Perjalanan Menggapai Himalaya (Bagian I :Dari Mimpi Kecil menjadi Kenyataan yang besar)


Ada sebuah pertanyaan di sebuah buku yang pernah saya baca yang cukup membuat saya berfikir lama “adakah sebuah mimpi masa kecilmu yang kamu berhasil wujudkan?”

Jawabannya : sepertinya belum ada.

Yang saya ingat mimpi saya waktu saya masih SD itu ada 2 : Jadi seorang Wartawan dan pergi ke Luar negeri sebelum saya menikah. Hmm Seorang anak SD yang mimpinya cukup spesifik juga. Dan karena point pertama saya tidak bisa wujudkan, bukan karena saya tidak mampu tapi karena yah tidak saya kejar saja. Saya biarkan hidup sendiri yang membawa saya ke mana harus berlabuh. Dan ternyata memang hidup membawa saya pada pekerjaan saya sekarang yang sangat jauh dari dunia Jurnalist.

 Dan karena point 1 sudah tidak bisa diwujudkan  lantas mari kita wujudkan mimpi ke dua saja.
berjalan menggapai mimpi



-------------------------
 Dengan banyak sekali pilihan dan pertimbangan saya memilih “Nepal”. Alasannya karena saya memang suka melakukan kegiatan di alam bebas dan agak esktream karena memilih menapaki Himalaya di Bulan Desember saat Winter Season, yah salah satu alasannya karena waktu cuti panjang hanya bisa terjadi di bulan Desember saja.

Annapurna di Bulan Desember


tolong jangan fokus ke warna rambutnya ;
 loc : Khatmandu


Kenapa memilih Annapurna Basecamp ?
Awalnya Saya dan Zem memilih trek Annpurna Circuit karena dari segi jalur itu ACA lebih indah tapi lebih jauh dan tinggi dari ABC Bahkan Everst Basecamp, sedangkan harga yang ditawarkan beda tipis dengan durasi yang sama, namun karena pertimbangan cuaca akhir tahun sangat tidak bersahabat di jalur ACA maka dari pada perjalanan hanya setengah maka mari belok ke ABC saja.

Alasan lainnya karena Annpurna adalah salah satu gunung di tengah megahnya Himalaya yang sangat popular di kalangan turis, dan Annapurna Basecamp menjadi jalur treking yang paling ramai dibanding yang lain. Jadi tidak perlu takut untuk tersesat apalagi hilang.

Kapan waktu terbaik untuk ke sana?
Jangan memilih Desember seperti kami. Karena selain suhu yang super duper gila, pendakian juga jauh lebih sulit dari biasanya. Ada 2 Waktu terbaik mendaki ke Annapurna :

- Musim Semi : Maret- Mei
- Musim Gugur : September-November.

2 Musim ini adalah musim terbaik karena jalur masih hijau, langit cukup cerah untuk menikmati pengunungan, dan yang jelas udara tidak terlalu dingin. Salju hanya akan terlihat di jalur MBC-ABC saja. yaitu diketinggian 4000an MDPL.

tapi menurut saya, lebih baik memilih musim salju dari pada musim hujan di bulan Mei akhir. setidaknya musim salju pakaian tidak akan basah terkena hujan walaupun dinginnya kurang ajar emang.

Pergi sendiri atau menggunakan Travel?
Sebuah pemahaman yang dari dulu melekat dalam pikiran “kalau mau berpergian, enaknya jalan sendiri, lagian apa itu Open Trip?”hahaha dasar masa muda yang berbahaya dan penuh ego trap memang.

Seiring bertambahnya umur, dan merasa keribetan mengurus perjalanana sendiri itu adalah melelahkan. Dengan pertimbangan pertama Saya adalah ini pertama kalinya  menjejakkan kaki di barisan pegunungan paling tinggi sejauh kaki melangkah dan berkelana. Baiklah, mari kita pakai jasa Travel saja.  Memakai Travelpun sebenarnya kalau boleh jujur, masih banyak sekali persiapan yang harus disiapkan secara fisik dan mental tentunya. Bukan serta merta saya tidak mengurus dan menyiapkan apa-apa.

Travel untuk trip ke Nepal sebenarnya banyak sekali bertebaran di media social, hanya yang membedakan harga dan tentu servicenya. Dan Jika memutusakan menggunakan Travel maka Saya rekomendasikan menggunakan @inframenepal selain harganya termurah dari travel lain. Mereka melakukan service dengan sangat baik. Dan satu hal yang pasti mereka menyewakan perlengkapan yang memang khusus untuk pendakian di gunung bersalju. Ini testimoni jujur dari Saya, Karena saya tidak punya ekspektasi apa-apa, ternyata servicenya masih terdepan. Walaupun ada drama pulang naik Helicopter di akhir-akhirnya hahaha oh tenang saja, saya masih pulang menggunakan kaki sendiri, karena gak punya duit naik helicopter hahahaa

Bagaimana bisa ke sana?
Akses Ke Annapurna sebenarnya tidak terlalu sulit. Karena sudah populer jadi tidak perlu takut akan tersesat atau ditipu. Jika punya waktu panjang bisa mengambil jalur  Nayapul lewat Siwai, lalu turun dengan rute yang persis sama. Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh rute ini normalnya enam hari.

Nah salah satu keunggulan rute ABC adalah durasinya bisa seenak dan semaumu saja, atur semampumu karena banyak juga yang menyelesaikannya dalam lima hari saja, tapi itu sangat tidak dianjurkan untuk pendaki pemula. Tapi soal durasi waktu ini sebenarnya tak ada batasan maksimal, jadi kalau mau santai bisa saja dilakukan dalam 10 hari, berjalan pelan sambil merenungkan hidup ditambah pemadangan yang syaduh rasanya Annapurna adalah tempat yang pas hahaa

Apa saja yang diperlukan?
Uang dan Cuti yang Panjang hahaha

Tapi serius. 2 kompenen ini adalah 2 hal yang sangat penting. Setelah 2 ini sudah ada di tangan. Baru kita mulai dengan persiapan “gear” selama pendakian, karena pendakian ini bukan pendakian di Indonesia yang struktur Gunungnya tanah dan hutan yang rapat, jadi persiapan memang jauh berbeda dengan pendakian di Indonesia.

Bagaimana dengan gear selama pendakian?
Karena jika menulis detail gear yang dibutuhkan akan sangat panjang, di sini saya mencantum Link youtube dari sumber lain saja yah, ini juga menjadi refensi saya saat mendaki kemarin  "ACT Winter Layering System"

Berapa rupiah yang digunakan ketika ke sana?
Harga yang ditawarkan @inframenepal ke Kami saat itu sekitar @500 USD, belum include makan selama pendakian, dan tentu tiket pesawat PP Jkt-Kthm.  tapi ada juga peserta lain yang mendapatkan harga lebih murah karena sudah jauh-jauh hari memesannya. Tapi tenang saja, mereka sering melakukan promo di akun Instagramnya jadi kalau kamu beruntung bisa mendapatkan harga yang jauh lebih murah.

Tips :  Rajin-rajin cek harga tiket pesawat yang promo, biasanya tiket normal jkt-kthm itu sekitar 2-3jutaan saja, dan rajin cek akun IG @inframenepal mereka sering buat promo juga.

Berapa hari Cuti yang diperlukan?
Kurang lebih 10 Hari.
Total pendakian 6 hari 5 malam
Sisanya 2 malam di Pokhara
Dan 2 malam di Khatmandu.

Perlukah latihan fisik ekstra sebelum pendakian?
Jujur saya tidak melakukan latihan fisik seperti orang-orang lakukan. Iya, kalian tidak salah baca.

H-1 bulan Saya hanya jogging ringan di jogging track dekat kantor atau jika ada waktu senggang saya ke GBK, dan itupun bolong-bolong pula. Jika total mungkin hanya 2x seminggu melakukan jogging alias lari-lari lucu yang tidak terlalu menguras tenaga.

Kenapa hanya itu? Yah karena saya merasa yakin saya bisa melakukannya. Wow terdengar mind over body yah? hehehee. salah satu faktor mungkin karena saya keseringan bermain di alam jadi tau batas tubuh saya sendiri yah karena  kita memang selalu tau kemampuan dan keterbatasan tubuh kita sendiri, kan? Dan saat itu saya merasa mampu. Tapi jika kalian sadar bahwa persiapan fisik itu sangat penting, monggo karena kemampuan fisik orang memang berbeda. dari pada merepotkan orang lain, toh?

Yang saya takutkan hanya kebiasaan ngopi saya. Yah untuk pendakian kali ini, tidak dianjurkan mengkonsumsi kafein terlalu banyak. Bahkan kalau bisa dikurangin hingga tidak sama sekali.

Dan yah, saya berhenti minum kopi h-1 minggu sebelum keberangkatan ke Nepal. Dan selama pendakian juga saya tidak meminum kopi sama sekali. Apakah berpengaruh? Hmm saya tidak tau, yang saya rasa nafas hanya jauh lebih ringan saja, dan tentu saja masih tetap merasakan lelah tak berkesudahan hahaha Oh satu lagi, saya juga mengkonsumsi Vitamin, sebelum dan selama pendakian.

Apakah ada tips persiapan  khusus selama pendakian berlangsung?
Sebenarnya tidak ada tips khusus. Karena intinya mendaki yah jalan terus, kalau capek yah berhenti. Cuman memang jalur di sini itu hampir 70% tangga, jadi bagi yang tidak kuat naik turun tangga harus punya persiapan lebih banyak. Dan karena ini gunung yang bersalju jadi harus punya jaket dan sepatu  yang memang diciptakan untuk suhu minus. Harus makan makanan yang bergizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh, tapi tenang saja, di Tee house semua tersedia. Asal tidak gampang bosan dengan makanan yang itu-itu saja yah.

------------------
Awal September 2019
Tidak bisa dipungkuri yang awalnya mengajak ke Nepal adalah Zem. Yah memang sebelum-sebelumnya saya sudah sempat meniatkan ke sana, tapi saya seperti kurang percaya diri itu bisa terwujud, yah bagi yang mengenal saya, tau bahwa saya itu orang yang terlalu negative thinking terhadap sesuatu hehe, jadi karena Zem meniatkan jadilah diriku ikut semangat untuk merealisasikannya.

setelah membayar DP 50%, barulah saya mulai mempersiapkan segalanya.

Pertengahan November 2019,
Zem sempat mengurungkan niat untuk tetap maju, faktor utama yaitu harga tiket pesawat yang tiba-tiba naik drastis.  Tapi karena saya anaknya keras kepala dan nekat, saya tetap memilih maju, untungnya setelah merayu Zem berkali-kali akhirnya tetap memutuskan berangkat, dengan perjanjian tahun 2020 tidak ada trip jauh :”)

24 Desember 2019,
H-2 sebelum keberangkatan, badan saya mendadak demam, dan radang ternggorokan yang sangat membuat tidak nyaman. Ditambah tuntutan pekerjaan akhir tahun sebelum cuti panjang membuat tubuh saya ngambek minta istirahat. Sudah dekat waktu keberangkatan, malah sakit. Perjalanan jauh dan suhu yang akan membuat tubuh sedikit shock, tapi saya sekali lagi tau bahwa tubuh saya masih mampu melewatinya. Bukan hanya saya yang mendadak sakit, Zem juga sakit. hanya saja pemulihan dia lebih cepat dari pada saya.

25 Desember 2019,
Merayakan Natal dengan badan yang masih lemas dan demam, akhirnya saya memilih gereja sore saja karena setengah harinya dipakai untuk istirahat total. Dan Puji Tuhan badan saya sedikit membaik, walaupun radang tenggorokan saya akan berubah menjadi batuk-batuk yang sungguh menjadi teman selama  pendakian.

Jakarta, 26 Desember 2019.
Memulai perjalanan dari Jakarta ke Khatmandu dan transit sekitar 2 jam di Kuala lumpur. Untuk pertama kalinya ke Luar Negeri dengan tujuan yang tidak banyak digemari oleh orang-orang adalah keputusan terbesar ke dua tahun 2019 yang saya ambil, tentu yang pertama masih resign dari kantor lama. 😊

Khatmandu, 26 Desember 2019
Kelap-kelip lampu terlihat dari balik jendela pesawat, Kota Khatmandu yang tidak semegah Jakarta ada di depan mata. Tapi Kota ini yang menjadi pintu gerbang kemegahan Himalaya ini  sesaat membawa pikiran berkeliaran pada suatu masa di mana saya pernah bermimpi, akan menginjakkan kaki di sebuah Negara lain sebelum saya menikah, terserah Negara appaun itu, dan ternyata Tuhan memilihkan Negara Nepal, Negara Kecil yang terlalu magis untuk saya.  “akhirnya sampai juga kita je” suara zem yang membangunkan saya pada lamunan yang cukup dalam.
tiba di khatmandu

Kami sampai di Khatmandu tepat pukul 22.00. Malam itu udara dingin menusuk sangat kuat ketika pertama kalinya pintu pesawat dibuka. Setelah mengecek layar handphone suhu saat kami tiba di Kathamandu adalah 7 Derajat. Sungguh peruabahan suhu yang sangat drastis untuk warga negara tropis. 

Setelah turun dari Pesawat, kami menuju ke Hotel yang telah disiapkan oleh @inframenepal, letaknya di Thamel. Surga belanja alat-alat outdoor. Sayangnya karena kami tiba malam hari, jadi tidak bisa berkeliling terlebih dahulu. Malam itu diakhiri dengan mandi air panas yang setelah mandi malah tubuh tambah dingin.  

Sebelum naik ke tempat tidur, terlihat Laras sudah tertidur pulas di sebelah, lantas saya berjalan ke jendela untuk melihat sekitar dan dari jendela kamar hotel terlihat masih ada beberapa orang yang berlalu Lalang memakai jaket berlapis, dengan posisi tangan masuk ke saku jaket mereka bercakap-cakap dengan Bahasa yang asing di telinga.  “selamat datang di belahan dunia lain, Jacklyn” ucapku pada diri sendiri.

Tips :
Ambil penerbangan subuh atau pagi, supaya sampai di Khatmandu masih siang. Lumayan bisa berkeliling mencari perlengkapan yang masih kurang di Pasar Thamel. Dijamin harga alat-alat outdoor di Thamel jauh lebih terjangkau dari di Jakarta

Highlights :
1.   1. Berkunjung ke Nepal itu sangat mudah karena tidak dibutuhkan pengurusan Visa yang ribet. Pengurusan Visa Nepal langsung di Bandara sana karena masih menggunakan Visa On Arrival (VOA). Caranya? Jadi Sebelum keluar dari bandara, terlebih dahulu menuju counter pengurusan VOA dengan membayar sejumlah uang. Harga Visa tergantung pada berapa lama Anda akan tinggal: $30 (15 hari), $50 (30 hari), dan $100 (90 hari)

1.     2. Di Nepal mata uang yang umum digunakan adalah Napalese Rupee (NPR), tetapi hampir tidak ada money changer yang melayani jual-beli Rp-NPR, jadi sebaikanya dari Jakarta Rp-nya ditukarkan ke Dollar dulu. Kurs : 1 NPR = Rp. 120

 3. Saya tidak menggunakan Bagasi. Saya hanya membawa Carrier yang beratnya tidak lebih dari 7 KG. sebuah fakta saya bisa berpergian selama 11 hari hanya membawa tas yang beratnya hanya 7 KG saja. Wow. Ke nagara dingin pula. tapi tentu bisa, dengan cara packing yang benar tentunya. 


i'm here and i'm full of blessing















CONVERSATION

2 comments:

  1. jacklinn... jujur.. dri dlu klo liat postingan igmu yg berhsil menjelajahi beberpa puncak gunung dgn pmandangan indah di indonesia sya slalu terkesima.sy slalu memiliki keinginan bisaa mendaki gungung2 ituu jugaa...

    dan satu cita2ku yg sngat ingin diwujudkan adlh bisa melihat himalaya secara langsung dann saat mlihat postingan ig mu ttg nepal dan himalayanya bukan kagum lagi tapi sy takjub kmu bisa membuat sy smakin yakin bisa ke himalaya..

    trima ksh atas sharenya ttg inframenepal.

    so, sy berhrap dirimu bisa mlnjutkan berbagai cita2 yg msih ingin diwujudkan yah...

    Kmu menginspirasi ����

    ReplyDelete
    Replies
    1. argaaaa, terima kasih untuk kata-katanya.

      perjalanan adalah bagaian dari diri sendiri, tapi lebih menyenangkan lagi jika kita membagikan ke yang lain, karena itu diriku selalu menulis dan membaginya dalam bentuk foto2 di IG.

      semoga tahun ini juga dirimu bisa menggapai Himalaya yah. kalau ada yang mau ditanyakan masalah pendakian ke sana, feel free for discus :)


      Delete