Menunggu dengan anggun disalah
satu kedai kopi yang cukup elit, kesini ini itu bukan karena pengen minum kopi
tapi karena menemani fani buat tugas sekalian nyari wi-fi gratis, maklum fakir
wifi....
Hari
ini aku akan menceritakan 2 kabar baik dan 1 kabar buruk tentang diriku beberapa
hari ini..
Kabar baik yang pertama, aku kencan lagi...
Dia
pria. Dia sudah menyukaiku semenjak semester 1, katanya seperti itu entah hanya bualan
atau memang kenyataan. Beberapa hari kemarin dia mengajakku kencan, aku tidak
tahu apa yang memberinya keberanian untuk mengajakku lagi. Setelah kemarin
sempat ku tolak bekali-kali ajakannya itu.
Dia
mengajakku melihat sunrise disalah satu pantai yang memang terkenal dengan
keindahan sunrisenya. Sekitar pukul 17.00 dia sudah ada di depan rumah dengan
gaya yang sangat rapi dan tatapan penuh arti.
Kami
akhirnya menghabiskan obrolan panjang dari membahas tentang aku hingga membahas
tentang dia sendiri. Aku sempat bertanya kenapa dia mau mendekatiku lagi,
setelah sempat semangatnya ku patahkan berkali-kali. Dia hanya menjawab, “aku
tahu kamu sekarang lagi sendiri jadi aku
masih punya peluang" . Aku hanya tertawa mendengar ucapannya itu.
Kami
duduk dipinggir pantai ditemani segelas Beer
dan Cocacola sambari menikmati
indahnya senja yang siap-siap akan berubah menjadi malam yang hitam tanpa ada
bulan. Hari itu memang lagi bulan mati, jika di Bali bulan mati itu disebut “Tilem”.
Aku
beberapa kali mendapatinya melihat ke arahku, dan langsung mengalihakan
pandangannya ketika mata kami bertemu. setelah menghabiskan malam berdua, Kami
akhirnya pulang, tapi ditengah jalan dia membelokan kendaraannya ke arah sebuah
rumah makan yang tidak pernah ku kunjungi.
Dia
kelaparan. Entah saat itu dia benar-benar sedang kelaparan atau hanya mau
berlama-lama denganku. Tempat makan itu sangat romantis, tenang dan tidak
ramai. Dia memilih duduk disudut dari tempat itu. saat makan kami lebih banyak
diam, sangat berbeda sewaktu kami di pantai tadi. Suasanan hening kemudian pecah
karena dia tiba-tiba menjatuhkan sendoknya. Aku terkejut, kemudian dia menjadi
salah tingkah.
Setelah
makan kami memutuskan untuk segera pulang karena memang malam sudah larut. sepanjang
jalan pulang dia hanya meminta maaf karena ulah konyolnya itu. aku terseyum
kecil dan mulai meledeknya jika tadi dia itu grogi karena punya kesempatan dinner romantis bersamaku. Dia mengakuinya, dan
lagi aku hanya tersenyum mendengar pengakuannya itu.
Sampai
di depan rumahku, dia masih menahanku, seperti ada yang mau dia bicarakan tapi
tertahan. Aku akhirnya memancing dengan bertanya “ada yang perlu kamu tanyakan?” dia hanya menggelengkan kepalanya.
Aku akhirnya berjalan mundur kemudian membalik masuk ke dalam rumah, tapi dia
tiba-tiba berlari ke arahku “hey apa
boleh malam ini aku menelvonmu?” aku terseyum kembali dan membisik “boleh, dengan senang hati” diapun ikut
tersenyum. “aku mau masuk, ada lagi yang
mau kau tanyakan?” dia menggapai tangan kiriku “apa boleh besok atau besoknya lagi dan lagi
aku mengajakmu kencan lagi seperti hari ini?” aku tertawa lepas “tentu saja tapi jangan menjatuhkan sendok
lagi yah” sambil aku menepuk bahunya. Aku akhirnya masuk, ku dengar dari
dalam rumah, kendaraannya baru beranjak meninggalkan rumahku sekitaran 10 menit
setelah aku masuk.
Tengah
malam telvonku berdering, teryata benar itu darinya. Kami berbicara via telvon
sampai pukul 4 subuh, kami membicarakan apa saja. Dari yang paling serius
sampai hal bodoh. aku lupa yang menutup telvon siapa karena aku ketiduran. Yang
jelas Dia pria manis dan aku terlambat mengetahui itu.
Kabar baik yang kedua, “aku menemukan pengantimu, bahkan dia lebih baik darimu”
Setelah
sempat aku menolak kehadirannya karena lebih memilih kau dulu. Dia datang lagi.
Dia tidak menyerah mendapatkan hatiku. Entah apa yang dia pikirkan tentangku,
padahal dia tahu jika aku lagi dekat dengan seorang pria yang dia juga tahu
siapa pria itu.
Setelah usahanya untuk kedua kalinya ini, aku
kemudian menaruh hati padanya, perlahan bayang-bayang tentang sakit hati itu
terkikis. Dikikis oleh cinta yang dia selipkan
dengan tulus.
Dia
seiman denganku, dia baik dari keluarga baik-baik, dia untuk ukuranku sudah
memasuki kategori tampan. Dia memiliki mata yang indah. Dia penikmat kopi
karena itu kami sering ngopi dibanyak kedai kopi yang ada di pulau ini. dia
pendengar yang baik. Dia suka jalan-jalan. dia sangat perhatian dalam hal
apapun kepadaku dan ku jamin dia pasti setia. Lalu apa lagi yang ku cari??
Tadi sore,
dia mengajakku ke pantai pertama kali kami kencan itu. Seperti biasa kami
menikmati Sunrise, sore tadi mendung jadi sunrise tidak sebagus kemarin bahkan
langit terlihat lebih gelap. Ditengah obrolan ringan kami, Dia tiba-tiba
mengajakku menjadi pacarnya. Iyaa, dia menembakku. Aku terdiam. Aku berusaha menarik
tanganku dari genggamannya tpi dia tetap memenganku dengan erat.
Setelah aku
meluncurkan berbagai pernyataan dan pertanyaan, aku akhirnya menajwab “bisakah kau menunggu jawababnya sampai
besok?? Aku harus memikirkannya lagi” dia tidak banyak bertanya kenapa aku
menunda untuk menjawabnya. Dia hanya berkata “menunggumu 2 tahun saja aku mampu, apalagi hanya menungu sampai besok”
kemudian dia mencium keningku dan mengelus-ngelus rambutku. Aku hanya bisa
terdiam. Diam membisu dan ku rasa aku sudah tahu jawabanya.
Sedangkan
1 kabar buruknya :
Sebenanrnya
ini bukan kabar buruk untuk siapapun, bahkan ini berita berita baik untuk
beberapa orang. Ini hanya berita buruk untukku dan untuk pihak-pihak yang ingin
segera melihatku bersama orang baru lagi.
1 kabar buruknya adalah 2 kabar baik diatas
adalah kebohongan
besar.!!
Tidak ada cerita seperti itu. tidak ada kencan, tidak ada menemukan pria yang
bisa mengantikanmu. Tidak ada!!!!!
Sampai
sekarang kau belum tergantikan, aku belum bisa membuka hati kesiapapun dengan
alasan apapun. Mungkin cerita yang seperti ku ceritakan diatas akan terjadi
cepat atau lambat. Aku akan membuka hati lagi, jatuh cinta lagi, galau lagi,
pacaran lagi tapi untuk sekarang ku rasa belum waktunya. Hari itu akan tiba. Sesegera
mungkin.
Ini
kabar burukkan? Buruk karena ternyata
sakit dan luka yang kau toreh belum bisa terjamah oleh cinta yang baru. Bukan
karena cinta barunya tak ada. Ada. Tapi aku yang menutup pintu hatiku untuk cinta
baru itu. Suatu hari nanti entah kapan itu, seseorang yang sudah tepat diwaktu
yang tepat akan datang membawa kunci agar pintu itu bisa terbuka lagi.
Untuk
siapapun yang juga merasa ini berita
buruk, tenang hal ini hanya proses. Aku pasti akan mencoba memulai lagi,
bersabarlah kabar baik itu akan segeara ku bagikan disini.
aku akan menulis kabar baik yang tidak ada kabar buruknya lagi. kelak.
Untuk kau, kau senang kan ternyata kabar
buruk ini menjadi kabar baik untukmu? Kau senang karena ternyata aku belum
sepenuhnya bisa berpindah darimu. Kau senang karena ternyata kau masih menjadi
yang pertama di hatiku. Kau senang karena belum ada yang bisa menggeser
posisimu. Tapi percayalah, secepat mungkin Tuhan akan mengirimkan orang yang
tepat akan datang diwaktu yang tepat dengan tujuan yang tepat ku harap itu
bukan dirimu lagi.
...........................................
terkadang kabar baik untuk kita justru menjadi kabar buruk bagi orang lain
sering kabar buruk untuk kita menjadi kabar baik untuk mereka------
kamu masuk kategori apa?
...
ini satu kabar buruk yang benar terjadi : BBM jadi naik hari ini ┐(´_`)┌
dan satu kabar baik yang jarang terjadi : hari ini saya tidur sangat nyenyak dan sangat lama, walaupun demo kenaikan BBM dimana-mana \o/''''
kesalahan yang disengaja "sunrise itu sunset" banyak yang protess soalnya :D
ReplyDelete