Malam itu hujan turun sangat
deras.. waktu sudah menunjukan pukul 23.00 dan tiba-tiba handphoneku berdering.......................
“halo?” ucapku pertama ketika menganggkat
telvon..
Terdapat
suara hening yang cukup lama, kemudian ku ulangi kata “halo”sebanyak 3 kali..
“ hy,
apa kabar ?” balasnya berucap..
Suaranya
itu membuat kaget karena aku sangat merindukan suara itu..
“ hy
juga, kabarku baik, kamu gimana?” kataku..
“kamu
masih mengenal suara aku?” balasnya..
“iya, setidaknya
aku masih mempunyai ingatan untuk mengingatnya, disini lagi hujan, bagaimana
dengan kotamu?” kataku lagi..
“aku baik,
dan di kotaku tidak hujan” balasnya lagi..
“ada
apa? Kau ingin memberitahu kabar bahagiamu?” tanyaku kepadanya..
“kenapa
kau bisa tahu segala hal?” tanyanya kembali..
“dunia
sudah canggih, banyak teman-teman yang membicarakanmu, jadi undangannya bisa
dikirim ke kotaku kan ?” tanyaku lagi ..
“tentu
saja, asal akomodasi ditanggung yang mengundang” kataku dengan tawa keci
dibbir..
“kamu
akan datang sama sapa? Kalau bersama calonmu
mending gak usah datang” balasnya..
“jadi
aku tidak diizinkan datang , jika aku datang bersamanya?” tanyaku lagi..
“iya,
kau tidak ku izinkan merusak hari bahagiaku dengan cara datang bersama calonmu”
balasnya lagi..
“kenapa
begitu? Akukan hanya datang sebagai tamu” tanyaku lagi..
“kau
akan membuyarkan konsentrasiku karena datang bersama pria lain” jawabku lagi..
“hey, itu hari bahagiamu, kenapa kau masih
berfikir seperti itu?” kataku dengan sedikit menaikan intonasiku..
“kamu
sih, tidak mau menjadi pendampingku..” balasnya
“kalau
kau meminta dengan serius malam ini, aku akan bersedia malam ini juga” ucapku
dengan nada yang menyakinkan..
dia
terdiam cukup lama sampai aku membuka percakapan kembali..
“kenapa
pendampingmu bukan dia? Kenapa orang baru yang tidak ku kenal sama sekali? Tanyaku
lagi..
“
banyak yang terjadi 5 tahun terakhir ini, ternyata aku dan dia memang bukan
jodoh, akhirnya aku bertemu dengan dia yang sekarang, dia baik sangat baik”
jawabnya..
“baguslah
kalau begitu, aku fikir kau akan menikah dengan dia yang dulu kau perjuangkan
mati-matian itu, aku ikut senang , akhirnya pencarianmu telah berakhir”
ucapku..
“aku
yang mengakhiri pencarian itu, karena yang hatiku cari tak kunjung bertemu,
aku lelah dengan pencarianku selama ini” balasnya lagi..
“kau
bahagia?” tanyaku lagi..
“mungkin”
jawabnya singkat..
“lalu
kenapa malam ini kau tiba-tiba datang disaat hari bahagiamu tinggal menghitung
hari?” tanyaku lagi..
“aku
sudah lama ingin menghubungimu, tapi takut mengganggu hidupmu lagi” jawabnya
“kenapa
keberanianmu itu baru muncul malam ini” tanyaku lagi..
“aku
sangat merindukanmu, dan aku merasa pria paling berdosa didunia ini karena
mengakui ini disaat aku mau menikahinya”jawabnya lagi..
“aku
juga merindukanmu, banyak sekali yang ingin ku ceritakan kepadamu, kenapa harus
sekarang kau mempunyai keberanian itu?” tanyaku lagi..
“entahlah,
aku lagi di taman kota dan memikirkan banyak hal, tiba-tiba aku membuka ponselku
dan memencet nomormu, ternyata nomormu masih aktif, maaf” jawabnya lagi..
“tidak
usah meminta maaf, karena tidak ada yaang aku harus maafkan” ucapkuu...
Hujan diluar
jendela semakin deras, mengembalikan ingatan-ingatan yang sudah lama sekali tak
ku ingat... sekitar 2 menit kami terdiam..
“halo,
kau masih disitu?” ucapnya yang mengangetkanku.
“aku
disini, jadi kau akan menikah di kotamu atau kotanya?” tanyaku lagi..
“di
kota kami, kami berasal dari kota yang sama” jawabnya lagi..
“ohh
benarkah? Jadi dia masih temanmu? Bagaimana bisa kalian bertemu? Jadi mantanmu
yang kemarin kenal dengan calonmu ini?” tanyaku dengan semangat..
“ceritanya
panjang, aku lagi tak ingin menceritakan perjalanan kami saat ini, lain kali
pasti ku ceritakan” balasnya..
“baiklah,
aku mengerti, ah benar dugaanku, kau yang akan pertama menikahkan?” ucapku
dengan tertawa..
“iya,
dugaanmu semuanya benar, kau memang tahu segalanya, termasuk kalau aku selalu
merindukanmu” katanya..
“5
tahun tidak cukup untuk menghapus semuanya?” tanyaku lagi..
“
seumur hidup bahkan tidak akan pernah cukup, aku menyesal karena melewatkamu”
jawabnya lagi..
“sudahlah,
semua sudah berlalu, tidak ada yang perlu disesali, kita memang bukan jodoh,
kita hanya dipertemukan untuk membuat cerita begitu indah yang menyakitkan” ucapku setengah sendu..
“ku
harap kau bisa bahagia dengan pilihanmu sekarang, aku ikut bahagia ketika mendengar kabar itu pertama kali” ucapku..
“aku
pasti bahagia karena memang aku yang memilihnya, tapiiiii......” balasnya..
dia
tiba-tiba berhenti berbicara dan kemudiansuara semacam hujan datang membasahi kotanya malam
itu juga..
“disini
hujan, ini aku lagi berteduh, kita lagi berdekatankan? Tempat kita sama-sama
hujan” lanjutnya....
“hujan
masih tahu tentang kita, kita punya banyak cerita dan dengan iklas hujan
menjadi saksinya” ucapku..
“iyaa,
kamu masih ingat ternyata, oh iya nanti jika anak pertamaku lahir, aku boleh
memberi nama dia seperti nama yang kita rencanakan dulu?” tanyanya ..
Aku tersenyum
diujung telvon, ternyata dia masih mengingat rencana kami itu..
“tentu
saja, kalau aku akan memberi anak keduaku dengan nama recanaa kita waktu itu”
balasku ..
“karena
kita tidak ditakdirkan untuk besama, bagaiaman kalau kita menjodohkan anak
kita?” ucapnya.
Aku tertawa
lepass..
“ide bagus, mungkin karena ayah dan ibu mereka
tidak ditakdirkan bersama, anak-anaknya bisa bersama dimasa mendatang”
lanjutku..
“kau
menyayangi dia?” tanyanya lagi..
“kenapa
kau bertanya seperti itu? aku bahagia, dia pria baik, dia sangat meyayangiku,
dan aku juga menyayanginya” jawabku..
“jika
aku mengajakku malam ini ...............” dia terdiam dan tidak menlanjutkan
perkataannya
“kita
sudah memilih jalan berbeda, mungkin ketika kau mengajakku melakukan itu, aku
akan memikirkannya, tapi akan banyak yang tersakiti ketika aku menyetujuinya,
dan aku rasa itu bukan pilihan terbaik, bahagiankanlah orang yang sudah
membahagiakan kita” tegasku..
“maaf,
tidak ada maksud seperti itu” balasnya..
“sekali
lagi jangan meminta maaf, yang terjadi memang harus terjadi, karena yang kita
harus lakukan hanya mampu menerimanya, aku masih sepertimu, 5 tahun tidak akan
cukup untuk menghapus semuanya, aku hanya mampu menguburnya tapi tidak mampu
menghilangkannya” ucapku..
“kenapa
kau akhirnya mengakui ini?” balasnya..
“karena
pengakuanku ini tidak akan merubah apapun lagi, ini hanya sesuatu yang ku
pendam 5 tahun ini” ucapku lagi..
