bali dan per-pisah-an pak pres !


Sahabat seperjuangan, saya mohon pamit dari Bali hingga waktu yang ditentukan. Trmkasih atas kisah prjuangan kt slama ini. maaf untk yg krng brkenan dri saya. Elbin Purba- ini sms yang mengagetkanku, seorang kakak, teman, panutan dan inspirasi bagi saya akhirnya tiba dimasa ini--

Bali, terimakasih mempertemukan saya dengan orang-orang hebat dan berada dalam lingkungan luar biasa. Satu persatu mereka pergi meninggalkan Bali, kembali ke tempat asal mereka berada. Pertemuan memang selalu berteman dengan perpisahan, mungkin semua orang yang ku temui sekarang suatu hari nanti itu entah kapan itu, mereka semua akan pergi juga atau mungkin aku yang akan meninggalkan mereka.. 

Bali selau punya cara membuat orang-orang yang datang menemuinya ingin datang lagi kesini, Bali itu indah,  bagi yang belum pernah kesini, percayalah omonganku itu. dengan segala keramahan pulau ini aku menjadi sangat betah berlama-lama ditempat ini, terlebih ketika aku berada di luar kota yang bukan kotaku, sungguh aku sangat merindukan Bali dan ingin sesegera mungkin kembali ke Bali. 

Hari ini Bang Elbin setelah sekian lama berada di Bali, menyatu dengan Bali, berbaur dengan segala hal dengan Bali, harus dengan berat hati kembali ke tempat yang selalu merindukan kepulangannya.

Kami, mahasiswa perantaun hampir semuanya tidak ingin menetap di sini karena semua mengharuskan kita kembali ke tempat asal atau pergi mengejar mimpi ke tempat lain. Padahal banyak sekali yang ingin menetap disini, entah apa yang menyebabkan Bali bukan menjadi tujuan akhir dari perjalanan seorang mahasiswa/i rantauan yang kuliah disini, atau mungkin benar yang sebagian orang lain katakan “Bali itu surga liburan bukan untuk tujuan tempat tinggal”.

Ini sebuah catatan perpisahan yang ditulis olehnya :

Sahabat, waktu telah mengantarkan kita pada satu titik pemahaman
bahwa di dunia ini tak ada yg abadi.
Kini saatnya kita harus berjalan sendiri
Melangkah mengikuti takdir yang telah tergariskan
Dalam ruang dan waktu yang berbeda
Ketika kebersamaan menjadi langka
Ketika canda tawa begitu berharga

Sahabat, semoga waktu tak membuat kita lupa
Bahwa kita pernah ada
Pernah punya cerita, pernah bersama dalam kesulitan, perjuangan
Sampai bertemu kembali semua sahabat yang ada di bali, saya mohon pamit meninggalkan bali. Trimakasih buat kisah yg pernah tercipta antara kita. Salam

Semua orang akan tiba di tahap itu, cepat atau lambat. Dan jika hari itu tiba, apakah aku akan kuat meninggalkan segala sesuatu yang ada di tempat ini? meninggalkan segala kenangan dan cerita yang telah terukir, meninggalkan orang-orang yang akan selalu ku rindukan di tempat ini, meninggalkan tempat yang semua orang ingin ke sini? Meninggalkan kalian dan kamu?

Aku memang sedah merencanakan bahwa setelah wisuda tidak ingin menetap di sini, bukan karena Bali tidak menerimaku, tapi aku ingin pergi mengejar mimpiku yang tidak ada di tempat ini, mimpi yang tidak gampang, mimpi besar, dan aku butuh tempat bukan Bali untuk menggapai itu. 

Aku juga pernah merasakan meninggalkan tempat yang sudah menyatu dengan aku, tempat asalku, sungguh itu tidak enak karena kita akan masuk ke tempat yang asing meninggalkan segala yang pernah kita miliki. Tapi untuk tahap ini, mungkin rasanya sudah berbeda karena kita sudah tahu pahit manisnya hidup seorang diri, kebersamaan diwaktu suka dan duka, ketimbang dulu yang apa-apa masih mengandalakan orang tua. Dan ketika kita meninggalkan itu beratnya jauh lebih berat dari perpisahan dahulu.

Mungkin terlalu dini membahas ini, tapi aku orang yang sangat tidak suka dengan hal yang bernama “perpisahan” jadi ketika aku melihat lagi orang-orang sekitarku sampai ditahap berpisah aku jadi enggan membayangkan jika aku berada diposisi itu. aku jadi galau sendiri melihat orang-orang sekitarnya memberi kata-kata perpisahan, aku jadi gelisah melihat setiap salaman, pelukan, pesan dan kesan kepada mereka yang ingin pergi seperti tak akan bertemu lagi. Lantas, ketika aku sampaii di tahap itu apa yang aku harus lakukan? Mungkin seperti yang Bang Elbin lakukan sekarang ini. menerima dan terus berjalan kedepan ,mengejar apa yang harus dikejar, berjalan dijalan yang telah kita pilih tanpa harus takut berpisah lagi.

Perpisahan itu ada karena kita pernah berjumpa. Kalau tidak mau berpisah jangan pernah melakukan pertemuan. Semenyakitkan perpisahan akan lebih menyakitkan  perpisahan ketika dia pergi tanpa permisi atau tidak mengucapkan pamit. Hari ini juga aku mengalami perpisahan kecil. Perpisahan yang sudah ku persiapkan dari dulu. Semoga perpisahan ini tidak akan menimbulkan pertemuan dan perpsiahan lagi. 

Sampai berjumpa lagi abangku, Elbin. terima kasih sudah mau berbagi ilmu dengan ku, mengajarkan untuk peduli terhadap almamaterku, orang lain, dan diri sendiri, untuk semua diskusi-diskusi hangat dan tidak hangatmu, untuk setiap pembelajaranmu secara langsung maupun tidak langsung. untuk semua perjuanganmu.untuk semua kerjasamamu. untuk semua pemikiran-pemikiran luar biasamu. untuk semua panutanmu sebagai pemimpinku.
untuk semua hal-hal yang tidak bisa ku sebutkan.

Semoga kelak aku bisa melihat dan tahu kabarmu sudah menjadi orang yang berguna dan sukses untuk bangsa, negara, keluarga dan diri sendiri. Pengabdianmu untuk Almamater sungguh luar biasa, dan akan sangat bahagia lagi jika nanti gelar Presiden Mahasiswa mu itu berganti menjadi Presiden Republik Indonesia, hahaa ..a.m.i..n....God Bless You, pak Pres!

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment