1. tulisan sederhana, untukmu yang memintaku menulis ini...
kamu yang mengatakan selalu tak
pernah peduli dengan yang bukan urusanmu, tapi sangat peduli ketika mendengar
aku mengeluh sakit, ya mungkin bukan
cuman aku tapi siapapun yang kau dengar sakit.
seseorang pria yang sangat
jarang menanyakan aku ‘lagi ngapain?’ pertanyaan pada umumnya yang dilontarkan
seseorang, kamu justru lebih sering
menanyakan ‘sudah makan apa belum?’.
seorang yang ku panggil kakak dan sering memanikan tangan kiri dan jari telunjuknya ketika dia sedang berbicara, entah itu memang
kebiasaannya atau itu sesuatu yang dia lakukan untuk membuatnya lebih percaya
diri ketika berbicara.
.....
aku tak tahu apa yang menyebabkan kau
menyuruhku menuliskan puisi untukmu, oh atau karena kita beberapa kali membahas tentang puisi dan aku
juga pernah mengatakan bahwa aku suka puisi. Aku ingat kemarin pertama kali
kamu memintaku membuatkanmu sebait puisi, saat kamu membaca tulisanku di blog
yang dengan sengaja di post oleh kawanku di twitter,
setelah itu kamu mengatakan aku jago nulis, hahaha
aku
mengiyakan menulis puisi tentangmu padahal aku merasa bukan seorang penulis puisi, aku bukan penyair
yang punya banyak kata-kata indah, aku hanya jacklyn yang orang-orang biasa
memanggilnya ‘jek’ yang bisa kau ajak bercerita apa saja, hahha
sebelumnya maaf, aku tidak bisa menulis puisi
indah tentangmu karena kamu belum membuatku bisa menulis itu, jadi aku mohon
untuk kamu jangan sekali-kali membuatku bisa menulis tentangmu apa lagi
membuatku kecanduan tanpa henti melakukan itu karena jika itu sampai terjadi maka
kau akan semakin jatuh hati haha ;p
dan Ini hanya sebuah tulisan yang entahlah
kau mau menyebutnya apa hanya berupa kata-kata sederhana, bukan bait-bait syair
yang begitu syaduh seperti yang kau bayangkan, ku tulis terkhusus untuk kamu, seseorang
yang mempunyai wangi parfum begitu maskulin
dengan mata cokelat yang sulit aku
terawang.
(setelah membaca ini,aku mohon jangan tertawa apa lagi sampai muntah, karena resiko ditanggung pembaca, hahaha :p)
2.
Kiriman
Tuhan
ada yang berbeda saat aku melihatnya saat
itu,
saat dimana matahari sudah tidak menampakan
sinarnya,
saat dimana lampu gemerlap-gemerlip begitu
indahnya,
saat dimana syair-syair begitu merdu memenuhi
ruang itu,
saat dimana dia duduk tepat disampingku,
aku dengan perasaan yang sangat biasa,
seperti layaknya seorang teman lama yang tak sengaja bertemu,
tapi entah mengapa malam itu, Tuhan sedang
merencanakan apa,
perasaan biasaku itu berubah menjadi sesuatu
yang tidak biasa,
aku terenyuh, seperti ada yang memenuhi kepalakuu
aku terdiam, seperti ada sel-sel didalam
tubuhku bergerak kegirangan
ketika melihatmu dengan melipat tangan,
menutup mata, dan bersujud
dibawah teduhnya pemandangan surgawi,
dihadapan patung Sang Juruslamat..
malam itu, aku seperti dihadiahkan paket
kirimanan dari Tuhan,
sesuatu yang sangat jarang ku dapatkan,
paket kiriman yang hanya sesaat bisa ku
nikmati,
seperti halnya, sesaat aku menahan kedipan
mataku,
yaaa, bagiku itu kiriman tak terduga dari
Tuhan,
kiriman yang ku dapat langsung di rumahNya,
hanya sebentar, tapi masih terekam jelas dalam
pikiranku..
3. Selai dan Roti
Kita seperti selai dan roti
Berbeda rasa tapi tetap bisa disajikan untuk dinikmati,
Kamu membicarakan tentang bagaimana cara
menyembuhkan orang dari sakitnya,
Aku membicarakan tentang bagaimana cara
menyembuhkan orang dari kesalahannya,
Kamu sangat suka membahas tentang duniamu
yang ku lihat sangat cocok dengan dirimu,
Dunia yang jelas sangat berbeda dengan
duniaku,
Dunia kita bertolak belakang,
Bahkan tujuan akhir dari perjalanan panjang
kita sangat jauh dari kata sama,
Ajaibnya, walaupun dunia kita yang tak sama,
Mengapa kita selalu bisa menyambungkan
pembicaraan dari hal – hal paling konyol menjadi sebuah pembicaraan yang
sebenarnya tidak penting menjadi penting?
Aku atau kamu yang sebenarnya tidak bisa mencari topik
berbobot?
Ataukah kita dipertemukan untuk menjadi partner diskusi yang
begitu nyambung dalam berbagai hal?
kenyataanya, kita mampu seharian membicarakan
sesuatu yang tidak jelas..
Lantas, jika kita sudah sibuk dengan
teman-teman diskusi kita yang lain,
Apakah kita akan tetap bisa membicarakan
hal-hal konyol lagi?
Atau bahkan saling menyapa saja pun sudah tak bisa?
ah aku tak pernah tahu sampai dimana, titik
dari semua ini..
titik yang menjadikan kita berhenti mengumbar
kata
untuk saling menyambungkan perbedaan yang kita miliki,
titik dimana kita akan saling tahu bahwa
tenyata
memang kita dipertemukan bukan untuk membahas hal yang sangat serius,
yah jika kita tiba di titik itu, apakah kita
akan merasa kehilangan satu sama lain?
Karena seperti yang aku tahu, pertemuan adalah
pintu kehilangan-kehilangan selanjutnya,
Yah mungkin aku akan kehilangan sosok yang
biasa membuatku tersenyum kecil ketika menatap layar benda kecil yang sering ku
bawa kemana-mana itu,
kehilangan seseorang yang bisa membuatku menertawakan diriku sendiri,
yah aku akan merasa kehilangan dirimu, kelak. jika semuanya sudah berubah....
lalu, bagaimana dengan dirimu,
apakah akan sama seperti aku,
merasa Kehilangan
juga?
-------------------------------------------
ditengah kota denpasar yang begitu panas,
19 oktober 2013,
0 comments:
Post a Comment