidak
mengindahkan kata-kataku. Dia lebih memilih apa yang hatinya mau. Dia bahkan
menutup telinganya dari semua omonganku dan orang. Dari awal ketika aku tahu
dia lagi dekat dengan pacarnya itu yah sekarang sudah mantannya aku sudah
memberikan dia peringatan bahwa “dia
berbeda dengan kita dan jangan memulai sesuatu dengan menyakiti orang lain” hubungan mereka itu menyakiti 3 orang
sekaligus dan aku kenal ke 3 orang ini. makanya ketika kabar ini sampai di telingaku,
aku hanya diam, dan diam adalah bentuk kekewaanku. Karena masalah ini kemudian menciptakan jarak antara aku dan dia. Kami jarang
bertegur sapa. Dia tidak pernah bercerita lagi mengenai mantannya itu.
begitupun aku. Kami seperti tidak saling mengenal satu dengan yang lain. Tapi Hubungan
itu bertahan singkat tidak sampai sebulan aku mendengar mereka putus. Putusnyapun
karena dia menyadari bahwa dia terlalu terburu-buru mengambil keputusan dan
banyak lagi. Kami sempat terlibat obrolan panjang mengenai mengapa dia
memutuskan pacaran, bagaimana prosesnya, sampai alasan dia memutuskan pacarnya
itu. dia sangat menyesal. Dan bagi dia jika ada hal yang harus dirubah didalam
hidupnya, dia tidak mau berpacaran dengan mantanya itu. sepenggal kisah ini ku
tuliskan di sini untuk menjadi refensi untuk persoalam hidupku belakang ini.
Aku pernah
sangat marah ketika aku tahu dia tidak mendengar kata-kataku dan mengambil
langkah gegabah .
Aku pernah
begitu kecewa karena melihatnya bahagia diatas sakit orang lain.
Bahkan aku
yang meminta secara personal kepada salah satu temanku yang disini disakiti
karena perbuatannya.. aku melakukan ini bukan karena mencari simpati tapi aku
tahu rasanya seperti apa.
Dan sekarang, posisinya
terbalik. Dunia membalik semuanya ke arahku.
Aku
sangat tidak menyangka akan terlibat dalam hal seperti. Padahal dulu aku yang
berkoar-koar berkhotba ketika temanku
mengalami ini, yah sekali lagi ketika kita tidak merasakannya kita akan sangat
mudah berkata-kata. Seolah semuanya gampang, segampang kita mengucapkannya.
*****
Semua Berawal
dari hari itu, dengan segala kelelahan yang menyatu ditubuhku, aku terduduk di
tangga student center, aku lelah ,benar-benar lelah dan lemas karena berbagai
kegiatanku.. seseorang yang aku kenal kemudian lewat menghampiri ku, “kak mau kemana?” tanyaku dengan muka yang
datar..
“mau ke nusa dua viesta, mau
ikut?” jawabnya
sambari menuruni tangga..
Dengan
spontan “aku ikut dongg kak”, tanpa harus berfikir apa yang akan terjadi
setelah itu..
Aku memutuskan
ikut karena itu hari terakhir Nusa Dua Viesta dan aku belum sempat
menghadirinya sama sekali... dan sedikit
nekad aku memutuskan ikut dengan orang yang sama sekali tidak ku tahu seperti
apa, aku tahu orangnya tapi tidak mengenalnya begitu jauh. “yah semoga dia bisa diajak ngmong karena perjalanan jauh ini akan
sangat membosankan ketika dia orangnya pendiam” ucapku dalam hati.
Ternyata
orangnya suka ngomong dan sepanjang jalan kami ngobrol, dia orang yang bisa
mencairkan suasana, dan bisa dengan mudah mengakrabkan diri dengan seseorang
yang baru dia kenal, itu kesan pertamaku kepadanya ..
Sampai
di Nusa Dua Viesta, aku menemaninya untuk liputan walaupun acaranya hampir
selesai tapi setidaknya kami bisa melihat closing
ceremoy yang mengangumkan..
Setelah
liputan dan acaranya berakhir, dia menyerahkan 1 kupon gratis untuk makan,tapi
karena stend makanan sudah banyak
yang tutup kami hanya makan burger dan segelas Milo, waktu itu kami masih sempat
ngobrol sebelum balik ke Denpasar, membahas masalah organisasi tempat kami
bernaung..
