aku pasti kemBali

Ku amati lamat-lamat sayap pesawat yang siap lepas landas membelah awan dan meninggalkan Pulau yang telah menempaku menjadi seperti sekarang ini. Pikiran mulai menerawang betapa tempat yang akan segera ku tinggalkan ini menyimpan banyak sekali cerita hidup yang begitu menghidupkan.

Rasanya seperti baru putus dengan kekasih, sedih karena disiksa kenangan. Begitulah perasaanku ketika meninggalkan Bali untuk ke dua kalinya. Perasaan yang beda saat meninggalkan Bali pertama kali, ada perasaan “aku pasti kembali dalam waktu dekat”, setidaknya itu menenangkan walaupun aku tak tau kapan. Namun kini, di bandara yang sangat ramai dengan kepergian dan perpisahan perasaan itu tidak muncul, yang ada hanya rasa kehilangan yang entah datang dari mana, seolah menjadi pertanda.

Keberadaanku yang kurang lebih 10 hari di Bali ku pakai dengan baik, setiap tempat yang ku kunjungi selalu melemparku ke masa lalu, kemudian bertanya dalam hati terakhir aku ke sini sama siapa dan kapan, seolah bernostalgia dengan memori lama. Ah, seketika aku rindu dengan segalanya tentang Bali, padahal aku berpijak di tanah Pulau Dewata saat itu.

Semua kenangan menari-nari dipikiranku, bagaimana aku ditempa, bentuk, dan menjadi-aku yang sekarang, Balilah tempatnya. Di mana aku pernah menangis karena patah hati, melewati hari-hari penuh tawa karena jatuh cinta, dan menemukan sahabat yang bisa membuatku menemukan hal yang aku sukai. Ternyata terlalu banyak hal yang akan ku tinggalkan, namun hidup harus tetap berlanjut.

 Sebenarnya alasan utama aku meninggalkan bali dan kembali ke rumah, adalah karena aku sudah terlalu sering menjadi anak yang egois, jadi kali ini biarkan aku mengalah meninggalkan semua inginku, meluluhkan segala egoku demi melihat mereka bahagia.

Dan bali, jika benar kau selalu berhasil menarik orang-orang yang berjodoh denganmu, maka tariklah aku sekali lagi dengan cara yang tidak terduga seperti saat aku memilihmu di daftar tempat aku melanjutkan pendidikanku, buat aku terkejut tapi tidak dengan menyakiti orang lain. Biarkalah yang terjadi semestinya terjadi. Tapi jika tidak, tetaplah menjadi ramah walaupun aku mengunjungimu sebentar, menjadikanmu tempat singgah bukan lagi tempat berpulang, tetaplah menjadi rumah ke duaku yang akan selalu menjadi tujuan tempat yang paling ku nanti.

Terima kasih telah menjadi bagian dari cerita hidup, menjadi saksi masa-masa peralihanku menjadi seperti sekarang ini, membentuk mentalku tentang kemandirian, mewujudkan cita-citaku menjadi seorang sarjana, dan mempertemukanku dengan orang-orang hebat.

Setiap sudut kotamu, menjadi rinduku.
Aku pasti kembali, Bali.


CONVERSATION

1 comments:

  1. LuckyClub Lucky Club Lucky Club Lucky Club
    Lucky Club Lucky Club Lucky Club Lucky Club Lucky Club Lucky Club Lucky Club Lucky Club Lucky luckyclub Club Lucky Club Lucky Club Lucky Club Lucky Club Lucky Club Lucky Club Lucky Club Lucky Club Lucky

    ReplyDelete