denpasar

ku tarik garis lurus antara makasar dan denpasar, jaraknya hanya 15CM di peta yang tergantung di kamarku, aku tertawa kecil "wah dekat yah" candaku di ujung telvon.


namun seketika kamu menyeretku kembali ke dunia nyata, bahwa jarak sebenarnya ribuan KM, berhari-hari jika ingin mengarunginya melalui lautan. 


aku berusaha untuk keluar dari tumpukan aksara dengan alunan suara lembutmu, memaksa imajinasi yang semakin liar berkelana dalam ingatan. 
seketika aku terhenti pada beberapa potong adengan, canda-candaan usang dari sebuah kedai kopi di awal pagi,
rentetan jalan yang sering ku lalui bersamamu dikala terik menusuk kulit dan hujan menghujam bumi, bahkan aku mengingat dengan jelas kamarku yang sudah berganti berpemilik, 

ah kenangan itu membuatku lemah tak berdaya, jarak seolah menjadi kaca pembesar, membuatnya dekat tapi  melihatnya dengan mata telanjang, jauh dan tak terjangkau. 

aku menikmati rindu di ujung malam, membuatku tenggelam dalam lamunan terdalam, 
aku meresapi setiap adengan yang semakin menyebar luas, 
membuat kegundahan muncul seketika aku kandas

jarak membuat kita menjadi tabah mengeyam waktu, menunggu temu memecah rindu,

tapi sampai kapan? 
kau hanya menjawab "suatu saat, bersabarlah, sedikit lagi" 

aku lagi-lagi hanya tertunduk,
denpasar tak akan berpindah,
semua kenangan tak akan berubah, hanya aku yang akan lenyap,
jika harus menabung rindu selamanya. 

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment