Hidup itu
tentang perpidahan. Berpindah dari dimensi waktu yang terus mengejar kita ,
berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain dan tentu saja berpindah dari
hati ke hati yang berbeda, dan kita akan berhenti untuk berpindah ketika kita
sudah menemukan tempat idaman yang aman dan nyaman untuk menjadi tujuan
terakhir kita untuk pulang dalam kondisi apapun. Yah tempat itu akan kita sebut
sebagai “Rumah”, rumah yang berbentuk bangunan ataupun rumah yang berbetuk
sandaran hati seseorang.
Berpindah
adalah perkara meninggalkan dan menempati ruang baru yang sangat asing bagimu
karena itu banyak yang tidak bisa bertahan lalu mereka terus berpindah sampai
mereka menemukan apa yang mereka cari.
Seperti
pula aku, dimensi waktu kembali membawaku kepada hal yang tak sukai yaitu
‘perpindahan’ setelah mengalami perpidahan hati, pun sekarang aku ikut
berpindah tempat tinggal. Mungkin begitulah garis yang telah Tuhan tetapkan
untukku. Berpindah, berpindah dan berpindah sampai menemukan rumah terakhir
itu..
.....
Kamu tidak sekecil julukan yang
ku berikan kepadamu.
Kamu tidak sekecil ukuranmu yang
sebenarnya.
Karena kamu
telah merekam jejakku, kamu menjadi saksi dari segala tawa yang tak terbagi,
sedih yang tak terucap dan tangis yang terbekap dalam diam.
Maaf karena
akhirnya aku memutuskan untuk
meninggalkanmu. Bukan karena kau sudah tidak memberiku kenyamanan namun ruangan
ini semakin hari semakin membuatku tak
leluasa untuk bergerak karena kesempitan mungkin karena jumlah barang yang kian
hari menambah sesuka hatinya. Yah, Atas berbagai pertimbangan dan persetujuan dari segala pihak, akupun memutuskan untuk
berpindah lagi.
Ruangan
yang terisi dengan barang-barang yang selalu menemaniku pun akan aku ku bawa
pergi. Dan bagian yang paling tidak ku sukai dalam perpidahan adalah memasukan
barang-barang ke dalam karton/dus. Alias
memasukan kenangan-kenangan ke tempat baru dan membawa mereka ke dunia yang
mereka tak tahu dimana dan seperti apa.
Itu adalah part yang paling menyedihkan karena
ruangan yang akan kau tinggalkan akan menjadi ruang kosong terisi dengan
kekosongan, yang disetiap harinya hanya akan menjadi ruang gelap dengan sesekali diberi cahaya oleh lampu yang ada di
dalamnya. Menyedikan, tapi begitulah adanya. Karena ketika kamu berpindah akan
ada yang tertinggal dari yang telah kamu tinggalkan yaitu sisa-sisa kenangan
yang akan berdebu karena lama tak mendapat sentuhan.
Tunggulah, sampai
entah kapan itu, kamu akan menemukan penghuni baru yang pasti lebih baik dari
aku. Yang akan sering mengurusmu. Tentu saja rajin menyapu dan membersikan
debu-debu yang menghigapimu. Jangan
merindukanku, karena mungkin aku tidak sesering ini menengokmu. aku sudah punya
ruangan lain yang harus aku perhatikan lebih dari padamu.
Ruangan
kecilku, Terima kasih telah melindungiku dari panasnya terik matahari,
dinginnya malam dan bekunya air hujan. Semoga kamu tetap sehat, terutama untuk atapmu
semoga dia lebih tangguh menahan bulir air hujan yang menghamipirmu selalu.
Hey,
bolehkah aku meminta satu permohonan sebelum aku meninggalkanmu dan mengangkat
semua teman-temanmu, bisakah kamu menjadi penjaga rahasia yang baik dengan
tidak menceritakan kepada siapapun
tentang hal-hal yang pernah kau lihat, rasakan, dan dengar selama aku bersamamu?
Sampai jumpa, ruang kecil yang
sekarang bukan milikku lagi.
-penghunimu
yang akan segera berpindah meninggalkanmu, bahkan (mungkin) selamanya-
0 comments:
Post a Comment