“tidak
akan merubah apapun? Justru ini merubah semuanya” balasnya..
“tidak,
karena dari dulu sampai sekarang perasaanku masih tetap sama, tidak akan
merubah apapun, hanya bertambah karena sekarang
aku mempunyai dia, dia yang setidaknya mampu membuatku bahagia” ucapku lagi..
“baiklah,
aku tahu dan sekarang sudah puas, sudah tidak ada yang mengganjal di hatiku ini
lagi untuk menghadapi hari bahagiaku itu”
“iya,
bahagiamu bahagiaku juga, ngomong-ngomong mengenai pembicaraan awal kta,
kalaupun kau benar mengundangku, aku rasa aku tidak bsia datang, bukan karena apa dan mengapa tapi tanggal itu
aku ada kerjaan deadline yang tidak bisa ku tinggalkan, tapi aku selalu berdoa
untuk kebahagianmu” ucapku ..
“terimakasih
karena kau membuat keputusan yang benar, aku juga menunggu undangan secepat
mungkin darimu” balasnya..
“tentu
saja, kalau Tuhan berkenan tahun depan aku akan menyusulmu” ucapku dengan tawa
kecil dibibirku
“dikotaku
hujanya sudah reda, bagaimana dengan kotamu” tanyanya lagi..
“disini
masih gerimis, mungkin gerimis sampai besok pagi, eh iya ini udah pagi yah,
sudah pukul 2 pagi, kau tidak pulang?” jawabku lagi..
“iya
sudah sepagi ini, kalau aku pulang sekarang artinya aku tak bisa mengobrol
denganmu lagi, jadi pulangnya nanti saja” ucapnyaa..
“pulanglah,
karena ada yang dengan setia menunggumu pulang. Aku rasa obrolan kita malam ini
cukup panjang, jika dilanjutkan seharianpun tidak akan cukup, mari kita akhiri”
ucapku..
“mungkin
ini terakhir kita mengobrol panjang seperti ini” balasnyaa lagi..
“katamu
dulu, jika ingin berpisah jangan mengatakn bahwa ini terakhir karena kita tidak
akan pernah tahu jika Tuhan masih menyediakan kesempatan dikata terakhir itu”
ucapku lagi..
“aku
ingin sekali mengobrol secara langsung denganmu, menceritakan apa yang telah ku
alami selama kau tak ada dalam keseharianku lagi bukan hanya lewat telvon seperti ini, aku sangat
merindukan senyumanmu, semoga sekarang kau tidak tambah cantik agar aku tidak
menyesal pernah melewatkanmu” balasnya ..
Aku tertawaa,
dia tertwa, kami tertawa menertawakan kenangan-kenagan kami dulu..
“kalau ada kesempatan, aku akan main ke kotamu,
sekalian bertemu istrimu, oh iya sekarang aku semakin cantik, kau akan menyesal
karena dulu tidak memilihku, aku sudah putih dan langsing” ucapku ..
Seketika ada hening yang begitu panjang, ternyata telvonnya terputus..
“aku
sangat merindukanmu, bisakah kau menelvon lagi? Waktuku tidak banyak, ku mohon
menelvonlah” pintaku dalam hati..
Aku menunggu
telvonnya sampai pagi, ternyata dia tidak menelvon lagi, aku masih
menunggu telvonya setiap hari sampai hari bahagianya tiba,
aku cuman mendapat
sebuah pesan singkat darinya tengah malam sebelum hari pernikahannya..
“maaf karena pernah menganggumu lagi,
aku tidak akan mencarimu lagi, semoga kamu bahagia karena aku telah menemukan
kebahagianku”
Air mataku berlinang begitu saja setelah membacanya, rasa sakit yang
dulu ku rasakan kembali, sakit itu kembali, sakit yang 5 tahun ku paksa untuk melupakannya. Benar kata dia, obrolan kami saat itu ternyata merubah
segalanya. Aku kembali sakit karena mengetahui bahwa dia juga merasakan sakitku dan aku semakin sakit karena aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima yang terjadi.
percakapan yang akan terjadi 5 tahun lagi ..
**aabcdefghijf**
**aabcdefghijf**
0 comments:
Post a Comment