Waktu
kami asik ngorol, salah seorang temannya datang menghampiri dan sempat bertanya
“itu siapa ? temen apa temen?” dia hanya tersenyum tanpa menjawab iya ataupun tidak..
Kurang
lebih setengah jam lebih kamipun beranjak pergi meninggalkan tempat dan kembali
ke Denpasar, tapi dia justru mengajakku lagi untuk makan, karena dia lapar dan
dapat Vee dari pekerjaannya itu..
akhirnya
kami mampir makan di KFC Jimbaran yang tidak terlalu jauh dari Nusa Dua..
setelah makan dan ngobrol kami pun pulang, waktu itu sekitar pukul 23.00 lebih
sampai aku sampai di kasurku..........
kejadian
yang tidak pernah terencana, pertemuan yang tidak pernah terfikirkan,
kebersamaan yang tidak terduga menajadi awal perjalanan dari kisah yang rumit
ini.
Petemuan
itu berlalu begitu saja. Aku kembali dalam aktivitasku, dia kembali ke dalam
hidupnya. Awalnya perasaanku biasa saja bahkan sangat biasa. Aku hanya
menganggap dia kakak seniorku yang tanpa sengaja terlibat dalam malam yang
cukup panjang.
Perlahan
semuanya tampak tidak biasa, pertemuan-pertemuan kami sering terjadi karena urusan organisasi. Ada
yang beda dalam gerak geriknya itu terlihat dari dia yang selalu menggangguku dengan
gombalan-gombalan jitunya, dia selalu melihatku untuk waktu yang lama, dia
selalu datang disampingku ketika kursi diseblahku kosong, akupun goyah dan sedikit menaruh perhatian untuk setiap sikapnya, aku
berfikir mungkin dia ke semua cewek seperti itu suka gombal dan merayu
sesukanya tapi setelah aku amati sepertinya yang selalu di gombal itu hanya aku,
yah namanya juga wanita lemah dipendengaran,
kadang-kadang aku menahan diri mendengar gombalanya itu. aku berusaha tidak
cepat menyimpulkan kalau dia memang manaruh hati kepadaku, jadi aku bersikap
biasa sampai ketika dia tiba-tiba sms “hy jack” hahahha sumvah menn aku kaget
banget waktu dia sms gitu antara percaya atau tidak, yah berfikir positif mungkin dia ada
perlu kali dengan aku.. eh setelah smsan ternyata dia nagajak jalan, ya udah
karena aku suka jalan –jalan aku terima aja ajakananya.
Waktu
itu kita ke tanah lot, rencana mau ngeliat matahari terbenam tapi ternyata
sunsetnya tidak sebagus banyangan, diawal dan akhir kami di Tanah Lot, dia
sempat berkata “jack, nanti aku ngilang
bentar yah” aku pikir dia akan ngilang beneran, ternyata dia mau Shalat,
waktu itu dia masih canggung dalam banyak hal terhadapku. Itu pertama kalinya aku menungguinya untuk Shalat.
Dijalan
pulang, kami terjebak macet yang parahnya mintaa maaf, kejebak dijalan yang
jaraknya cuman 500M dengan menempuh waktu kurang lebih 2 jaman, itu pengalaman
yang lumayan tidak bisa terlupakan apalagi terlalui dengan orang yang saat itu
belum aku kenal sepenuhnya, hahaha :D
Tanah
Lot dan Kemacetan adalah episode kedua dalam kisah kami, episode kedua yang
menjadikan awal perasaan kami mulai ada, semakin dipupuk dan semakin tumbuh kemudian berbuah.
Aku
ingat pertama kali kami berdua galau bereng di tempat makan “Solaria”, galau
sampai gag kerasa udah meghabiskan
berjam-jam hanya untuk berbicara masalah hati masing-masing. terlebih dia mengungkap apa yang dia rasakan, Saat mendengar itu,
perasaanku belum sebesar pada saat aku menuliskan ini, mungkin saat itu hanya
sebatas nyaman dan penasaran. Namun justru setelah dari tempat itu, keintensitas
kami bertemu justru semakin bertambah, bahkan pada saat kami lagi sibuk dengan
kegiatan masing-masing kami selalu menyempatkan diri untuk bertemu walau hanya
beberapa saat saja.
Seharusnya aku mengatakan tidak ada jalan
ketika dia meminta jalan. Seharusnya
aku mematikan benih itu bukan malah menyiramnya. Seharusnya, aku mundur atau menjauh sejauh mungkin saat dia
berjalan mendekat. Seharusnya aku
menyumbat telingaku dari perkataan-perkataan manisnya. Seharusnya aku segera pergi ketika dia datang dalam hidupku. TAPI, aku terlalu mengikuti hatiku. jadi
ketika sekarang aku merasakan sakit, itu adalah konsekuensi sakit dari
jatuhnya cinta itu sendiri..
Semakin
kesini semakin hari semuanya semakin di luar kendali, perasaanku semakin tidak
bisa terkontrol, semakin besar dan hampir mengalahkan logikaku lagi. Dan untuk
kesekian kalinya aku berperang dengan perasaanku sendiri, mencoba meyakinkan
bahwa aku tidak boleh bersama dia, karena alasan yang sangat jelas, 3 alasan
kenapa (mungkin) kami tidak bisa bersama : 1. Dia (masih) mempunyai seseorang dan
ini masalah Terbesarnya. 2. Kami tidak seiman dan ini masalah Terberatnya 3.
Kami satu organisasi dan ini masalah Lainnya.. banyakan? Bukan cuman 1 tapi 3!
Aku kemudian bermain dengan perasaan dan logikaku, otak yang selalu membujuk
hati ini agar bisa menerima semuanya, tapi Hatiku ini tidak bisa diperintah,
dia akan melalukan apa yang dia rasakan. Dan hatiku selalu menang.
Perbedaan.
Kami berbeda. Perbedaan
itu indah tapi susah untuk menyatukannya. Walaupun kami sejalan tapi jika
tujuan kami berbeda, bukan kah itu sia-sia?
Jika
ditanya mengenai cinta beda agama jelas aku orang yang sudah punya segudang
pembenaran akan itu. karena Aku hidup dalam perbedaan. Dibesarkan untuk
menerima perbedaan. Papa dan mamaku bertemu dan menjalin kasih juga dalam
keadaan berbeda. Dengan cinta dan kasih dari papaku akhirnya mamaku
mengiklaskan mengikuti jalan papaku. tapi
Aku tak mau punya suami seperti sosok
papaku karena dia tidak bertanggung jawab. Dia meninggalkan mamaku begitu saja
disaat mamaku sudah berkorban segalanya termasuk kenyakinannya hanya untuk
lelaki sepertinya. Tapi sangat aku bangga mempunyai mama sepertinya, dia hebat
bahkan sangat luar biasa. Dia melanjutkan perjalananya seorang diri, perjalanan
yang asing baginya tanpa bantuan dan tuntunan dari seseorang yang menariknya ke
jalan itu. dia terus berjalan sampai akhir. Dan dia berhasil.
Ini
berhimbas padaku, aku kembli dibesarkan dalam keluarga yang setiap tahun tidak
merayakan Natal tapi merayakan Idul Fitri. Dari SD-SMA rumahku menjadi salah
satu tujuan open house ketika lebaran
tiba. Semua temanku tahu dan mereka mengerti. Aku dari kecil sangat jarang
makan makanan yang tidak dibolehkan berada dalam rumahku. Padahal itu enak.
Hahaha
Waktu
aku kecil, ibu dari mamaku alias nenekku sering mengajakku ke rumah ibadahnya,
sampai aku SMP itu sering kami lakukan.
Tapi bukan berarti aku kehilangan identitasku. Aku tetap berada pada jalanku. Jalan
yang ku tempuh seorang diri pula. Mamaku dengan kemampuan yang seadaanya
tentang jalan itu tidak mampu mengajarkanku secara tegas tentang jalan itu. aku
seorang diri mencari jati diriku. Walaupun aku mempunyai seorang kakak, tapi
umur kami berbeda jauh dan kami tidak tinggal bersama untuk waktu yang lama.
Dia ditempat orang tua papaku dan aku tinggal bersama mamaku ditempat orang tua
mamaku.
Aku iri
bahkan sangat iri kepada teman-temanku yang menghias pohon natal dan merayakannya
bersama keluarganya, ke rumah ibadah bersama keluarganya, diajarkan untuk
begini begitu dalam menghadapi hidup. Sedangkan aku? aku seorang sendiri,
merangkak, belajar berdiri, berjalan, berlari, mempertebal, membuat lapisan
kekuatan dan memupuk Imanku. Dan Puji
Tuhan, justru karena itu membentukku
menjadi bukan seorang manusia yang hanya beragama tapi manusia berTuhan.
Hidup terus
berlanjut, dan aku masih bergelut dan hidup dalam perbedaan. Takdir membawaku
ke Bali untuk menuntut ilmu. Pulau Dewata, Pulau seriu Pura dan Pulau Surga
liburan. Di tempat itu aku tinggal dengan keluarga, dia pamanku yang juga berbeda dengan aku, kemudian
hidup di lingkungan yang juga berbeda dengan aku. Lingkungan yang menarik dan
sangat unik untuk dipelajari. Aku sering bertanya pada mereka “kenapa begini,
kenapa begitu?” karena bagiku hidup ini terlalu penuh dengan hal yang tidak ku
ketahui.
Dan aku
mencintai orang yang berbeda pula. Aku jatuh cinta pada orang yang salah
kurang tepat itu dua kali dengan awalan huruf yang sama. Dia yang mampu membuatkau tergila-gila pada
pandangan pertama, membawaku pada dunia-dunia yang luar biasa kemudian seketika
menghempakanku begitu saja. Kemudian aku bertemu lagi dengan seseorang yang
kembali membuatku jatuh cinta tapi sayang dia membawaku pada jalan yang penuh dengan
cobaan, penuh dengan hal-hal yang tidak mudah, penuh dengan ksiah memilukan. Dia
juga berbeda bahkan sangat taat. Tapi Puji Tuhan dia juga bisa menerima
perbedaan yang ada pada diriku. Terlihat dari dia sering mengingatkan ku untuk
ke gereja, berdoa, dan saat teduh padahal dia sendiri tidak memahami esensi saat teduh itu seperti apa.
Aku tahu
bahkan sangat tahu jika perbedaan dalam satu atap itu tidaklah mudah. Aku tahu bahkan sangat tahu
perbedaan dalam suatu hubungan tidaklah gampang. Bagaimana kau bertumbuh jika pasanganmu
tidak bisa menemanimu bertumbuh? Cara apa yang kau pakai untuk merobohkan
tembok yang kokoh menghalangi kalain itu ? kalian itu berbeda ideologi jelas
tidak akan bsa disatukan! Yang sama saja belum tentu berhasil apalagi yang
berbeda? Ahh terlalu banyak pertanyaan untuk hal ini. aku tidak mampu
menjawabnya jika kalian selalu bertanya tentang hal itu.
Lalu jika aku
melemparkan perntayaan juga seperti
ini...
Jika Tuhan sudah
menjadikanmu berbeda keyakinan denganku, apakah Tuhan juga akan menjadikanmu
bukan milikku? Jika agama mengajarkan kebaikan, lalu mengapa agama mengharuskan
perpisahan? Sedangkan pada dirimu ku lihat kebaikan? Jika harus bersama dia
yang sama keyakinan tanpa cinta dan kasih sayang, apakah itu bentuk kebaikan
ajaran agama? Tuhan kami sama-sama satu, kami hanya berbeda perantara. Bukankah
Tuhan penuh cinta dan kasih sayang?
Kenapa kami dipisahkan karena perbedaan agama? .... Apa kalian bisa menjawabnya? Tidak
jugakan ? karena ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
banyak sekali
pertentangan akan masalah “perbedaan” ini. dan sangat sering aku terlibat dalam obrolan serius maupun tidak serius dengan topik ini.
aku tahu memang alangkah indahnya jika kita berjalan seiring dengan tujuannya yang sama. dan jika kita berjalan dengan orang yang kita sayangi tapi berbeda tujuan itu tidak indah yah? kenapa? ah sudahlah.
................... Aku hanya bisa Berdoa saja semoga pasangan hidupku kelak orang yang bisa menemaniku berjalan dengan kualitas perjalanan yang baik untuk tujuan yang sama dan mulia. Amin.
aku tahu memang alangkah indahnya jika kita berjalan seiring dengan tujuannya yang sama. dan jika kita berjalan dengan orang yang kita sayangi tapi berbeda tujuan itu tidak indah yah? kenapa? ah sudahlah.
................... Aku hanya bisa Berdoa saja semoga pasangan hidupku kelak orang yang bisa menemaniku berjalan dengan kualitas perjalanan yang baik untuk tujuan yang sama dan mulia. Amin.
Persimpangan.
Jangan berhenti dipersimpangan. Karena ketika
kau berhenti artinya kau belum siap untuk menentukan apakah kau akan belok ke
kiri, kenan, maju atau bahkan mundur. Jadi jika belum siap lebih baik tidak
usah melakukan perjalanan itu.
Aku pernah
dirampas. Aku sudah menggenggamnya tapi seketika aku dipaksa melepaskannya
karena dia sudah mempunyai pemilik baru. Dan aku membesarkan hatiku ketika dia
meninggalkanku dengan alasan mungkin dia lebih baik daripada aku, yah maaf aku
memang tidak bisa menjadi terbaik. Aku merelakannya kemudian pergi meninggalkan
semuanya. Butuh waktu yang cukup lama untuk menaruh hati lagi pada seseorang. Walaupun
tidak sedikit yang mencoba menawarkanku kebahagian dan bersamanya tapi
entahlah tidak ada yang bisa yang bisa menarik perhatianku lebih, kemudian
aku melanjutkan perjalananku lagi sampai
aku tiba disuatu titik, bertemu dengan dia.
Dia itu biasa
saja. bahkan ketika dia mendekatiku aku juga lagi dekat dengan seniorku. Seniorku
lebih tampan dari dia. tapi menurutku semua hal yang ku harapkan ada pada
diirnya, semua hal itu aku belum tahu apa. Ini yang menyebabkan dia bisa
menarikku masuk dalam hidupnya. Tapi untuk bersamanya itu tidaklah mudah. Aku harus
mengumpulkan tenaga dan menyiapkan hati lebih dari biasanya.
Aku dengan berani
menceritakan kepadanya sisi lain dalam hidupku yang sangat jarang ku ceritakan
pada orang yang belum terlalu ku kenal.
Aku dengan rasa
bersalah memakan kata-kata yang sering ku lontarkan kepada teman-temanku bahwa
aku tidak akan mencintai seseorang yang berbeda lagi,
Aku dengan sabar
menerima cemohan dari orang-orang yang tidak tahu cerita ini seperti apa.
Aku dengan iklas menikam hatiku berkali-kali hanya untuk
bersamanya.
Aku dengan hati
yang sudah siap menerima kenyataan bahwa
aku tidak akan pernah bersamanya.
Dan aku dengan sangat berani menungkapkan semua
itu melalui tulisan ini.
dia pernah
mengatakan “lebih baik diposisimu, daripada
diposisiku, karena pilihanmu akan menyakiti dan kau harus memilih walaupun
sebenarnya kau tidak ingin memilih” sebenarnya aku juga kasihan melihatmu seperti
ini. berada dalam persimpangan yang kau tidak pernah tahu mau kemana, sebenarnya kau tahu tapi kau terlalu berhati
perempuan, sangat perasa. Sehingga kau takut menyakiti salah satunya. Aku sudah
pernah bilang kan ”tidak semua pilihan menyenangkan
semua pihak” tapi kau tetap mempertahan keegoisanmu. Kau tetap tidak mau
menyakiti padahal dari awal kau sudah menyakiti mereka berulang-ulang kali. Kau
sadar dan tahu itu tapi kau tidak mau merubahnya. Dan kau seenak hati mendorongku
masuk dalam lingkaran ini. kau menarik dan melepaskan ku begitu saja.
Dan saat ini, kau
datang tanpa dosa memberiku janji lagi disaat aku sudah siap melepaskanmu. kau
membuatku merasa orang terjahat karena ulahmu ini, aku jahat karna ada
seseorang yang kau sakiti dulu untuk bersamaku. Aku atau kita yang jahat? Entahlah--
aku memang sakit ketika kau datang lagi
memberiku harapan tapi sakitku berkali lipat ketika aku menolak kehadiranmu itu.
Karma.
“Ingat jek, karma masih berlaku, hati-hati
saja” ucapan salah seorang sahabatku.....
Menurtuku, Karma
adalah apa yang kau tabur itu yang kau tuai. Mungkin posisiku ini menimbulkan banyak
spekulasi bahwa “dia saja bisa melakukan
itu padanya, kenapa kamu enggak” iya dia memang tega melakukan itu padanya
dan tanpa rasa bersalah mengulangnya berkali-kali kepada orang - orang yang mengasihinya.
dan peryataannya apakah aku juga akan mendapatkan itu?
Seperti yang aku
bilang dikisah sahabatku, “jangan memulai sesuatu dengan
menyakiti orang lain” karena pasti kisah yang kau mulai itu akan
berakhir dengan kisah seperti itu juga. ini terbukti kan? Lalu apakah kisah ku
akan berakhir seperti kisahmu? lantas harus berakhir seperti apa lagi?
Hatiku bahkan
pernah mati karena dia menikamnya berkali-kali, sudah sangat banyak air mata
yang ku keluarkan hanya untuk menangisi kisah memilukan ini, tidak terhitung lagi kata yang ku ucapkan
hanya untuk menjelaskan kisah ini, aku sudah tahu rasnaya hidup tanpanya, aku sudah pernah belajar
membencinya, aku sudah pernah mengusir dan menolaknya masuk kembali dalam
kehidupanku lagi, aku sudah pernah melihat dia mencintai sesorang selain aku. aku sudah pernah tersiksa ketika diserang rindu dan kenangan. aku sudah tahu rasanya dirampas itu seperti apa. Yang seperti ini akan terulang
lgi? Dan jika ini terjadi ini lagi, ini yang disebut karma ku?
Lalu kapan
waktunya dia mendapatkan karmanya? Kenapa hanya orang-orang yang dengan tulus
menyayangi yang selalu mendapat karma? Dia
sudah terlalu banyak menabur, kenapa dia belum menuainya? Kenapaaa dan
kapaaan? jadi, sebenarnya, prosedur karma
yang seperti apa? Katakan padaku!!!!
Karma
memang ada, aku percaya itu. sudah banyak orang –orang yang ada dalam hidupku
mendapatkannya. tapi belum ada yang mengatakan kepadaku cara menolak karma itu
sendiri. Semua hanya menerimanya tanpa tahu menghindarinya.
Mungkin
karma itu ada karena Tuhan itu adil, dan aku yakin ada orang-orang yang selalu
mendoakan agar ketidakbahagian menghampiriku. Begitulah kira-kira.
Tapi bagiku
hidup ini pilihan dan perjuangan. Aku akan
memperjuangankan apa yang telah aku pilih. Jika, suatu hari nanti, ketika aku mendapatkan “karma” karena telah
merampas kebahagian seseorang, aku akan membaca tulisan ini dan tertawa
sepuasnya. Rasa sakitnya juga tidak akan sebesar pertama kali aku merasakannya,
setidaknya aku sudah pernah merasakan sakitnya seperti apa. Yah jika itu
terjadi semoga aku dikuatkan menghadapi itu. semoga saja dugaanku ini salah.
Kisah cinta yang
rumit dibumbui adegan-adegan dramatis. Memilukan.
Berbeda keyakianan, dipertemukan
dalam organisasi yang sama dengan awal tidak terencana, terhenti sangat
lama di persimpangan, karena bigung mau kemana kemudian membuat luka karena saling
menyakiti dan disakiti dan akhirnya
melanjutkan perjalanan dengan tujuan berbeda tapi mempunyai mimpi yang
sama setelah banyak yang berdarah karena kisah ini. Beruntunglah kalian yang
bisa jatuh cinta dengan sederhana, memulai hubungan dengan sederhana, menjalin
hubungan dalam kesederhanaan untuk tujuan yang sederhana pula.
seperti matematika,
rumusnya memang terlihat rumit
tapi ketika kau tahu cara menyelesaikannya itu menjadi tidak rumit lagi------jf
0 comments:
Post a Comment